KATAKAMI NEWS

15/07/2009

Terkait Kasus NZ, Jangan Sudutkan POLRI Karena Sudah Profesional Daripada Mbah Surip “TAK GENDONG” Ngetawain

Mbah Suriphttps://i0.wp.com/www.redwaltz.com/images_temp/AnimatedMoney-Falling.gifhttps://i0.wp.com/www.redwaltz.com/images_temp/AnimatedMoney-Falling.gif

DIMUAT JUGA DI  WWW.KATAKAMIINDONESIA.BLOGSPOT.COM

Jakarta 14/7/2009 (KATAKAMI) Memang tidak enak jadi aparat penegak hukum kalau ternyata dibalik totalitas pengabdian meereka, ada konsekuensi yang tidak logis dan sinis saat penindakan tugas kepolisian dilakukan tanpa pandang bulu. Atau dalam bahasa anak gaul jaman sekarang, “EMANG ENAK … ?”.

Belakangan, POLRI seakan dipersalahkan dan dipojokkan dalam penanganan kasus pembunuhan direktur muda Nasrudin Zulkarnaen yang tewas ditembak di bagian kepala saat dalam perjalanan di kawasan BSD.

POLRI secara institusi jadi serba salah — padahal tidak bersalah –. Kalau ada pihak yang tidak bersalah tetapi sengaja dipersalahkan — atau dipojokkan agar jangan coba-coba menangkapi tersangka lain yang memang jelas ada keterlibatannya — kita seakan diajak prihatin sekaligus tertawa geli ala Mbah Surip saat menyanyikan lagu yang kini kondang luar biasa.

Tak Gendong, Kemana-Mana. Tak Gendong, Kemana-Mana. Enak Donk. Mantep Donk !!!

https://i0.wp.com/www.tempointeraktif.com/khusus/selusur/ASPAC/files/img1.jpg

POLRI adalah aparat penegak hukum yang keberadaan mutlak dibutuhkan oleh Indonesia. Terlebih dalam kapasitas mereka sebagai aparat keamanan yang sepenuhnya harus menjaga, mempertahankan dan memastikan terpeliharanya “KAMTIBMAS” diseluruh wilayah Indonesia secara baik.

Nah, sekarang kalau dikaitkan dengan tudingan bahwa ada pergesekan yang terjadi antara POLRI dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pasca terungkapnya kasus pembunuhan direktur muda Nasrudin Zulkarnaein yang tewas dibunuh pertengahan Maret 2009 lalu, titik permasalahan bukan pada POLRI.

Dalam bahasa yang lebih disederhanakan adalah POLRI tidak bersalah.

https://i0.wp.com/search.detik.com/images/content/2009/05/07/10/kpk-luar.jpg

Justru, patut dapat diduga karena tidak mau KESALAHAN FATAL yang melembaga di tubuh KPK ditelanjangi dan diproses secara hukum maka POLRI yang kena gebuk.

Disini semua pihak harus jernih melihat permasalahan.

Bahkan yang merasa dirinya pimpinan tertinggi di negara ini, harus paham duduk persoalan dan jangan asal bicara saja kepada publik. Tidak ada perseteruan atau permusuhan dalam konteks penugasan yang dijalankan POLRI terhadap oknum pejabat KPK.

Jadi sebelum bicara kepada rakyat, hendaklah kiranya dibuka dulu UU Kepolisian yang mengatur tugas-tugas dari para Bhayangkara Negara ini.

Kalau mau jujur, sebenarnya jauh didasar hati Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan semua pejabat teras MABES POLRI — terutama Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono dan jajarannya di Polda Metro Jaya — tak akan ada yang mau mempermalukan pejabat tinggi negara dengan sengaja atau dengan tidak berkeadilan.

Polisi juga manusia, mereka punya hati, punya rasa dan punya logika.

Memang benar, Antasari Ashar semasa aktif menjadi Ketua KPK adalah mitra kerja dari Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Kedudukannya bisa dibilang sejajar.

Tapi dari segi kepangkatan, jujur saja … Antasari masih level Komisaris Besar (KOMBES) kalau dalam struktur kepangkatan di POLRI.

Ya memang !

Sebab jabatan terakhir Antasari di Kejaksaan Agung hingga terpilih menjadi Ketua KPK periode Desember 2007 adalah Pejabat ESELON DUA, ini setara dengan perwira menengah kalau di Kepolisian.

Lalu pejabat Jaksa Agung Muda (JAM), setara dengan Kepala Badan Reserse & Kriminal (Kabareskrim) POLRI. Pada level inilah dikenal istilah PEJABAT ESELON 1.

Baru, pejabat setingkat Kapolri setara dengan Jaksa Agung atau Ketua KPK. Tapi, Indonesia ini negara hukum.

Kasus Pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen

Tidak ada satupun manusia yang kebal hukum di negara hukum seperti Indonesia.

Itu sudah mutlak berlaku.

Jangankan Antasari, jika misalnya patut dapat diduga seorang Calon Pesiden — yang nota bene sedang memangku jabatan PRESIDEN juga — memang melakukan pelanggaran hukum dan terbukti melakukan kecurangan dalam Pemilu PILPRES 2009 misalnya, POLRI juga pasti akan memproses sepanjang ada indikasi yang kuat telah terjadi perbuatan melawan hukum.

Dalam penanganan kasus pembunuhan NZ, POLRI sebenarnya bisa dituduh bahwa patut dapat diduga mereka sengaja memperlambat penanganannya dan menahan semua “informasi” agar jangan bocor kepada media massa atau kepada publik secara keseluruhan.

POLRI bukannya tidak percaya diri, sungkan atau terbeban secara moral menangani kasus pembunuhan NZ, samasekali TIDAK.

Tetapi, dalam konteks penegakan hukum saat menangani kasus ini, ada prinsip kehati-hatian yang harus sangat tegas dilaksanakan agar seluruh proses penyidikan yang dilakukan POLRI jangan sampai menimbulkan guncangan yang hebat di negara ini.

Untung saja, POLRI tidak bermulut ember atau tertabiat seperti kaleng rombeng yang akan “bocor” kemana-mana mempergunjingkan semua temuan yang “DASHYAT” dibalik kasus pembunuhan NZ.

Dari mulai Tribata 1 (Kapolri) dan jajarannya, sampai ke tingkat METRO 1 (Kapolda Metro Jaya) dan jajarannya, ibarat sakit gigi semua sepanjang menangani kasus pembunuhan NZ.

Karena apa ?

Bukan karena ada oknum polisi yang terlibat tetapi patut dapat diduga dibalik kasus pembunuhan ini memang terdapat praktek-praktek pemerasan yang sangat mengejutkan siapapun juga yang ada di negara ini dan di manca negara.

Sekali lagi, untung saja polisi-polisi itu — terutama elite di pucuk pimpinan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya — tidak suka NGEMBER kemana-mana.

Waduh, kalau mereka NGEMBER maka patut dapat diduga sudah dari 2 bulan lalu KPK akan tutup dengan sendirinya karena semua jajaran pimpinan akan ditangkap dan diperiksa tanpa pandang bulu.

Disinilah semua pihak harus bersikap arif dan bijaksana. Jangan terlalu memuja dan memuji KPK dengan semangat pengkultusan individu. Seolah-olah, KPK adalah dewa penyelamat dan putera mahkota penegakan hukum yaitu pemberantasan korupsi yang sangat amat membanggakan di Indonesia.

Jangan gegabah dalam memuja atau memuji pihak manapun karena seperti kata pepatah, “TAK ADA GADING YANG TAK RETAK”.

POLRI dan jajarannya sudah secara maksimal menangani kasus pembunuhan NZ — yang melibatkan Ketua KPK non aktif Antasari Azhar –.

Apa boleh buat, walaupun Antasari Azhar adalah mitra kerja Kapolri BHD dan sejak 1,5 tahun terakhir menjadi pejabat tinggi negara, fakta di lapangan menunjukkan bukti-bukti yang sangat kuat tentang dugaan keterlibatan Antasari Azhar sebagai otak pembunuhan NZ.

POLRI yang justru bersalah dan akan berbalik jadi pihak yang terseret ke muka hukum jika mereka bertindak gegabah menyelamatkan atau mengamankan pejabat tinggi negara yang patut dapat diduga secara brutal, sadis dan tidak manusiawi melakukan pembunuhan yang bertalar belakang KORUPSI — yaitu praktek-praktek pemerasan sangat mengerikan –.

POLRI hanya sekedar menjalankan tugas mereka sebagai aparat penegak hukum.

Dan dalam proses penegakan hukum ini, POLRI tidak bermain sendirian dan bukan menjadi mata rantai yang terpisah dari lingkaran penegakan hukum yang berlaku sesuai dengan UU yang berlaku di negara ini.

Ketika berkas pemeriksaan harus dilimpahkan kepada Pihak KEJAKSAAN, semua hal harus sudah dilengkapi oleh Jajaran Kepolisian.

Baru, setelah melewati gerbong KEJAKSAAN, kasus itu bisa disidangkan. Salah kalau ada yang menilai bahwa seolah-olah terjadi peperangan, permusuhan dan pertikaian sengit yang tidak sehat antara POLRI dan KPK.

Jangan sampai ada pandangan yang keliru dan tidak proporsional dalam menilai dan mencermati kasus yang menyita perhatian publik sejak hampir 3 bulan terakhir ini. Ketika UU mengamanatkan dan menugaskan POLRI untuk melakukan tindakan tegas dan keseriusan dalam proses penegakan hukum, apakah POLRI bisa bersikap setengah-setengah ?

Tidak bisa dong !

Sadarilah satu hal ini bahwa HUKUM harus menjadi PANGLIMA di negaranya sendiri.

HUKUM tidak bisa ditempatkan di wilayah abu-abu.

Hitam harus dikatakan hitam. Putih harus dikatakan putih.

Bahkan dalam ajaran agamapun ditekankan bahwa katakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah.

Sudahlah, jangan lagi ada pemutar-balikan fakta.

Perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini sudah memojokkan POLRI — khusus dalam penanganan kasus pembunuhan NZ –.

Sederhana saja, siapa yang berbuat (salah), maka dia harus bertanggung-jawab !

Sederhana sekali kan !

Tidak usah ada pihak manapun yang patut dapat diduga sangat panik, kalut dan tampak betul kasak-kusuk melakukan berbagai gerakan dan pelemparan isu bahwa seakan-akan ada KESENGAJAAN untuk menggembosi, melemahkan dan memandulkan KPK.

Termasuk mencaci-maki Jajaran BPKP (Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan) yang dimungkinkan melakukan audit.

Lho, maaf maaf kata ya, tugas dari BPKP memang secara sah dan legal di muka hukum memeriksa … jika memang ada perintah atau permintaan yang sesuai dengan ketentuan hukum.

Lembaga atau Instansi mana di dunia ini, yang anggaran atau keuangannya tidak boleh samasekali diaudit atau diperiksa –sepanjang memang harus ada pertanggung-jawaban.

Kalau tidak ada kontrol dan pengawasan yang ketat dalam hal penggunaan anggaran, mau jadi apa negara ini kalau semua dibiarkan seenak jidatnya memakai anggaran tanpa pertanggung-jawaban ?

Jangan ada yang OVER ACTING.

Jangan ada yang sok suci.

Jangan ada yang MANIS DI BIBIR.

Sudah sejak tahun 2008 yang lalu, KATAKAMI mendapatkan informasi penting dari banyak sumber — salah seorang diantaranya adalah pengacara senior OC Kaligis — bahwa patut dapat diduga, terdapat kebocoran anggaran operasional yang sangat parah dalam anggaran operasional KPK.

Lalu, untuk bisa memastikan apakah penggunaan anggaran operasional di KPK itu sudah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang hukum yang berlaku, siapa yang secara LEGAL bisa melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung-jawaban penggunaan keuangan ?

Yang berhak memeriksa sesuai dengan kapasitasnya adalah BPK (termasuk didalam BPKP !).

Ini malah jadi ajaib semua. Tidak ada angin dan tidak ada hujan misalnya, BPKP ikut dimaki-maki dan dipersalahkan jika berani-berani memeriksa keuangan KPK.

Dimana sih letak rasionalitasnya ?

Jika memang tidak mau berurusan dengan hukum, maka janganlah ada pejabat manapun di negara ini — bahkan di seluruh dunia — yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum –.

Jika memang tidak mau dipenjara sampai 20 tahun lamanya — seperti yang terjadi pada mantan jaksa Urip Tri Gunawan yang menerima uang suap USD 660 ribu dari Artalyta Suryani — maka janganlah ada aparat penegak hukum yang melakukan KORUPSI dengan sengaja.

https://i0.wp.com/1.bp.blogspot.com/_RZBy4mRGJcQ/SUEvQQccRlI/AAAAAAAABMc/_4k0UZ1itOQ/s320/Uang_pohon1.jpg

Jangan ada pemutar-balikan fakta. Jika memang bersih, dipersilahkan saja BPKP memeriksa, asal pemeriksaan itu sesuai dengan aturan main yang berlaku.

Kenapa harus ada pihak tertentu yang patut dapat diduga sibuk melemparkan isu dan fitnah bahwa seolah-olah BPKP lancang atau mau memandulkan pihak tertentu ?

Tidak ada urusan pemandulan atau konteks konsistensi CLEAN & GOOD GOVERNANCE.

Seakan hobi sekali, menciptakan pemberitaan yang menyesatkan.

Hal yang kecil seakan diperbesar dan didramatisir. Capek melihat dan mendengarnya.

Bicara soal korupsi, yang termasuk dalam item KORUPSI itu adalah tindak pemerasan terhadap orang-orang yang sebenarnya patut dapat diduga melakukan tindak pidana korupsi.

Lalu, kalau patut dapat diduga sudah terjadi praktek-praktek pemerasan yang sangat melembaga, berjamaah dan berkelanjutan d sebuah instansi misalnya — apakah aparat penegak hukum (terutama jajaran POLRI) harus mendadak tutup mata dan tutup telinga ?

Harus pura-pura tidak tahu ?

Harus cincai-cincai saja dan jangan coba-coba memproses para pelakunya ?

Mari, kita renungkan semua ini dengan baik-baik. Tegakkanlah hukum sampai langit runtuh.

Dan percayalah, dalam setiap tarikan nafas yang ada didalam diri Jajaran KEPOLISIAN itu, samasekali tidak ada niat atau kesengajaan menjebloskan Antasari atau siapapun nanti dalam jajaran KPK yang ikut terseret dalam kasus ini.

Patut dapat diduga Antasari sendiri yang menjebloskan dirinya terjun bebas ke dalam kubangan lumpur kenistaan dengan melakukan perbuatan melawan hukum yang sadis.

Bukti-bukti material di lapangan sudah tak bisa ditutupi dan dihindari. Dan semua proses hukum itu memang harus dikembangkan. Kalau misalnya ada pejabat lain atau pihak manapun yang patut dapat diduga terlibat dalam kasus pembunuhan NZ, bukan salah POLRI jika proses penegakan hukum menggasak dan menggilas siapapun yang rakus melahap uang uang haram.

Jangan salahkan POLRI ketika hukum memang wajib untuk ditegakkan di negara ini.

Jadikanlah kasus ini sebagai pelajaran. Jangan coba-coba korupsi. Jangan coba-coba memeras. Jangan coba-coba membunuh.

Ente sudah membunuh misalnya, tetapi tidak mau dihukum. Memang ente yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya, termasuk menciptakan manusia ?

https://i0.wp.com/www.hinamagazine.com/wp-content/uploads/2009/02/metro.gif

Berikan hormat dan penghargaan kepada jajaran POLRI — yang telah merampungkan tugas mereka dalam menangani kasus pembunuhan NZ.

Moral dari jajaran POLRI, jangan sampai djatuhkan oleh pihak manapun saat kasus ini telah mereka tangani dengan sebaik-baiknya. Mereka cuma menjalankan tugas.

Termasuk Presiden SBY sekalipun, jangan asal bicara saja alias ASBUN atau ASAL BUNYI.

Tidak ada permusuhan, pertikaian dan peperangan antara POLRI dan KPK.

Jangan menyampaikan penilaian yang salah dan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat.

Opini publik bisa terbangun dengan konteks yan negatif kepada POLRI kalau mereka difitnah atau dituding membakar api permusuhan atau peperangan dibalik penanganan kasus hukum yang melibatkan Ketua KPK non aktif Antasari Azhar.

Berbulan-bulan, jajaran POLRI sudah bekerja dengan baik menangani kasus ini.

Salut dan semua rasa hormat perlu disampaikan pada POLRI sehingga alur dari seluruh proses pemeriksaan itu tidak menimbulkan guncangan yang sangat fatal kepada Indonesia, pra dan pasca Pemilu Legislatif 2009, terutama pra dan pasca Pemilu Pilpres 2009 — dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara –.

https://i0.wp.com/2.bp.blogspot.com/_fKnKYxFGpw4/SZQaDaKuzKI/AAAAAAAAAAw/gDRxAeTd8Q4/S220/corr06_logo_E.jpg

Kasus pembunuhan NZ ini memang sangat mencengangkan dan kalau dibuka secara “telanjang bulat” maka patut dapat diduga akan bisa membuat MEGAP MEGAP siapapun juga yang mengetahuinya.

Mengapa ?

Sebab, patut dapat diduga dibalik pembunuhan NZ ini terseret banyak sekali nama nama pejabat dan instansi-instansi super penting di Indonesia.

Kasus ini bukan kasus roman picisan dua sejoli menjalin cinta (SEGITIGA) misalnya.

Kasus ini bukan kasus tembak-tembakan ala film koboi.

Kasus ini … adalah kasus yang sangat KONTROVERSIAL !

Tunggu saja tanggal mainnya di persidangan. Jajaran Kejaksaan Agung saja, sudah dari jauh jauh hari menyusun “kuda-kuda” alias ancang-ancang agar dalam penanganannya tidak keluar dari rel hukum.

Jadi, sekali lagi, terimakasih POLRI — khususnya kepada anda, Irjen Wahyono, Kombes Mochamad Iriawan dan semua jajaran Polda Metro Jaya — yang sudah berusaha semaksimal mungkin menangani kasus ini dengan profesional. Jangan ada yang disembunyikan.

Buka saja secara transparan.

Lihatlah dampak dan semua manuver yang bermain untuk kepentingan penyelamatan diri.

Sekali saja KEPOLISIAN lengah atau gegabah dalam penanganannya, maka resiko yang harus di tanggung sangat amat besar. Padahal, yang berbuat kesalahan adalah pihak lain.

Ibarat permainan GOLF, bola yang dipukul harus bisa masuk ke dalam lubangnya.

https://i0.wp.com/bumnwatch.com/i09/wp-content/uploads/2009/06/rhani260609-31-272x300.jpg https://i0.wp.com/z.about.com/d/graphicssoft/1/0/s/Z/3/azk22-anigolfer-1final.gif

Bukan malah mentok ke jidat atau kepala CADDY yang ikut mendampingi rombongan pemain golf. Alamak, bisa benjol nanti kepala si CADDY kalau ketimpuk bola golf !

Proses penegakan hukum juga harus sama lihai dan piawai seperti dalam permainan GOLF.

Siap, kepada jajaran KEPOLISIAN, jangan kecil hati.

Good Job !

Ini kerja yang baik dari KEPOLISIAN untuk bisa menangani dan menyelesaikan pemeriksaan kasus serumit ini dengan prinsip kehati-hatian dan sepenuhnya berpegangan pada asas profesionalisme.

Jadi, jangan lagi POLRI dipersalahkan dan disudutkan ketika mereka justru sudah bekerja secara profesional dan proporsional menangani kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnain.

Daripada kita sama-sama malu karena ditertawakan “Mbah Surip” dengan gaya dan senyum LEBAR, sebab kita memang jadi pantas “ditertawakan” ketika larut dalam arus tak putarannya sangat bertentangan dengan kebenaran itu sendiri.

Kita akan sama-sama ditertawakan oleh “Mbah Surip Mbah Surip” lain dimanapun juga, karena tak berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu memang salah.

Mbah Surip bisa cengengesan dengan rambut gimbalnya kalau Indonesia terus sibuk sendiri mengeluarkan jargon-jargon ANTI KORUPSI tetapi penanganannya amburadul.

Mbak Surip bisa NGAKAK kalau penanganan korupsi tak sesuai dengan teori-teori merdu, seperti saat Mbah Surip sendiri menanyikan lagu :

TAK GENDONG :

Tak gendong kemana-mana
Tak gendong kemana-mana
Enak donk, mantep donk
Daripada kamu naik pesawat kedinginan
Mendingan tak gendong to
Enak to, mantep to
Ayo.. Kemana 

Tak gendong kemana-mana
Tak gendong kemana-mana
Enak tau

Where are you going?
Ok Im
Where are you going?
Ok my darling

Ha…Ha…

Tak gendong kemana-mana
Tak gendong kemana-mana
Enak donk, mantep donk
Daripada kamu naik taxi kesasar
Mendingan tak gendong to
Enak to, mantep to
Ayo.. Mau kemana

Tak gendong kemana-mana
Tak gendong kemana-mana
Enak tau

Where are you going?
Ok Im
Where are you going?
Ok my darling

Ha.. Ha…

Tak gendong kemana-mana
Enak tau
Ha.. Ha…
Ha.. Ha…
Ha.. Ha……

Capek…..

(MS)

LAMPIRAN TULISAN :

Dukungan Moral Untuk POLRI Menbongkar Kasus Pembunuhan NZ Karena Patut Dapat Diduga AA Mendapat Uang Pemerasan Rp. 550 Miliar Dari Tokoh EL

Jakarta 20/5/2009 (KATAKAMI) Tepat tanggal 20 Mei 2009, Indonesia memperingati Kebangkitan Nasional. Sejalan dengan semangat Kebangkitan Nasional itu jugalah maka rakyat Indonesia perlu lebih mempertegas dan menekankan kepada semua pihak bahwa di negara ini pemberantasan korupsi tidak akan pernah loyo, impoten, mandul atau melempem seperti kerupuk yang masuk angin.

Kalau sudah bicara soal pemberantasan korupsi maka sekarang harus jujur diakui bahwa patut dapat diduga Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non aktif AA melakukan tindak pidana korupsi pemerasan. Kalau kata orang Medan, alamak jang … ngeri kali rakusnya kalau memang patut dapat diduga untuk satu kasus pemerasan saja angka nominalnya mencapai Rp. 550 Miliar. Sadis.

Tutup mulut terhadap semua ocehan penuh halusinasi soal pemberantasan korupsi jika patut dapat diduga justru AA yang paling rakus melakukan pemberantasan korupsi disaat ia memangku jabatan sebagai Ketua KPK.

Tutup mulut terhadap semua ocehan penuh halusinasi soal pemberantasan korupsi jika patut dapat diduga justru AA yang paling rakus melakukan korupsi yaitu pemerasan disaat ia memangku jabatan sebagai Ketua KPK.

Sungguh, kami sangat berhati-hati dalam menyampaikan informasi seperti ini. Kalau sumbernya tidak sangat valid dan meragukan maka kami tidak akan pernah mau menyampaikan.

Sumber KATAKAMI di pemerintahan menginformasikan bahwa dibalik kasus terhadap pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen ini patut dapat diduga memang terkait erat dengan sebuah tindakan pemerasan kepada seorang tokoh berinisial “EL” yang pada akhirnya telah menyerahkan uang senilai Rp. 350 miliar dari total kesepakatan “uang pemerasan” senilai Rp. 550 miliar.

Tak cuma kasus ini saja yang berbau pemerasan karena patut dapat diduga seorang menteri (lelaki) berinisial B juga pernah diperas sekitar atau mendekati angka Rp. 25 miliar.

Begitu juga dengan seorang gubernur yang berinisial I yang wilayah tugasnya di hamparan Pulau Sumatera sana, bahwa patut dapat diduga kepada gubernur ini juga pernah dilakukan pemerasan.

http://nurudinhanif.files.wordpress.com/2009/05/bangkit0032.jpg

Sekali lagi, kami tidak bermaksud menyebarkan fitnah atau pencemaran nama baik karena senafas dengan asas praduga tidak bersalah atau presumption of innocent, kami gunakan kalimat “patut dapat diduga” sehingga untuk menelusurinya dibutuhkan kesigapan dan kemampuan yang sangat hebat dari aparat KEPOLISIAN.

Ini sebuah dukungan moral sangat tinggi untuk POLRI dibawah kepemimpinan Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri, maju … jangan pernah gentar atau setengah-setengah dalam menangani kasus pembunuhan terhadap Almarhum Nasrudin Zulkarnaen.

Siap, kepada POLRI perlu diingatkan bahwa hanya ada satu kata dalam menghadapi kerakusan dan kebiadaban seputar korupsi yaitu … LAWAN !

Tentu bentuk perlawanannya adalah sesuai dengan koridor hukum yang berlaku di negara ini. Jangan pernah sekalipun ada keragu-raguan untuk menuntaskan penanganan kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen karena patut dapat diduga kasus inilah yang menjadi entry point atau jalan masuk untuk membongkar gunung-gunung tinggi yang berisi hamparan bukit korupsi yang sangat mengerikan.

Siapa saja, mulai saat ini harus sangat siap mendengar perkembangan dan fakta-fakta yang patut dapat diduga terjadi dibalik kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Bahkan kalau perlu, semua media massa yang mulai menyadari dan memutuskan untuk konsisten memberitakan ada apa sebenarnya dibalik kasus pembunuhan itu, perlu dijaga oleh aparat kepolisian.

Untuk apa dijaga ?

Ya, untuk menghindari terjadinya lagi pembunuhan-pembunuhan berikutnya.

Maaf saja, indikasi teror dan tekanan itu patut dapat diduga dilakukan sejumlah pihak kepada KATAKAMI sepekan terakhir ini yaitu yang patut dapat diduga dilakukan pihak Komisaris Jenderal Gories Mere dan pihak lainnya yang merasa “panas dingin” alias “ketar ketir” kalau media massa lain jadi ikut tahu bahwa ada BAU BUSUK KORUPSI yang sangat parah di balik kasus pembunuhan itu.

Hebat betul, sedikit-sedikit main teror. Sedikit-sedikit, main intimidasi. Sedikit-sedikit main bunuh. Sudah seperti binatang buas yang hidupnya di alam rimba.

Ups, saat tulisan ini sedang disiapkan untuk segera dimuat … tiba-tiba telepon selular Pemimpin Redaksi KATAKAMI.COM Mega Simarmata berbunyi dan mendapatkan pesan singkat dari perwakilan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) dan beberapa Pastor.

“Mbak Mega, kami mendukung dilakukannya penegakan hukum terhadap kasus pembunuhan yang berlatar-belakang tahta, harta dan wanita”.

Intinya seperti itu dan tidak perlu kami muat nama pengirim.

Tapi dalam pesan singkat SMS itu, mereka memuat nama Komisaris Jenderal Gories Mere bahwa jika patut dapat diduga Komjen Gories Mere terlibat dalam melakukam pembunuhan sadis yang sangat brutal tak berperikemanusiaan itu, maka sudah sepantasnya POLRI menindak tegas dan konsisten melakukan penegakan hukum tanpa pandang bulu.

Dan tak hanya ini pesan yang kami terima seputar kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

https://i0.wp.com/www.hawaii.edu/mjournal/images/contributors/sarumpaet.jpg

Aktivis kemanusiaan RATNA SARUMPAET juga berbicara langsung kepada KATAKAMI seputar kasus ini dan menyampaikan keheranannya terhadap langkah penegakan hukum yang dilakukan POLRI seakan jalan ditempat alias TAK MAJU-MAJU.

“Saya heran ya, ini POLRI mengerti atau tidak … cara menangani kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen ? Jangan-jangan POLRI itu tidak tahu bagaimana cara menangani kasusnya. Kasihan betul kalau tidak tahu bagaimana cara menanganinya. Saya mendengar diluar sini bahwa dibalik kasus pembunuhan itu, patut dapat diduga ada unsur KORUPSI. Dimana keberanian POLRI mengusut itu ? Yang saya dengar malah kebalikannya. Masak seorang Kapolri membela Antasari, mengiyakan bahwa POLRI sempat memberikan perlindungan hukum tetapi kemudian ada kasus pembunuhan ini. Ada apa dibalik itu semua ? Heh, KATAKAMI tulis ya … Bambang Hendarso Danuri itu tidak usah jadi Kapolri, kalau untuk menangani kasus ini saja tidak berani” kata Ratna Sarumpaet.

Ratna Sarumpaet mengaku sangat kecewa terhadap kinerja POLRI dalam menangani kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

“Saya ini jengkel sama polisi-polisi yang menangani kasus ini. Capek saya mendengar berita-berita yang sengaja dibuat jadi simpang siur. Mana perempuan yang namanya Rani itu ? Hak apa polisi menyembunyikan atas nama perlindungan hukum ? Kita ini ya … jangan lupa, sudah banyak kejadian sepanjang Indonesia ini berdiri bahwa orang yang posisinya sebagai saksi akan dilindungi. Ternyata dia bukan dilindungi, tetapi dicuci dulu otaknya. Nah, nanti kalau muncul … sudah aneh-aneh omongannya. Apa itu rencana POLRI menyembunyikan perempuan yang namanya Rani ? Bikin malu saja Kapolri itu kalau kasus ini jadi semerawut penanganannya. Jangan sampai faktanya mau dibelokkan. Bongkar kasus korupsinya, usut. Gila kali, kalau kasus korupsi ditutupi dan mau diselamatkan ? Buka, dan sampaikan kepada rakyat Indonesia … fakta hukum apa yang sebenarnya terjadi dibalik kasus pembunuhan itu” pungkas Ratna Sarumpaet.

https://i0.wp.com/www.juanitaquevedo.com/media/AnimatedMoney.gif

Pada kesempatan berikutnya, KATAKAMI melakukan diskusi kecil-kecilan dengan seorang wartawan senior dari harian terkemuka seputar kasus ini.

“Wah, kalau sampai benar dapat Rp. 550 miliar untuk satu kasus saja, gila sekali ya. Waduh, itu besar sekali lho angkanya kalau sampai Rp. 550 miliar. Apa yang menyangkut persoalan gula dulu atau yang energi ya ? Penasaran juga jadinya. Ini harus diungkap sama Kepolisian. Jangan dialihkan ke soal selingkuh segala padahal fokus persoalannya justru bertolak-belakang dengan yang diberitakan !” kata wartawan senior tersebut.

Inilah hikmah yang harus diambil oleh MABES POLRI, khususnya oleh Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri dan seluruh jajarannya di Kepolisian. Terutama oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Wahyono.

Nama baik, martabat dan kehormatan INSTITUSI dipertaruhkan dalam menangani kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen karena patut dapat diduga pembantaian berdarah penuh kesadisan itu memang sarat dengan latar belakang korupsi yang sudah sangat mengerikan.

Awal pekan ini, KATAKAMI menemui seorang pakar hukum penanganan korupsi yang memang memiliki banyak relasi di lingkungan Kepolisian dan Kejaksaan.

Pakar hukum ini terkejut-kejut saat mendengar informasi penting dari sumber yang bisa dipercayainya bahwa patut dapat diduga ada aliran dana Rp. 550 miliar dibalik kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

“Saya ini seorang pakar hukum. Untuk sementara, kita tunggu saja hasil penyidikan Kepolisian. Luar biasa besarnya uang senilai Rp. 550 miliar itu. POLRI harus mendalami semua kemungkinan. Disini, POLRI harus menelusuri secara cepat berbagai unsur pemerasan yang patut dapat diduga dilakukan AA lewat sejumlah besar pejabat yang akan tersangkut kasus korupsi. Yang paling penting adalah, POLRI harus menawarkan, memberikan dan menjamin adanya PROTEKSI HUKUM terhadap semua korban pemerasan yang bersedia memberikan kesaksian kepada pihak KEPOLISIAN bahwa mereka sudah diperas. Ingat, hukum akan memberikan perlindungan kepada SAKSI PELAPOR yang bersedia menyampaikan kesaksian dan bukti-bukti. Jangan takut, sebab para pejabat yang kurun waktu setahun terakhir ini sudah memberikan sejumlah uang itu bukan bentuk penyuapan tetapi PEMERASAN ! Dan dalam UU pemberantasan korupsi, pasal pemerasan itu akan dijerat dengan Pasal 12 E dan pasal 12 F UU Nomor 31 / 1999 junto Pasal 20 UU / 2001 tentang pemberantasan korupsi” kata pakar hukum tersebut.

Menurutnya, POLRI tidak boleh terkecoh karena patut dapat diduga begitu banyak dugaan unsur korupsi yaitu PEMERASAN dibalik kasus pembunuhan Nasrudin Zulnarnaen.

“Ayo, POLRI jangan diam saja. Informasi itu bergerak cepat ke tengah masyarakat. Jangan sampai POLRI yang jadi sasaran kemarahan rakyat kalau tindajk pidana korupsi yang patut dapat diduga dilakukan terus menerus lewat praktek pemerasan seperti ini dibiarkan atau didiamkan. Ada informasi yang kami dengar bahwa patut dapat diduga saat dilakukan penggeledahan di ruang kerja AA, dalam lacinya sudah ditemukan begitu banyak travel cek tetapi yang tidak perlu memakai tanda-tangan pemberi. Dalam hukum, ini disebut surat berharga atas unjuk. Dia tinggal bawa ke bank, tanpa perlu tanda-tangan maka uang sudah dicairkan. AApasti tahu resikonya kalau harus pakai tanda tangan segala. Saya dengar juga informasi bahwa patut dapat diduga praktek-praktek pemerasan itu dilakukan kepada sejumlah kepala daerah, entah itu gubernur, bupati dan wali kotamadya. Lalu, patut dapat diduga sejumlah menteri juga ada yang menjadi korban pemerasan. Semua pejabat itu tidak perlu takut melaporkan kepada POLRI jika patut dapat diduga mereka memang sudah menjadi korban pemerasan” lanjut pakar hukum tadi.

Pakar hukum yang memiliki jam terbang sangat tinggi ini juga mengingatkan POLRI untuk tidak terkecoh dalam metode pelacakan uang di rekening bank.

“Waduh, hari begini urusan korupsi pakai kirim-kiriman uang lewat rekening bank, mana ada yang mau karena pasti sudah tahu akan bisa dilacak. Saya mendengar informasi bahwa patut dapat diduga sepanjang AA menjadi Ketua ada begitu banyak praktek pemerasan yang dilakukan. Dan sistemnya pun, patut dapat diduga dengan menggunakan fresh money atau uang tunai. Atau, yang tadi saya sebutkan yaitu surat berharga atas unjuk. Travel cek yang tidak memerlukan tanda-tangan pemberi” ungkap pakar hukum.

https://i0.wp.com/www.inspirationline.com/images/jail-animated.gif

Barangkali yang disadari oleh siapapun juga yang selama ini menari-nari diatas penderitaan orang lain yaitu karena tahu siappapun juga akan ketakutan kalau diproses secara hukum dalam kasus korupsi bahwa praktek pemerasan yang diam-diam dilakukan selama ini … adalah sebuah perbuatan yang pantas dihujat dan layak dihukum seberat-beratnya.

“Pasal pemerasan 12 E dan 12 F dalam UU pemberantasa korupsi itu, ancamannya tidak main-main. Tuntutan yang pasti akan diberikan oleh jaksa penuntut umum adalah pidana penjara seumur hidup. Nah, sekarang tinggal bagaimana MABES POLRI menangani kasus ini. Konsisten apa atau tidak dalam menegakkan hukum ? Berani atau tidak ? Mau atau tidak dalam menegakkan hukum ? Waduh, jangan main-mainlah. Kita lihat saja, kemana arah penyidikan ini mau dibawa oleh KAPOLRI. Kalau saja kasus ini mau dikategorikan CUMA sebatas kasus kriminal pembunuhan semata, sudahlah. Keterlaluan POLRI. Apalagi kalau sampai nanti, KAPOLRI merasa kasihan dan Antasari diselamatkan. Sekarang kita tanya saja ramai-ramai kepada Kapolri, Pak BHD … ada urusan apa anda, kalau misalnya merasa kasihan dan mau menyelamatkan AA ? Ini persoalan besar lho. Tidak main-main. Jangan sampai, penyidiknya sudah keras keras semua menangani. Ujung-ujungnya, ditutup semua. Lalu diumumkan, oh ini kasus pembunuhan ! Selesai, titik. Wah, mau jadi apa Indonesia? pungkas Pakar Hukum tersebut dengan nada kecewa.

POLRI, tidak perlu ragu untuk menangani dan menuntaskan permasalahan hukum apapun juga yang ada di balik kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

Bahwa dibalik kasus pembunuhan itu, memang patut dapat diduga ibaratnya ada “gunung tinggi” kerakusan korupsi yang tumpukan pundi-pundinya sudah sangat “tak terhingga” maka para penyidik yang memiliki kemampuan terbaik dalam menangani kasus hukum semacam ini harus dikerahkan.

Hati-hati, untuk pihak-pihak manapun juga didalam KPK yang patut dapat diduga ikut merasa terancam kalau kasus korupsi yang “masih malu-malu” memperlihatkan diri dibalik kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

Jangan ada yang menghalangi langkah POLRI mengusut dan menuntaskan masalah ini !

Jangan juga ada yang sok hebat dan jadi doyan membunuhi siapa saja yang dianggapnya bisa membongkar kasus korupsi yang patut dapat diduga dilakukan secara “berjamaah” alias ramai-ramai menikmati.

Serta jangan coba-coba menteror dan melakukan intimidasi kepada media massa yang memberitakan ini.

Mau apa ? Mau membunuh lagi kalau ternyata sangat panik dan gemetaran akibat hebatnya rasa takut yang mendera ? Lho, memeras mau, membunuh mau, tetapi kenapa pada lari dari tanggung-jawab saat POLISI menjalankan tugasnya untuk menegakkan hukum ?

https://i0.wp.com/17.media.tumblr.com/cJkq8WM169i6mzux2Kb1XDDa_400.jpg

KATAKAMI menyampaikan sebuah kelakar yang sebenarnya penuh ironi kepada seorang sahabat baik yang begitu mulia hatinya karena tetap setia mendukung tugas-tugas kewartawanan dan menyampaikan karya-karya jurnalistik yang menyuarakan kebenaran serta keadilan. Kami katakan seperti ini :

“Kalau ada eksekutor pembunuh yang mau dikirim lagi oleh siapapun karena sok jago di negara itu, sebaiknya eksekutor itu dilempar secepatnya pakai sepatu ke arah mukanya. Pasti si eksekutor pembunuh itu terkejut. Disaat dia terkejut, senjata api yang ditangannya itu kita suruh untuk dia arahkan ke mukanya sendiri. Diarahkan saja ke biji matanya lalu tarik pelatuknya. Tunggu dalam 5 sampai 10 detik, coba tanya kepada eksekutor itu. Enak atau tidak rasanya ? Masih hidup atau tidak ? Jangan sok jago di negara ini. Sedikit-sedikit mau main bunuh. Yang menjadi makelar pembunuhan ala mafia seperti ini, memang pantas dihukum mati. Manusia biadab yang menjalankan praktek bisnis pembunuhan massal ala mafia di sebuah negara yang berlandaskan hukum dan Pancasila. Apakah rakyat Indonesia mau menerima dan memaafkan, jika ada makelar pembunuhan yang menghalalkan bisnis penghilangan nyawa orang lain secara komersial, waduh sadis sekali. Ditangkap saja manusia biadab semacam ini, lemparkan saja ke penjara dan jika nanti diadili maka orang pertama yang harus dituntut mati adalah makelar pembunuhan ini !”.

Semua pihak, tentu sebaiknya bersabar dan memberikan kesempatan kepada POLRI untuk menangani kasus ini sebaik-baiknya.

Berkali-kali, kamipun terus mengatakan bahwa katakanlah yang benar itu benar, dan yang salah itu salah !

Dan kepada salah, jangan anda katakan bahwa yang benar itu salah, dan anda sebagai pihak yang salah malah menjadi pembenaran sendiri !

Berani berbuat, harus berani dan memang wajib bertanggung-jawab, BOSS ! Emangnya ente kira, negara ini punya nenek moyang ente, atau ente kira negara ini hutan belantara sehingga yang bisa diterapkan adalah HUKUM RIMBA ?

Indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan pancasila. Di sebuah negara hukum, tidak dibenarkan main hakim sendiri dan berpesta pora melakukan hajatan korupsi yang sangat memalukan secara terus menerus dengan gaya sangat RAKUS.

Awas, diam ditempat, jangan ada yang coba-coba lagi main bunuh, main teror, main serang dan melakukan tindakan membabi-buta yang patut dapat diduga dilakukan karena sangat ketakutan diseret muka.

Jangankan ke muka hukum, mendapatkan VONIS MATI pun memang sangat amat pantas !

POLRI, jangan ragu untuk menangani dan menuntaskan kasus ini.

Kejaksaan Agung, bahkan sudah menyiapkan segala persiapan yang terbaik dalam menangani kasus ini. Kepala Pusat Penerangan & Hukum Kejaksaan Agung Jasman Panjaitan, kabarnya akan ditunjuk sebagai Ketua Tim Jaksa Penuntut Umum yang akan menangani kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

Setiap perkembangan dalam proses penyidikan yang ditangani Kepolisian, terus dimonitor oleh Kejaksaan Agung agar dalam prakteknya nanti semua proses persidangan bisa berjalan baik sebagaimana mestinya.

Dan menunggu proses penyidikan ini selesai dilakukan, siapapun juga pejabat yang ada di negeri ini yaitu dari tingkat menteri, direktur-direktur BUMN, gubernur, bupati, wali kotamadya dan siapapun juga yang memang selama kurun waktu 1,5 tahun ini pernah diminta untuk menyerahkan sejumlah agar kasus hukum tertentu yang menyangkut para pejabat ini tidak dinaikkan penanganannya dalam penanganan korupsi, sebaiknya mau memberikan kesaksian dan bukti-bukti yang sangat kuat.

Percayalah, hukum akan memberikan jaminan dan perlindungan kepada siapapun korban pemerasan.

Datanglah, tidak usah kelihatan dan benar-benar harus sangat dirahasiakan dari semua pihak (terutama dirahasiakan dari pihak PEMERAS, termasuk dirahasiakan dari semua media massa).

https://i0.wp.com/www.hinamagazine.com/wp-content/uploads/2009/02/metro.gif

Sampaikan kepada POLDA METRO JAYA, atau langsung ke MABES POLRI, bahwa anda adalah korban pemerasan periode kepemimpinan AA di KPK.

Jangan takut. Jangan ragu. Datang, datanglah, temui aparat KEPOLISIAN. Anda pasti mendapatkan jaminan dan perlindungan hukum karena patut dapat diduga korban pemerasan ini sudah sangat mengerikan banyaknya dan jumlah nonimal uang yang diberikan.

Jadi, mari kita singkirkan dulu semua kisruh pemberitaan soal seks, asmara, selingkuh atau hal-hal percintaan ala film India.

Tidak ada urusan percintaan dan asmara segitiga atau sepuluh dalam kasus pembunuhan ini karena patut dapat diduga dibalik kematian Almarhum Nasrudin Zulkarnaen hanya terdapat indikasi tentang satu hal yaitu K O R U P S I !

Janganlah ada yang mendayu-dayu, merengek-rengek dan menyetel wajah dengan sangat sedih sekali bahwa seolah-olah di negara ini masyarakatnya penuh teror dan sangat kejam menyudutkan keluarga pejabat yang kepentok pada masalah hukum.

Bukan apa-apa, rasanya kami saja malu saat diberitahu ada seorang Nyonya Pejabat datang ke rumah PARANORMAL Ninuk di wilayah Krukut Jakarta Selatan akhir tahun 2008 lalu dengan berpura-pura menjadi orang cacat.

Nyonya Pejabat itu, diutus sang suami untuk meminta pertolongan agar dilakukan pertunjukan sulap sangat canggih untuk menjatuhkan sejumlah PEJABAT yang dianggap menghalangi sang suami. Ikut juga dibawa saat kedatangan Nyonya Pejabat tadi, sebuah cincin mewah bertahtakan puluha berlian sangat mahal agar “dicuci, dibersihkan dan diisi” untuk semakin memberikan kekuatan perlindungan.

Aduh … mengerikan sekali ! Kita seakan tidak beragam dan mengecilkan arti “Ke-Tuhanan Yang Maha Esa”. Satu-satunya kekuatan yang harus kita percayai dan kita andalkan adalah kekuatan Tuhan.

Bukan, kekuatan gaib atau perdukunan.

https://i0.wp.com/www.grit-page.net/bf/leona/salute.gifhttps://i0.wp.com/www.grit-page.net/bf/leona/salute.gifhttps://i0.wp.com/www.grit-page.net/bf/leona/salute.gifhttps://i0.wp.com/www.beau.k12.la.us/sbe/images/animated_goat.gif

Tabik Pak Polisi, kami dukung menangani semua kasus hukum yang meresahkan masyarakat Indonesia agar kasus ini jangan menjadi preseden buruk bagi Pejabat Tinggi atau pihak mana saja di Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan apapun.

Main tembak, main bunuh, … ada juga yang main santet. Busyet deh. Tobat-tobat.

Tabik Pak Polisi, jangan ragu menggayang bandit-bandit dan penjahat-penjahat biadab yang mempunyai bisnis penghilangan nyawa orang lain tetapi melemparkan kesalahan kepada pihak lain untuk jadi kambing hitam.

Kambing bandotnya dong yang ditangkap, jangan kambing hitam ! Embek … !

(MS)

Duet BHD & Makbul Hambat Regenerasi POLRI, Siapkan Kader Yang Bukan Beking Bandar Narkoba, Penyadapan Ilegal, Mafia Pembunuhan & Kejahatan IT Pemilu

Filed under: news, polri — katakaminews @ 16:42

https://i0.wp.com/www.nacd.gov.kh/enw/image/animation02.gifhttps://i0.wp.com/data5.blog.de/media/886/3378886_c06894b653_s.gif

Dimuat juga di WWW.KATAKAMI.COM


Jakarta 10/7/2009 (KATAKAMI)  Waktu terus berpacu dan tak terasa sudah memasuki bulan ke-7 dalam tahun 2009 ini. Ada satu yang barangkali terlupakan tetapi sangat menarik untuk dicermati. Pucuk pimpinan POLRI atau yang dikenal juga dengan istilah TRI BRATA 1, kini berada di persimpangan jalan. Apakah kepemimpinan Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) akan segera diganti mengingat angkatannya termasuk angkatan “tertua” yang kini masih aktif di jajaran Kepolisian. Walaupun dari segi usia, BHD cukup beruntung karena sesuai dengan UU Kepolisian yang mengatur batas usia pensiun bagi polisi yaitu 58 tahun, BHD baru akan pensiun pada tahun 2010 mendatang. Ya memang, masalah pergantian Kapolri ini sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden.

Tetapi, yang tidak boleh diabaikan disini adalah MERIT SYSTEM yaitu metode pembinaan karier berdasarkan sistem prestasi. Salah satunya adalah berprestasikah POLRI dalam menangani masalah NARKOBA. Sebab patut dapat diduga, ada PERWIRA TINGGI POLRI berinisial GM yang patut dapat diduga menjadi BEKING bandar narkoba Liem Piek Kiong (Monas) dan sama sekali tidak tersentuh samasekali oleh pemeriksaan INTERNAL POLRI & proses hukum.
https://i0.wp.com/3.bp.blogspot.com/_en00EqTEiEY/SOJXa053gJI/AAAAAAAAAck/gUXQ6ETh2s0/s200/kapolri.jpg

Tak cuma masalah PRESTASI saja yang patut diperhitungkan jika hendak memilih kandidat KAPOLRI (bahkan WAKAPOLRI). Angkatan dari kandidat Kapolri yang akan diangkat dan rekam jejak secara keseluruhan sepanjang menjadi polisi juga perlu diperhitungkan.

Yang nyata-nyata bermasalah dengan HUKUM — misalnya menjadi BEKING bandar narkoba dan terlibat dalam dalam jaringan MAFIA pembunuhan yang dikomersialkan — sangat tidak layak untuk diperhitungkan sebagai kandidat Kapolri dan Wakapolri.

Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2002, Kapolri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Artinya, “restu” dari parlemen mutlak ada pada kandidat Kapolri yang diajukan pemerintah.

Pasal 11

(1) Kapolri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

(2) Usul pengangkatan dan pemberhentian Kapolri diajukan oleh Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat disertai dengan alasannya.

(3) Persetujuan atau penolakan Dewan Perwakilan Rakyat terhadap usul Presiden sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus diberikan dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal surat Presiden diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

(4) Dalam hal Dewan Perwakilan Rakyat tidak memberikan jawaban dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), calon yang diajukan oleh Presiden dianggap disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

(5) Dalam keadaan mendesak, Presiden dapat memberhentikan sementara Kapolri dan mengangkat pelaksana tugas Kapolri dan selanjutnya dimintakan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

(6) Calon Kapolri adalah Perwira Tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karier.

(7) Tata cara pengusulan atas pengangkatan dan pemberhentian Kapolri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (6) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.

(8) Ketentuan mengenai pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan selain yang dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.

 

http://redaksikatakami.files.wordpress.com/2009/03/1-jusuf-mangga1.jpg

Irwasum POLRI Komjen Polisi Jusuf Manggabarani (1975)

Kapolri Jenderal BHD, seangkatan dengan Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Makbul Padmanegara yaitu sama-sama dari Angkatan 1974.

Makbul tak dapat menolak “takdir” karena ia akan segera tersingkir dari struktur kepemimpinan POLRI. Makbul dilahirkan Di Bandung, 30 Desember 1951.

Artinya, sesuai dengan UU Kepolisian maka mantan Kapolda Metro Jaya ini akan pensiun per tanggal 1 Januari 2010. Dominasi angkatan 1974 dalam struktur kepemimpinan POLRI ini, jelas sangat tidak sehat bagi berjalannya tongkat estafet kepemimpinan POLRI yang merujuk pada pentingnya REGENERASI.

Harusnya, kalau Presiden di Indonesia memang bijaksana dan mengerti tentang pentingnya REGENERASI maka sudah sejak jauh-jauh hari disadari bahwa dominasi satu angkatan semata dalam struktur kepemimpinan POLRI seperti “potret wajah POLRI” era kini, sangat tidak sehat bagi kemandirian dan profesionalisme POLRI.

Dua kali berturut-turut, Makbul gagal dipilih oleh kepala negara untuk menjadi Tri Brata 1. Tetapi sebanyak 2 kali itu pula, Makbul seakan tetap keukeuh bertahan dalam jabatannya.

Sumber KATAKAMI menyebutkan bahwa sebenarnya menjelang penghujung tahun 2008 lalu, Makbul sudah akan digeser untuk menempati posisi baru sebagai Dirjen Bea & Cukai.

Tetapi — masih menurut sumber — Makbul mendadak ingin mengundurkan diri yaitu dengan mengajukan pensiun dini. Niat Makbul itu akhirnya tak dilakukannya tetapi dengan “win-win solution” diberikan kesempatan untuk terus “menguasai” kursi Tri Brata 2.

Pada kepemimpinan Jenderal BHD inilah, POLRI seakan menjadi ajaib semua sistem pengangkatannya.

Bagaimana tidak ajaib ?

Kapolri dan Wakapolri dikuasai hanya oleh ANGKATAN 1974. Dan pada posisi Kepala Badan Reserse & Kriminal (Bareskrim) POLRI, ujug-ujug atau tiba-tiba Jenderal BHD main tunjuk saja dengan mengangkat perwira tinggi dari angkatan 1977 yaitu Komisaris Jenderal Susno Duadji. Dua angkatan sekaligus DIBERANGUS dengan adanya pengangkatan atas diri Susno Duadji yaitu angkatan 1975 dan 1976.

Sumber KATAKAMI yang lain menyebutkan bahwa penunjukan Susno ini atas permintaan Jenderal Sutanto kepada Jenderal BHD.

Seperti pepatah lama,”Untung tak dapat diraih, Malang tak dapat ditolak”, begitulah nasib “titipan” dari Jenderal Sutanto. Bisik-bisik yang beredar menunjukkan ternyata Jenderal BHD berhasil membuat Komjen Susno menjadi “tunduk dan loyal” sepenuhnya kepada Kapolri.

Masuknya nama Susno ke jajaran Bareskrim, sangat dikecam dan memang disayangkan banyak pihak. Sepuluh bulan menduduki jabatan yang sangat prestisius setingkat KABARESKRIM, banyak pihak menilai Susno tak cukup mampu dan tak bisa menciptakan prestasi yang gemilang.

Dari awal kepemimpinannya sebagai Kabareskrim, domain tugas dari mantan Kapolda Jawa Barat ini hanya banyak berkisar razia premanisme semata.

Yang lebih parah lagi, saat kasus rekayasa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bandar narkoba Liem Piek Kiong alias Monas sudah sangat hebat pemberitaannya di berbagai media massa periode Desember 2008 – Februari 2009, Susno sempat menampik dugaan keterlibatan “orang dalam” di lingkungan Bareskrim.

Dengan gayanya yang dinilai kalangan media massa sering “cengengesan” kalau menjawab pertanyaan, Susno yakin pemberitaan itu hanyakan sensasi kalangan media massa sebab tak ada penyidik Bareskrim Polri yang terlibat.

Tapi apa mau dikata, turunnya Tim Irwasum yang dipimpin langsung oleh Irwasum Komjen Jusuf Manggabarani yang ditugaskan menangani kasus rekayasa BAP bandar narkoba Monas tadi memang menemukan keterlibatan LANGSUNG dari sejumlah penyidik Bareskrim — yang menjadi bawahan dari Komjen Susno Duadji –.

Sayang, hanya 5 penyidik di kalangan bawah saja yang diberhentikan.

Sementara, Komisaris Jenderal Gories Mere yang patut dapat diduga menjadi BEKING bandar narkoba Monas justru tidak tersentuh samasekali oleh proses pemeriksaan internal POLRI dan proses hukum itu sendiri. Perwira tinggi dari angkatan 1976 ini, memang patut dapat diduga erat kaitannya dengan peredaran ilegal narkoba.

Bahkan beberapa tahun lalu, patut dapat diduga Komjen Gories Mere terkait erat dengan PENCURIAN barang bukti sabu 13 kg. Keterlibatan Komjen Gories Mere dalam sindikat narkoba ini, sangat dikecam keras karena tak pantas seorang aparat penegak hukum dibiarkan menduduki sebuah jabatan yang prestisius seperti KALAKHAR BNN tetapi patut dapat diduga menjadi BEKING bandar & mafia narkoba sindikat internasional. Seharusnya, lelaki FLORES ini diperiksa oleh Tim Internal POLRI dan bahkan diajukan sekalian ke muka hukum. Sangat tidak pantas lagi, PEMERINTAH memberikan jabatan apapun kepada pejabat yang patut dapat diduga sangat TERBIASA mencari uang sampingan lewat cara-cara yang kotor tak berharga.

Ada bandar (sekaligus MAFIA) tingkat dunia sekelas Liem Piek Kiong alias MONAS yang saat terakhir ditangkap memiliki lebih dari 1 JUTA PIL EKSTASI, sampai saat ini sudah 3 kali berturut-turut diloloskan dan dilepaskan dari jerat hukum.

Ya memang, ada penangkapan tetapi tak lama kemudian dilepaskan. Nanti ditangkap lagi, tetapi ternyata dilepaskan. Dan saat ditangkap untuk yang ketiga kalinya, tetap saja MONAS diloloskan dan dilepaskan dari jerat hukum. Ini dagelan apa ? Hebat sekali cara-caranya dan Indonesia ini dibuat seperti warisan nenek moyangnya sendiri.

Monas, yang ditangkap di Apartemen Taman Anggrek bulan November 2007 dengan barang bukti 1 JUTA PIL EKSTASI, tidak diajukan ke Pengadilan. Atau tepatnya, Monas dan 4 bandar internasional yang sama-sama diciduk di Apartemen Taman Anggrek itu, sampai detik ini bebas merdeka berkeliaran diluar sana atas BEKING dari “perwira tinggi” POLRI sendiri.

https://i0.wp.com/data5.blog.de/media/898/3376898_914dc925ae_m.jpg

Dari 9 orang yang ditangkap di Apartemen Taman Anggrek, hebat betul … yang diajukan ke Pengadilan hanya 3 orang saja dan ketiganya sudah mendapatkan VONIS MATI dari majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada bulan September 2008. Salah seorang yang mendapatkan VONIS MATI itu adalah Cece, isteri dari bandar MONAS.

Kasus MONAS adalah aib yang tak terhapuskan dari jajaran Bareskrim Polri — sejak era kepemimpinan BHD sebagai Kabareskrim sampai ke Komjen Susno Duadji –.

Ya memang, banyak tugas lain di Jajaran Bareskrim yang dilakukan Komjen Susno Duadji sejak diangkat Oktober 2008 lalu tetapi patut dapat diduga memang tak ada satupun yang cukup ampuh dan mampu untuk membanggakan POLRI. Bareskrim yang selama ini sangat gemilang mencetak prestasi-prestasi yang diandalkan POLRI, seakan tenggelam dan redup semasa kepemimpinan Susno.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa BARESKRIM memang harus dipimpin oleh Perwira Tinggi POLRI yang berkemampuan sangat tinggi dalam bidang RESERSE. Tidak bisa sembarang orang masuk ke jajaran ini. Tidak bisa sembarang tunjuk muka kepada orang-orang yang tidak punya latar belakang, kemampuan dan prestasi sebagai RESERSE.

Dan JIKA penilaian tadi memang benar bahwa Susno tak cukup mampu menjadi Kabareskrim maka disinilah letak kesalahan intercvensi sesepuh dalam proses internal Mabes Polri. Ke depan, sudah tak boleh dibiarkan budaya “titip-mentitip” ini dilestarikan.

Sesepuh tetaplah sesepuh. Jangan lagi ada yang merasa berhak untuk mengatur atau mengendalikan proses internal POLRI.

Dan Kapolri, juga tak sepantasnya main tunjuk seperti itu — tanpa memperhatikan tingkat kemampuan dari kandidat pejabat yang sangat strategis kedudukannya semacam KABARESKRIM –. Jenderal BHD memang dikenal ajaib juga dalam mengangkat atau memindahkan bawahan-bawahannya.

Ini pernah dengan sangat tegas dikritik oleh KATAKAMI yang memang mencermati dengan sungguh-sungguh mengikuti secara dekat bagaimana implementasi kemandirian dan profesionalisme POLRI.

Akibat kritikan itu, Jenderal BHD sangat terpancing dan emosi betul sehingga sempat memasukkan poin ini dalam sebuah pidatonya bulan Februari 2009 lalu. Ia tak merasa bersalah memindahkan bawahan yang baru diangkat seminggu atau sebulan pada posisi yang baru.

Bayangkan saja, ada pejabat yang baru seminggu atau sebulan menempati tugas barunya tetapi sudah dipindahkan lagi oleh Kapolri. Seenaknya saja dan seakan menerapkan gaya “semau gue” dalam mengangkat dan menempatkan polisi-polisi se-Indonesia.

Tapi satu hal yang menjadi kelebihan Jenderal BHD adalah patut dapat diduga ia seakan menjadi “anak yang manis” bagi atasan langsungnya yaitu Presiden SBY.

Banyak pihak menilai, bahwa patut dapat diduga pada era kepemimpinan Jenderal BHD inilah era yang paling buruk dan sangat memprihatinkan dalam hal NETRALITAS POLRI.

Simaklah kembali penilaian dari capres Megawati Soekarnoputri yang disampaikannya secara EKSKLUSIF kepada KATAKAMI.COM hari Rabu (8/7/2009) lalu di kediamanannya kawasan Kebagusan Jakarta Selatan –yang termuat dalam tulisan utama KATAKAMI berjudul :

“Apakah mereka pikir, ini adalah kesuksesan ? Dari sisi mana mereka menilai maka kemenangan ini disebut sebuah kesuksesan dari aparat-aparat yang patut dapat diduga tidak netral itu ? Apakah di hati mereka itu, sudah tidak ada rasa hormat kepada nilai-nilai demokrasi dan hak-hak politik rakyat ? Saya ingin tahu, apakah mereka yakin bahwa rakyat Indonesia ini bisa dibodoh-bodohi terus menerus ? Kasihan mereka” kata Megawati Soekarnoputri secara EKSKLUSIF kepada KATAKAMI.COM yang sepanjang hari Rabu (8/7/2009) berada di kediaman Megawati — baik saat berada di kediamanan jalan Kebagusan Jakarta Selatan atau di Jalan Teuku Umar Menteng Jakarta Pusat.

Jangan dipikir bahwa laporan-laporan dari daerah tidak masuk ke pihak Megawati dan Prabowo Subianto. Bayangkan, patut dapat diduga POLRI menjadi ujung tombak segala kecurangan di berbagai daerah.

Dan Megawati sudah memprediksi sejak awal bahwa keikut-sertaan dirinya sebagai CAPRES akan dijegal dan digagalkan dengan menggunakan KEJAHATAN TEKNOLOGI (IT).

“Kejahatan IT adalah ancaman paling serius dalam Pilpres 2009 ini. Saya tidak mengerti, mengapa seperti ini menegakkan demokrasi ? Tahun 2004, saya telah berhasil menggelar pesta demokrasi yang jujur, langsung, bebas, rahasia dan bermartabat. Presiden Jimmy Carter datang ke Indonesia untuk memantau Pemilu dan beliau juga bertemu langsung dengan saya. Presiden Jimmy Carter menyampaikan pemghargaan bahwa pemerintahan saya telah berhasil menggelar Pemilu pertama yang bersifat langsung. Pemilu apa ini yang sekarang ? Harusnya bisa lebih baik dari Pemilu yang dilakukan oleh pemerintahan saya tahun 2004. Ini justru mundur jauh ke belakang. Jauh lebih buruk dari Pemilu sepanjang Orde Baru yang sudah dapat kita tebak siapa yang akan keluar sebagai pemenang,” lanjut Megawati.

Ketidak-netralan TNI, POLRI, BIN dan terutama Jajaran Kementerian Kantor Polhukkam sangat menyedihkan dan dikecam keras oleh Megawati.

“Saya ingatkan ya, rakyat itu tidak bodoh. Rakyat itu menilai. Sekarang ini pilihannya ada 2, mau melawan semua kecurangan yang sangat kotor ini dengan cara-cara kekerasan atau dengan jalur hukum ? Bukan sifat saya kalau menggunakan cara-cara kekerasan. Saya anti kekerasan. Tapi apakah mereka yang menjadi aparat itu siap kalau rakyat sudah tidak tahan dan memberontak terhadap semua kecurangan ini ? Apakah mereka menembaki rakyatnya sendiri ? Saya akan katakan, ayo coba tembak rakyatmu kalau berani ! Jangan sakiti rakyat Indonesia. Rakyat ini sudah lelah. Ini Pemilu yang penuh kecurangan” tambah Megawati yang berbicara dengan tenang dan sangat berkharisma.

Dan merujuk pada sikap patuh yang tak seimbang lagi dari figur Jenderal BHD, peluangnya untuk menjadi KAPOLRI tetap besar.

Selain usianya masih memungkinkan untuk tetap menjabat sebagai Kapolri sampai setahun ke depan, patut dapat diduga BHD sudah menunjukkan betapa kuatnya ia menjaga kepatuhan dan kepiawaian dalam melaksanakan petunjuk atau perintah sang atasan.

Kalau BHD masih punya kans dan peluang besar untuk tetap dipakai oleh rezim yang patut dapat diduga lebih Orde Baru dari Orde Baru itu sendiri. Tetapi tidak demikian halnya dengan Makbul Padmanegara. Dalam hitungan bulan, Makbul sudah harus dicarikan penggantinya.

Walaupun UU menetapkan bahwa usia pensiun adalah 58 tahun dan bisa menjadi 60 tahun kalau memiliki keahlian khusus, Presiden tak perlu menunggu sampai Makbul benar-benar pensiun per tanggal 1 Januari 2010.

https://i0.wp.com/www.hastok.net/foto/polri.jpeg

Koordinasi antar Kapolri dan Wakapolri dalam mengendalikan keamanan nasional untuk masa libur dan hari besar Natal & Tahun Baru (Desember 2009 – Januari 2010), memerlukan figur Wakapolri yang sudah harus menempati kursi jabatannya itu jauh hari sebelumnya.

Tak mungkin mengganti seorang Wakapolri disaat Indonesia sedang dalam masa libur panjang dan hari besar keagamaan seperti itu.

Apalagi, jika pada akhirnya ambisi kuat Susilo Bambang Yudhoyono untuk melanggengkan kekuasaannya ini tercapai dari hasil Pilpres 2009 maka otomatis konsentrasi terbesarnya adalah menyusun kabinet baru. Tetapi, struktur dan komposisi kepemimpinan di tubuh POLRI tak bisa di-anak-tirikan.

Tak ada salahnya kalau dari sekarang sudah dipikirkan dan dipertimbangkan, siapa kira-kira yang bisa ditunjuk sebagai Wakapolri baru. Bahkan kalau perlu, diganti sekaligus satu paket yaitu Kapolri dan Wakapolri demi penyegaran organisasi. Angkatan-Angkatan tua sudah saatnya dibersihkan dan memberikan kesempatan kepada ANGKATAN lebih muda.

Kalau pucuk pimpinan tetap saja dikuasai oleh Angkatan-Angkatan tua maka regenerasi di tubuh POLRI akan mandeg, macet dan tersumbat. Kemandirian dan profesionalisme POLRI hanya akan jalan ditempat yaitu patut dapat diduga POLRI hanya sibuk melakukan dan melaksanakan perintah-perintah otoriter yang mengingkari prinsip NETRALITAS tadi.

Reformasi birokrasi yang digaungkan oleh POLRI, juga harus dimaknai dengan dilakukan PENYEGARAN-PENYEGARAN. Tapi apapun pandangan dan opini yang disampaikan, keputusan terakhir tetap di tangan kepala negara.

Masih membutuhkan “anak manis” yang bisa diatur dan dikendalikan seturut keinginan penguasa ?

Atau membutuhkan TRI BRATA 1 yang cakap, berintegritas tinggi, cerdas dalam arti yang sesungguhnya dan PROFESIONAL? Biar bagaimanapun, POLRI bukan cuma milik penguasa semata.

POLRI, adalah bagian yang tak terpisahkan dari urat nadi bangsa dan tarikan nafas rakyat Indonesia.

POLRI, adalah pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

(Teorinya sih begitu, tapi belakangan ini prakteknya sangat mengecewakan banyak pihak). Mau sampai kapan, POLRI menjauhkan diri dan membuat jurang yang sangat dalam dengan rakyat Indonesia yang memang sangat amat MENCINTAI POLRI ?

Kepada siapa, rakyat Indonesia meminta perlindungan — terutama yang sesuai dengan nilai-nilai hukum, HAM dan kemanusiaan — kalau bukan kepada POLRI ?

Angkatan 1974, bukan cuma dianggap sebagai angkatan “tertua” semata tetapi patut dapat diduga menjadi angkatan yang menyakiti dan mengecewakan hati rakyat Indonesia secara berkepanjangan terkait masalah NETRALITAS POLRI.

Sehingga, wajarlah jika banyak pihak yang dengan sangat haru dan pilu hendak bertanya, “Kemana perginya ketulusan hati, keluhuran budi dan kuatnya kebersatuan jiwa POLRI dengan rakyat Indonesia selama ini ?”.

Barangkali, memang benar yang dikatakan sebuah pepatah lainnya yaitu, TAK ADA YANG ABADI DIDUNIA INI, KARENA YANG ABADI HANYALAH KEPENTINGAN !

 

 

(MS)

25/06/2009

Kado Ulang Tahun Berisi Tamparan Keras Dari AMNESTY INTERNASIONAL Bagi POLRI Yang Dituding Brutal Penuh Kekerasan, Kerap Minta Imbalan Uang & Seks

https://i0.wp.com/www.wellesley.edu/Activities/homepage/amnesty/Images/candle_animation.gif

DIMUAT JUGA DI RUBRIK BREAKING NEWS WWW.KATAKAMI.COM , juga di BLOG WWW.KATAKAMIINDONESIA.VOX.COM dan di  WWW.BLOGKATAKAMIINDONESIA.BLOGSPOT.COM


Jakarta 25/6/2009 (KATAKAMI) Jika ada pihak yang tahu dan semakin banyak “mendapatkan” fakta-fakta atau informasi baru yang sangat buruk serta negatif di dalam sepak terjang KEPOLISIAN INDONESIA Atau POLRI, maka pastilah akan merasa sangat putus asa. Seperti api dalam sekam.

Berbagai brutalisme, kerakusan, korupsi dan berbagai pelanggaran hukum yang patut dapat diduga dilakukan POLISI INDONESIA, tampaknya sudah tak bisa lagi disembunyikan atau diredam.

https://i0.wp.com/4.bp.blogspot.com/_WZAg-bwnYvA/SbVJQHl43PI/AAAAAAAAA04/AT0mq1mzyRc/s400/logo%2520amnesty%2520international.jpg

Mari, kami ajak anda menyimak sejenak sebuah berita terbaru yang disiarkan RADIO BBC LONDON.

Polisi Indonesia
Polisi Indonesia mendapat sorotan dari Amnesty International

Amnesty International menyatakan polisi Indonesia masih sering terlibat kekerasan dan penyiksaan para tersangka, demikian laporan RADIO BBC LONDON.

Laporan Amnesty International yang disiarkan hari Rabu ini juga menyebutkan para pelakunya jarang diadili.

Kelompok pegiat hak asasi manusia yang berkantor di London ini seperti dikutip kantor berita Reuters, mengakui berbagai upaya dalam satu dasa warsa ini untuk membuat polisi lebih profesional dan akuntabel.

Namun langkah ini dikatakannya, gagal menghilangkan masalah yang sudah banyak dilakukan.

Wakil Direktur Amnesty International Asia Pasifik Donna Guest seperti dikutip kantor berita Reuters mengatakan, “Dalam beberapa kasus, pelanggaran itu terkait langsung dengan upaya polisi menerima suap dari tersangka.”

Disebutkan pula, mereka yang tidak bisa membayar uang suap akan diperlaukan lebih buruk.

Menurut Guest, meskipun para pejabat tinggi di pemerintahan dan polisi etlah membuat komitmen untuk mengadakan perubahan namun tidak sampai kepada kebanyakan polisi.

Kelompok rawan

Laporan itu menemukan, pengguna narkoba, pelanggar hukum yang berulangkali, wanita termasuk pekerja seks komersial rawan terhadap pelanggaran itu.

Dalam beberapa kasus kekerasan terkait dengan upaya polisi mendapat uang suap

Donna Guest, Amesty International

Amnesty mengatakan telah berbicara kepada korban pelanggaran, pejabat polisi, pengacara dan kelompok pegiat HAM dalam dua tahun terakhir saat menyusun laporan ini.

Disebutkan, mekanisme disiplin di dalam kepolisian tidak mampu secara efektif menangani pengaduan atas perilaku polisi sedangkan para korban sering tidak tahu kemana mereka mengajukan laporan.

Amnesty mendesak pemerintah mengumumkan pelanggaran yang sudah sering terjadi itu dan melakukan penyelidikan yang tidak memihak dan efektif terhadap setiap tuduhan.

Juru bicara Kepolisian Indonesia Abubakar Nataprawira membela kinerja 371.000 personil kepolisian.

“Pada tahun 2010 kami menargetkan sebagai lembaga yang disenangi bukan ditakuti masyarakat,” katanya seperti dikutip Reuters seraya menambahkan restrukturisasi di kepolisian masih terus berlanjut.

Mekanisme sanksi juga telah diberlakukan untuk menghukum polisi yang menerima uang suap.

https://i0.wp.com/www.logodesignlove.com/images/classic/amnesty-logo.gif

Kini, kami ajak anda menyimak berita yang disiarkan Radio Nederland BELANDA :

Di Indonesia polisi masih menyiksa dan melakukan pelecehan kaum tertuduh dalam skala besar. Demikian organisasi HAM Amnesty International dalam laporannya yang terbit Rabu.

Walaupun kalangan puncak berjanji akan memberantas keadaan yang tidak beres di korps polisi, namun, demikian Amnesty, kekerasan masih merajalela. Laporan organisasi HAM ini berdasarkan pembicaraan dengan pihak polisi, pengacara dan para korban kekerasan polisi.

Menurut para penyidik, korban utama adalah kaum terlemah masyarakat, seperti pecandu narkoba dan pekerja seks komersial. Perlakuan yang lebih manusiawi bisa diperoleh dengan imbalan seks atau uang. Amnesty International kini menghendaki agar pemerintah di Jakarta mengakui masalah ini dan mengadakan penyidikan independen.

Walaupun sudah menandatangani perjanjian internasional PBB yang menentang kekerasan, namun Indonesia masih belum memiliki UU yang melarang kekerasan jenis itu.

Luar biasa, laporan AMNESTI INTERNASIONAL ini diumumkan persis sehari sebelum peringatan HARI ANTI NARKOBA INTERNASIONAL (HANI) yang diperingati secara rutin setiap tanggal 26 Juni.

Lalu, hanya dalam hitungan beberapa hari ke depan, POLRI akan merayakan HARI BHAYANGKARA atau HARI ULANG TAHUN POLRI pada tanggal 1 Juli 2009.

Belum pernah terjadi dalam sejarah, persis menjelang perayaan HUT POLRI ada laporan internasional yang sangat menampar dan meluluh-lantakkan kehormatan POLRI secara INSTITUSI.

Indonesia tak perlu merasa tersinggung atas hasil investigasi yang akurat dan membanggakan dari AMNESTY INTERNASIONAL. Sebagai lembaga internasional yang sangat kredibel, AMNESTY INTERNASIONAL tentu tidakan sembarangan dalam mempublikasikan hasil investigasi mereka.

Pertanyaan kini adalah, sejauh mana PEMERINTAH INDONESIA menyikapi laporan dan temuan dari AMNESTY INTERNASIONAL ?

Cuek bebek, atau ada itikat baik untuk membenahi dan memangkas semua “kotoran” yang sangat amat belepotan di wajah POLRI ?

Selama ini, semua pemberitaan media massa nasional yang menyoroti berbagai pelanggaran hukum dan semua “rahasia kotor” yang patut dapat diduga menjadi catatan inti dari rekam jejak sejumlah oknum POLISI INDONESIA, seakan kesepian dan tak digubris samasekali. Seakan buta dan tuli terhadap kekritisan media massa nasional.

Hebatnya lagi, patut dapat diduga Komisaris Jenderal Gories Mere yang menjadi BEKING UTAMA dari kasus narkoba yang melibatkan sindikat bandar internasional Liem Piek Kiong alias MONAS, justru dengan percaya diri merusak hebat, menteror dan melakukan upaya pembunuhan yang terencana terhadap KATAKAMI pasca dimuatnya berbagai tulisan mengenai hal ini.

https://i0.wp.com/data5.blog.de/media/918/3412918_349984e108_s.gif

Patut dapat diduga, sejumlah KOMISARIS BESAR yang menjadi anggota inti dari “KUBU GORIES MERE” ikut dikerahkan untuk menghajar, menggempur, merusak saluran internet dengan menggunakan alat penyadap, melakukan penyadapan ilegal yang terus menerus dan tak pernah berhenti melakukan teror fisik yang mengancam keselamatan jiwa.

Datangnya laporan dan hasil investigasi dari AMNESTY INTERNASIONAL ini merupakan tamparan yang sangat memalukan dan menyakitkan.

Patut dapat diduga, reformasi birokrasi yang didengungkan POLRI beberapa waktu lalu hanya basa-basi dan tak pernah mungkin terealisasi. Inilah buah dari kegagalan kepemimpinan KAPOLRI Jenderal Bambang Hendarso Danuri, terutama Irwasum Komjen Jusuf Manggabarani dan Kadiv. Propam Irjen Oegroseno.

Mengapa disebut kegagalan ?

Ya, sebab temuan dan investigasi yang dilakukan AMNESTY INTERNASIONAL itu dilakukan pada era kekinian bukan pada era kepemimpinan Tri Brata 1 sepuluh atau duapuluh tahun lalu.

AMNESTY INTERNASIONAL berbicara mengenai pelanggaran berat POLRI di era kekinian ! Dan belum pernah terjadi, ada tamparan yang sangat keras dari komunitas internasional yang seburuk ini dalam sejarah perjalanan bangsa terhadap POLRI.

Alangkah malunya INDONESIA, menyaksikan perkembangan POLRI yang sangat carut marut. Komunitas Internasional, ternyata “TIDAK TIDUR” tetapi terus mengamati dan sangat cermat melakukan investigasi langsung di lapangan.

Ada hikmah yang sangat jelas dari semua perkembangan penting ini yaitu POLRI jangan terbiasa menutupi aib dan seakan “SOK” menjaga kehormatan dengan mengamankan oknum PEJABAT atau ANGGOTA yang nyata-nyata melakukan dugaan pelanggaran hukum yang sangat fatal.

https://i0.wp.com/www.minorityadvocate.com/images/Stop_Police_Abuse.jpg

Kekritisan media dibalas dengan brutalisme.

Kekritisan media dibalas dengan arogansi.

Kekritisan media dibalas dengan kesewenang-wenangan.

Kekritisan media dibalas dengan amukan-amukan yang sangat tidak manusiawi.

Saatnya, PEMERINTAH INDONESIA merombak total kepemimpinan POLRI yang saat ini bercokol, apalagi yang memang patut dapat diduga menjadi BIANG KEROK pelanggaran-pelanggaran hukum yang fatal. Jangan dilindungi. Jangan diamankan. Jangan ditutupi.

Selama ini, POLRI merasa seolah-olah menjadi INSTITUSI yang solid. Padahal patut dapat diduga, didalamnya terdapat banyak faksi, intrik dan berbagai pelanggaran hukum berat yang disembunyikan demi nama baik POLRI.

Ternyata mata dunia melihat dengan seksama. Ternyata telinga dunia mendengar dengan seksama.  Betapa malunya jika semua aib dan pelanggaran hukum berat itu terus menerus disembunyikan dan dikubur-kubur dalam-dalam — tanpa ada kesadaran untuk mereformasi diri dan menegakkan hukum sebagaimana mestinya.

http://gizhel.files.wordpress.com/2008/06/apa-kata-dunia.jpg

Apa kata dunia, demikian slogan yang sangat dikenal sebagai ciri khas tokoh utama dalam film NAGABONAR ?

Kalau terus menerus POLRI membiarkan oknum PEJABAT atau ANGGOTANYA bertindak semena-mena mengangkangi KEMURNIAN PENEGAKAN HUKUM maka tidak tertutup kemungkinan negara-negara sahabat yang selama ini setia mendukung dan memberi bantuan kepada POLRI, akan menarik semua dukungan dan bantuan mereka yang berkelimpahan. Tidak tertutup juga kemungkinan, POLRI akan dikucilkan dari pergaulan internasional.

Berkali-kali, KATAKAMI menghadirkan atau menyelipkan sebuah kalimat bijak dalam berbagai tulisan utama kali yaitu “KEBENARAN ITU IBARAT AIR YANG MENGALIR, IA AKAN MENGALIR WALAU DIBENDUNG”.

Pejabat teras setingkat Irwasum dan Kadiv Propam POLRI, harusnya menjadi tulang punggu Kapolri dalam melakukan pengawasan dan penegakan disiplin tetapi patut dapat diduga derasnya aliran informasi yang membuka aib, topeng dan semua rahasia pelanggaran hukum FATAL dari oknum POLRI membuat pejabat-pejabat teras ini patut dipertanyakan integritas dan kinerjanya.

Contoh kecil saja, dalam kasus narkoba bandar Liem Piek Kiong atau MONAS yang ditangkap bulan November 2007 dengan barang bukti 1 JUTA PIL EKSTASI.

Dari 9 orang yang ditangkap, hanya 3 orang yang berkas perkaranya dilimpahkan POLRI kepada KEJAKSAAN AGUNG. Sisanya “dilepaskan”. Bahkan, bandar Liem Piek Kiong alias MONAS sudah 3 kali berturut-turut dibebaskan alias diloloskan dari jerat hukum — sementara isteri dari MONAS alias Cece yang ikut ditangkap di Apartemen Taman Anggota (November 2007), sudah mendapatkan vonis mati dari Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

https://i0.wp.com/data5.blog.de/media/898/3376898_914dc925ae_m.jpg

Tetapi walau sudah divonis mati, Cece tetap menjadi bandar narkoba dan mengendalikan perdagangan gelap narkoba dari balik jeruji besi di Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur –.

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri memerintahkan Irwasum Komjen Jusuf Manggabarani untuk melakukan pemeriksaan intensif sejak bulan Desember 2008 atas kasus rekayasa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sehingga Bandar MONAS bisa lolos dari jerat hukum.

https://i0.wp.com/data5.blog.de/media/546/3378546_c06894b653_m.gif

Lebih dari 50 orang diperiksa, tapi pemeriksaan itu tidak menyentuh samasekali Komjen Gories Mere yang patut dapat diduga menjadi BEKING UTAMA bandar narkoba MONAS.

Hebatnya lagi, sumber KATAKAMI Di MABES POLRI menginformasikan bahwa Kapolda Riau Indradi Tanos sudah dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda — padahal Indradi Tanos samasekali belum pernah diperiksa oleh Tim Irwasum –. Saat sindikat kemafiaan Liem Piek Kiong alias MONAS ini ditangkap, Indradi Tanos menjabat sebagai Direktur Narkoba Bareskrim POLRI.

Ada tabir misteri yang sangat mengerikan dibalik kasus bandr narkoba Liem Piek Kiong alias MONAS ini. Dan POLRI, patut dapat diduga sengaja mendiamkan dan membiarkan ketika KATAKAMI dihajar habis-habisan dan diteror dengan sangat brutal mengerikan oleh kubu Komjen Gories Mere karena berani-beraninya memberitakan kasus kotor seputar BANDAR NARKOBA MONAS.

POLRI juga, patut dapat diduga sengaja memdiamkan dan membiarkan ketika KATAKAMI dirusak habis-habisan, disadap, diteror dan diintimidasi — laptop dan komputer kami semua dirusak –, termasuk nomor koneksi internet M2 yang kami gunakan, tidak ada yang tidak dirusak.

Padahal pada tanggal 14 Januari 2009, kasus pengrusakan terhadap KATAKAMI ini sudah dilaporkan secara resmi ke POLDA METRO JAYA, KOMNAS HAM dan DEWAN PERS. Kepada KOMNAS HAM, penyidik POLDA METRO JAYA menginformasikan carut marutnya dan brutalnya pengrusakan ini disebabnya karena “RUSAKNYA JARINGAN KONEKSI INTERNET”. Inilah tulah atau karma yang diterima oleh POLRI.

Bagaimana bisa ada kerusakan jaringan internet, jika yang termuat dari tulisan-tulisan tertentu di KATAKAMI hanya bagian judul saja ? Bagaimana bisa disebut tidak ada pengrusakan oleh pihak lain kalau semua format tulisan, format desain dan tata letak KATAKAMI dan semua BLOG yang kami miliki dirusak habis-habisan ?

Kami menyambut baik, himbauan internasional agar POLRI direformasi secara total. Jangan ada lagi yang dilindungi jika memang melakukan pelanggaran hukum, HAM dan Kemanusiaan. Tidak cuma di dalam kasus bandar narkoba MONAS, tetapi harus dibuka semua dugaan pelanggaran hukum yang sangat fatal dalam penanganan terorisme.

Patut dapat diduga, GORIES MERE terkait dalam peledakan bom di Hotel JW Marriot dan didepan Kedubes Australia. Sumber KATAKAMI di KEPOLISIAN INDONESIA menyebutkan bahwa pasca peledakan bom di Hotel JW Marriot sebenarnya INTERPOL sudah menawarkan bantuan untuk Tim Satgas Bom tetapi ditolak.

Caranya, menurut sumber, patut dapat diduga Tim Satgas Bom menyodorkan 2 juta nomor telepon yang diklaim telah disadap dan perlu dibongkar untuk mengusut kasus peledakan bom di bulan Agustus 2003 tersebut.

Patut dapat diduga, banyaknya nomor telepon yang diklaim telah disadap seputar jaringan Al Jamaah Al Islamyah merupakan rekayasa dan tindakan hiperbola dari Gories Mere sebagai orang yang memimpin penanganan terorisme saat itu.

https://i0.wp.com/www2.kompas.com/utama/news/0311/14/214229.jpg

Kasus lain yang lebih mencengangkan, sumber KATAKAMI yang notabene adalah Jenderal Berbintang 4 menyebutkan bahwa seorang sahabatnya yang bersekolah di Malaysia telah mendapatkan informasi bahwa sebenarnya gembong teroris dr Azahari BELUM MATI. Sehingga, klaim dari INDONESIA bahwa gembong teroris dr Azahari ini telah ditembak mati pada bulan November 2005 adalah isapan jempol dan rekayasa yang sangat memalukan.

Ini mengingatkan KATAKAMI terhadap sebuah informasi dari wartawan senior yang mendapatkan “cerita tersendiri” dari seorang Mantan Kapolri bahwa saat POLRI mengumumkan dr Azahari telah tewas, Mantan Kapolri ini menghubungi Kapolri (saat itu) Jenderal Sutanto bahwa kebijakan Sutanto agar jenazah “dr Azahari” tidak perlu diotopsi — karena POLRI meyakini bahwa yang mati itu adalah dr Azahari — adalah sebuah kebijakan yang sangat ganjil dan bisa mempermalukan Indonesia di mata dunia internasional. Bayangkan, bagaimana mungkin dalam sebuah tindakan penyerangan yang diklaim telah menewaskan gembong teroris berbahaya, jenazahnya tidak diotopsi ? Ada apa dibalik semua itu ?

Entah mau ditaruh dimana muka kita sebagai sebuah BANGSA, disaat lembaga internasional sekredibel AMNESTY INTERNASIONAL menemukan begitu banyak aib, borok, bopeng dan berbagai pelanggaran hukum yang memalukan pada wajah dan tubuh “POLRI”.

Belum lagi kalau AMNESTY INTERNASIONAL tahu bahwa oknum Pejabat POLRI — terutama Kubu Komjen Gories Mere — menindas jurnalis yang konsisten menyuarakan kebenaran dan keadilan. Tak punya rasa malu dan tidak tahu diri, menyalah-gunakan perangkat penyadapan dan perangkat teknologi yang dibeli dengan UANG RAKYAT tetapi untuk menindas rakyatnya sendiri.

Herannya, didiamkan pula — dan terkesan sengaja dibiarkan — oleh Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri.

Terimakasih Tuhan, Terimakasih “DUNIA”, Terimakasih AMNESTI INTERNASIONAL dan terimakasih kepada nilai-nilai KEBENARAN yang bermuara para pentingnya upaya penegakan hukum yang murni dan konsekuen.

AMNESTI INTERNASIONAL dan “DUNIA” secara keseluruhan, jangan berhenti hanya sampai disini. Masih ada pertunjukan lain yang besar kemungkinan akan terjadi pada panggung politik PILPRES 2000.

Netralitas POLRI dituntut untuk sangat tegas dilakukan sehingga jangan sampai ada pemaksaan kehendak guna memberikan jalan bagi pasangan Capres – Cawapres tertentu untuk menang.

Ditambah lagi ada duapuluh juta orang rakyat Indonesia tidak bisa memilih pada Pemilu Legislatif bulan April 2009 lalu dan KOMNAS HAM telah merekomendasikan agar 20 juta orang rakyat Indonesia yang dirampas hak politiknya itu WAJIB difasilitasi untuk tetap memberikan hak suaranya.

https://i0.wp.com/latimesblogs.latimes.com/washington/images/2008/06/04/jimmy_carter_believe_barack_obama_s.jpg

Dan sekedar untuk melengkapi tulisan ini, rasanya seakan-akan komunitas internasional — termasuk Amerika Serikat — sudah mulai “kehilangan rasa persahabatan” terhadap rakyat Indonesia sebab pada pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009 lalu, tidak ada tim independen dari dunia internasional — khususnya dari Mantan Presiden Jimmy Carter — yang ikut membantu memantau dan mengawasi jalannya pesta demokrasi.

Biasanya, tim pemantau asing ini ikut memonitor jalannya pesta demokrasi Indonesia. Tetapi pada Pemilu Legislatif 2009 lalu, tidak ada samasekali kekritisan dari tim pemantau asing yang kredibel untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia. Bukan untuk mencampuri urusan dalam negeri Indonesia sebab tim pemantau independen ini bersifat untuk “menyaksikan” saja.

Terbukti, dengan tidak disaksikannya pesta demokrasi Pemilu Legislatif bulan April 2009 lalu, 20 juta rakyat Indonesia telah dirampas HAK POLITIKNYA dan patut dapat diduga POLRI sengaja tidak mau menerima laporan tindak kecurangan pada pesta demokrasi itu.

http://redaksikatakami.files.wordpress.com/2009/04/1-oao.jpg

DUNIA INTERNASIONAL — entah itu Amerika Serikat atau negara manapun juga– janganlah pernah dan janganlah sampai mengurangi rasa persahabatan dan perhatian yang hangat kepada rakyat Indonesia.

Jangan menunggu sampai Indonesia harus hancur lebur dan luluh lantak seperti IRAN — pasca kekisruhan Pemilu Pilpres disana –.

Akhirnya, sebagai anak bangsa yang mencintai Indonesia dengan sepenuh hati — termasuk mencintai POLRI secara INSTITUSI — raanya ikut sedih, malu dan terpukul atas tamparan keras di wajah dan tubuh POLRI dibalik temuan dan hasil investigasi AMNESTY INTERNASIONAL.

Kali ini, kena batunya lu !

(MS)

24/06/2009

Tiga Ballerina Dengan Tiga Pilihan Politik Berbeda, Dan Kabar Terbaru Yang Mengejutkan "Jenderal Wiranto" Berhasil Menguasai Panggung Debat Cawapres !

https://i0.wp.com/www.gifs.net/Animation11/Hobbies_and_Entertainment/Dances_Classic/Ballerina_2.gifhttps://i0.wp.com/www.gifs.net/Animation11/Hobbies_and_Entertainment/Dances_Classic/Ballerina_2.gifhttps://i0.wp.com/www.gifs.net/Animation11/Hobbies_and_Entertainment/Dances_Classic/Ballerina_2.gif

OLEH : MEGA SIMARMATA, Editor In Chief Of KATAKAMI.COM


Dimuat juga di BREAKING NEWS WWW.KATAKAMI.COM , WWW.BLOGKATAKAMIINDONESIA.BLOGSPOT.COM dan WWW.KATAKAMIKATAKAMI.VOX.COM


Jakarta 24/6/2009 (KATAKAMI) Bisakah anda bayangkan, kalau misalnya anda punya 3 anak dan ketiganya memiliki pilihan berbeda dalam kehidupan mereka — termasuk pilihan politik — ?

Nah, itulah yang saya hadapi sebagai seorang jurnalis yang memang berkecimpung seluruh rekam jejak di dunia kewartawanan selama lebih dari 15 tahun. Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden (Pemilu Pilpres) awal Juli mendatang, demam “politik” mulai mewabah juga didalam rumah saya.

Khususnya diantara ketiga puteri yang saya lahirkan seluruhnya melalui proses operasi caesar.

https://i0.wp.com/www.gifs.net/Animation11/Hobbies_and_Entertainment/Dances_Classic/Ballerina_3.gifhttps://i0.wp.com/www.gifs.net/Animation11/Hobbies_and_Entertainment/Dances_Classic/Ballerina_3.gifhttps://i0.wp.com/www.gifs.net/Animation11/Hobbies_and_Entertainment/Dances_Classic/Ballerina_3.gif

Tika atau Skolastika (8 tahun), Mika atau Mikaela (7 tahun) dan Nika atau Gaudensnika (3 tahun). Jangan pikir mereka tidak tahu nama-nama Capres dan Cawapres yang akan bertarung di panggung perpolitikan Pilpres Indonesia.

Mereka hapal luar kepala. Dan sebagai orangtua, asyik asyik saja mengikuti pertumbuhan anak yang mencoba untuk “belajar politik” dengan menilai situasi yang ada di sekeliling mereka — menurut daya tangkap dan kecerdasan yang mereka miliki masing-masing –.

Ketiga bidadari kecil saya ini, tidak ada yang kompak pilihannya untuk masalah Capres dan Cawapres.

Mereka hanya kompak dalam hal kelincahan menari BALLET karena ketiganya memang sama-sama mengikuti ekstrakulikuler BALLET.

https://i0.wp.com/www.formatnews.com/photo/1242981485jk%20wiranto.jpg

Bahkan, Tika — yang sulung — sudah mencapai grade atau tingkatan yang lumayan tinggi yaitu Grade 2. Tapi untuk urusan “politik”, ketiga ballerina ini punya pertimbangan politik masing-masing yang menggelitik hati.

Tika, yang akan segera duduk di kelas 4 SD ini, secara pasti dan lantang mengatakan bahwa ia akan memilih pasangan JK – Wiranto. “Mama, aku mau pilih JK – Win (dia tahu slogan pasangan ini adalah JK – Win, red).

“Oh ya, kenapa Nak ?” tanya saya.

“Begini Mama, pasangan ini pasangan yang tercepat mengumumkan pasangannya mereka, itu lho … mengumumkan JK – Win. Yang lain lama. Terus, Mama baca dong di iklan-iklan mereka. Mama gimana sih ? JK … Jaga Keharmonisan … terus katanya untuk Indonesia yang lebih mandiri, pilih JK – Wiranto” jelas Tika kepada sang “Mama” yang pura-pura tak mengerti soal politik.

http://ichwankalimasada.files.wordpress.com/2009/05/mega-prabowo.jpg

Penjelasan Tika ini, tidak diterima oleh sang adik yaitu Mika — anak saya yang nomor dua –.

“Huh, kakak payah. Aku pilih Mega – Pro. Mega – Prabowo. Kakak lupa ya, Megawati itu nawarin SEMBAKO MURAH. Mau … semua semua serba mahal seperti sekarang ? Aku pilih Mega – Pro. Pro Anak Muda, YESSS ! Gitu Mama, tapi iklannya sedikit di televisi. Kenapa ya ? Kalah sama iklannya JK – Wiranto” kata Mika.

Saya hanya tersenyum setiap kali kakak beradik ini berdekat soal pilihan politik mereka.

https://i0.wp.com/static.tvguide.com/MediaBin/Galleries/Shows/A_F/Di_Dp/DoraTheExplorer/crops/dora-explorer.jpg

Yang seru, kalau anak saya yang paling kecil sudah ikut angkat bicara — yang notabene jadi musuh bersama kakak-kakaknya sebab si bungsu ini memang modal gertak saja jika mau mendapatkan sesuatu milik kakak-kakaknya –. Dalam keluarga kami, si bungsu in biasa dipanggil DORA. Itu disebabkan karena ia sangat menyukai tokoh kartun DORA THE EXPLORER, dan jangan coba-coba membelokkan jadi DORAEMON, tokoh kartun lainnya yang gendutdan lebih lucu sebenarnya — sebab si bungsu “DORA” tidak segan-segan menggebuk kalau ada yang salah memanggil dirinya yaitu dari DORA THE EXPLORER menjadi DORAEMON.

Kalau kedua kakaknya sudah bicara “politik”, si bungsu ini akan ikut ambil bagian dengan gaya dan logat bicara yang masih sangat cadel.

https://i0.wp.com/www.animated-angels.com/animated-angels/winter-angels/rose-angel.gif

“Mama, aku pilih PALTAI BUNGA … aku ketuanya, aku yang pimpin. Aku gak mau pilih SBY, aku pilih PALTAI BUNGA. Kalau PALTAI GELINDLA yang menang, aku mau pilih PALTAI GELINDLA, tapi kata papa PALTAI GELINDLA kalah jadi juara satu. Jadi aku pilih PALTAI BUNGA ya MAMA !” kata si Nika “DORA”.

Kalau sudah sok tahu dan “tidak nyambung” seperti ini arah pembicaraan, kedua kakaknya dengan sangat judes tetapi geli mendengar jawaban sang adik, akan ramai-ramai mengoreksi.

“Huuu, Dedek … gak nyambung banget sih, gak ada lageee, PARTAI BUNGA. Sekarang pilih orangnya Dek, bukan pilih partainya kayak dulu” kata Tika, si sulung yang punya kadar kecuekan sangat amat tinggi dalam sikap dan perilakunya.

“Ah, bial aja, aku mau pilih PALTAI BUNGA, ya kan Mama. Mama pilih siapa ?” tanya si bungsu Nika “DORA”.

Nah, kalau sudah ditanya seperti maka saya harus pintar-pintar menjawab.

Sebab, kalau saya jawab yang sejujurnya, mereka akan dengan mudah menceritakan kepada siapa yang mereka jumpai bahwa Sang Mama memilih si A atau si B atau si C. Jadilah, saya menjawab dengan diplomatis saya.

https://i0.wp.com/static.tvguide.com/MediaBin/Galleries/Editorial/090119/inaugural/inaugural25.jpg

“Kalau Mama, milih Obama dan Joe Biden aja ahhh …..” jawab saya sambil becanda.

Tika, si sulung menjawab “Itu kan di Amerika, Mama. Mama kan harus pilih yang di Indonesia !”.

Saya jawab lagi, “Wah, kalau yang di Indonesia, rahasia dong. Pemilu kan bebas dan rahasia”.

Seperti itulah gambaran pilihan politik dalam keluarga kami. Saya membiarkan dan mempersilahkan anak-anak saya yang masih di bawah umur ini untuk bicara tentang “politik” sesuai dengan gambaran dan pengertian mereka sebagai anak-anak.

Jika memang ada yang ingin mereka tanyakan, barulah saya menjelaskan.

Dan jika ada yang kurang tepat dari pandangan atau pengertian mereka, maka saya  juga harus cepat memberikan koreksi agar pengetahuan politik yang tertanam dalam diri anak-anak ini memang menjadi benar sejak awal penyusunan fondasi-fondasi dalam diri mereka. Pemilu Pilpres tinggal beberapa hari lagi.

Tentu, tak cuma anak-anak saja, seluruh rakyat Indonesia dari semua lapisan menantikan PESTA DEMOKRASI yang sangat penting ini.

https://i0.wp.com/koran.seveners.com/wp-content/uploads/2009/04/indonesia-memilih1-225x300.jpg

Mari kita berikan suara dan pilihan politik kita pada Pemilu Pilpres nanti. Dan mari kita juga menghimbau kepada semua pihak untuk menghormati pilihan politik dari anak bangsa yang lain.

Janganlah ada pemaksaan kehendak. Janganlah ada rekayasa atau kejahatan-kejahatan politik yang mengebiri atau menyunat hak suara pasangan Capres – Cawapres yang menjadi pesaingnya.

Janganlah juga ada agen-agen intelijen atau perangkat keamanan — termasuk juga semua perangkat pemerintahan — yang patut dapat diduga memancing di air keruh untuk memenangkan pasangan tertentu. Lihatlah carut marutnya situasi pasca Pemilu Pilpres  di Iran.

Apa yang mau dibanggakan dari Iran saat ini ?

Negeri mereka luluh lantak, sekitar 7 orang tewas dan ratusan orang terluka. Tetapi tetap saja, sampai detik ini tidak ada solusi politik yang bermartabat di Iran.

https://i0.wp.com/kpuklaten.com/wp-content/uploads/2009/05/centang.gif

Janganlah juga ada CAPRES tertentu yang ganti gaya dalam kampanye yaitu kebalikan dari iklan politiknya yang selama ini kerap membanggakan diri dan keberhasilan yang menggebu-gebu, sekarang dibuat jadi memelas dan sok terzolimi. “TETAP SABAR, WALAU DICACI MAKI”, demikian isi sebuah spanduk yang kami baca Rabu (24/6/2009) pagi ini di salah satu sudut kota Jakarta.

Weleh weleh, aduh piyung … macam mana awak tak jadi bingung, yang mencaci dan memaki ente itu siapa, Jek ?

Ndak ada, janganlah berhalusinasi dan berfantasi. Jangan terbiasa menzolimi diri sendiri tetapi melemparkan kesalahan kepada pihak lain yang terus mendapat dukungan rakyat.

Saatnya INDONESIA memilih pemimpin sejati.

Pemimpin yang tidak suka MENZOLIMI. Baik itu MENZOLIMI dirinya sendiri, MENZOLIMI lawan politik, MENZOLIMI jurnalis atau media, MENZOLIMI nilai-nilai kebenaran dan keadilan”.

https://i0.wp.com/www.jkwin4you.com/fotoberita/200905311932521.jpg

Dan disaat seperti ini, kabar terbaru yang hadir ke tengah rakyat Indonesia adalah, dari panggung DEBAT CAWAPRES yang diadakan Selasa (23/6/2009) malam, Cawapres dari Capres Jusuf Kalla yaitu Jenderal Wiranto berhasil menguasai panggung perdebatan itu.

Mantap !

Wiranto menunjukkan kelasnya sebagai Jenderal Berbintang 4 yang sesungguhnya. Bukan apa-apa, ada lho yang sebenarnya bukan Jenderal Berbintang 4 karena sebenarnya bintang 4 yang dimilikinya cuma sebuah pemberian cuma cuma alias gratisan dari Pemerintah Indonesia.

https://i0.wp.com/www.perspektif.net/i/art/wiranto.jpg http://toghe91.files.wordpress.com/2009/03/65464_deddy_mizwar_thumb_300_225.jpg

Beda, antara Jenderal bintang 4 yang asli, dengan Jenderal bintang 4 yang “tidak asli” karena yang “tidak asli” ada embel-embel KEHORMATAN. Lagi-lagi, yang bisa dikatakan adalah

“Weleh, Weleh, Aduh Piyung … macam mana awak tak jadi bingung !”.

Nagabonar juga pangkatnya Jenderal lho, tapi tentu saja masuk dalam kategori Jenderal bintang 4 yang tidak asli.

Sambil menunggu jadwal penyelenggaraan Pilpres awal bulan Juli mendatang, elok rasanya kalau menghibur hati mendengarkan sebuah iklan politik dari pasangan Capres – Cawapres tertentu yang kini banyak ditayangkan di berbagai media televisi … “PAK KETIPAK KETIPUNG SUARA GENDANG BERTALUH-TALUH !”.

Selamat menentukan pilihan pilihan politik yang sesuai dengan kata hati.

Pilihlah yang diyakini akan membawa Indonesia menjadi lebih baik. Jangan golput, jangan apatis dan jangan sinis. Tentukan saja pilihan. Selama masih ada hidup, maka disitu akan selalu ada harapan.

Ya, harapan untuk membawa dan membuat Indonesia menjadi LEBIH BAIK dalam pengertian yang sesungguhnya. (MS)

22/06/2009

Catatan Kecil Pada Perayaan "Father's Day", My Daddy Is My Hero !

Filed under: katakami, mega simarmata, news — Tag:, , , , — katakaminews @ 09:21

Oleh : Mega Simarmata, Pemimpin Redaksi

Dimuat juga di http://www.katakamikatakami.vox.com dan http://www.katakaminews.wordpress.com


Jakarta 21/6/2009 (KATAKAMI) Di Indonesia, sedikit kurang populer perayaan HARI AYAH (FATHER’S DAY). Yang sangat lazim adalah perayaan HARI IBU setiap tanggal 22 Desember (MOTHER’S DAY).

Tapi rasanya, menarik juga jika saya mengulas sedikit tentang kenangan dan apa pandangan dalam diri saya terhadap figur seorang ayah.

Ayah saya, Oloan Herlin Simarmata Sarjana Hukum, adalah seorang pensiunan Hakim. Ia menikah dengan RA Pasaribu teman sekuliahnya DI Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), yang tak lain adalah ibu saya. Seorang perempuan yang sangat mulia hatinya. Perempuan yang mengajarkan kami anak-anaknya untuk sangat kuat mengandalkan kekuatan “DOA” dalam menjalani kehidupan.

Jabatan terakhirnya adalah Ketua Pengadilan Tinggi di Sulawesi Utara dan memasuki masa pensiun pada awal tahun 2001.

Yang menjadi kesamaan sangat mendasar antara saya dan ayah saya adalah kami berbintang sama yaitu AQUARIUS dan sama-sama memiliki golongan darah A.

Ayah saya, pribadi yang sangat hangat, punya rasa humor yang sangat amat tinggi, murah hati tak terhingga kepada anak-anaknya, sangat siap dan selalu mau menjadi pendengar yang baik untuk semua anak-anaknya. Dalam keluarga, saya anak bungsu dari 5 bersaudara.

Hal lain yang membuat kedekatan bathin saya menjadi lebih dekat dengan ayah saya adalah dari 7 anak (2 diantaranya meninggal dunia sewaktu bagi balita), hanya saya yang sewaktu lahir dibiayai dari hasil pendapatan ayah saya sendiri yang waktu dekade tahun 1970-an masih menjabat sebagai “hakim biasa”. Saudara saya yang lain dibiayai “ongkos rumah sakitnya” oleh Kakek saya Almarhum “TUAN SARIBURAJA” Somuntul Bungajalan Pasaribu. Dan tidak tanggung-tanggung, semua saudara saya itu lahir di rumah sakit swasta yang sangat bagus dan mahal yaitu Rumah Sakit Elizabeth Medan. Sedangkan saya, (hehehe) lahir di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan.

Panggilan saya untuk ayah saya kalau sedang bercanda adalah “Don Corleone”, nama tokoh MAFIA dalam film GODFATHER. Karena itu adalah film kesukaan kami sekeluarga. Dan satu kalimat yang ada dalam film itu adalah “Don’t Let People Know, What You’re Thinking”.

Dilahirkan dari keluarga yang sangat apa adanya di sebuah dusun kecil yaitu Lumban Suhi-Suhi di Pulau Samosir, ayah saya sangat dimanja oleh ayah ibunya. Itu disebabkan karena kelahirannya didunia ini sangat lama dinantikan oleh ayah dan ibunya yaitu Almarhum Mangga Albinus Simarmata dan Katarina Manik. Tigabeslas tahun setelah pernikahan, barulah kakek dan nenek saya itu bisa mendapatkan anak pertama dan itulah yang kelak menjadi ayah saya.

Entah karena di masa kecilnya, ia memang sangat dimanjakan (padahal ketiga orang adiknya sangat jarang dimanjakan berlebihan oleh kakek nenek saya), kepada kami semua anak-anaknya … ayah saya memang terlihat sangat konsisten pada satu hal yaitu memberikan apapun yang terbaik untuk anak.

Bahkan kalau anak-anaknya memilih pasangan yang sesuai dengan keinginan masing-masing. Abang saya yang sulung, Barce Simarmata memilih menikah dengan teman sekuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berlatar-belakang suku Cina. Sempat mendapat penolakan yang keras dari ibu dan kakak perempuan saya (Wendy Simarmata). Tetapi, ayah saya tidak sampai hati dan sejak awal “merestui” hubungan itu dengan cara yang sangat halus.

Dalam kenangan saya di masa kanak kanak, salah satu sifat yang menonjol dari ayah saya adalah beliau tidak pernah marah secara keras kepada anak-anak. Sungguh sangat lembut dan memukau luar biasa hatinya. Ini menjadi sebuah kenangan mendasar yang mengakar didalam hati kami anak-anaknya. Kemanapun ia pergi, ia pasti membelikan buah tangan atau oleh-oleh sesuai dengan permintaan dari anak-anaknya.

Dan, pasti yang dituliskan oleh anak-anaknya akan dibelikan oleh ayah saya.

Saat beliau memasuki masa pensiun tahun 2001, saya yang mendapat kesempatan untuk pergi ke Eropa bersama ayah ibu saya. Mereka lebih dulu berangkat ke Amsterdam, dan saya menyusul beberapa hari kemudian. Saat saya datang, di pintu penjemputan sudah berdiri ayah dan ibu saya dengan senyum mereka di Bandara Schipol Amsterdam.

Dari Belanda, kami bertiga mengunjungi Lourdes di Perancis Selatan, sebuah tempat suci bagi UMAT KATOLIK di seluruh dunia sebab di Lourdes inilah MARIA, Ibunda Yesus, menampakkan diri kepadz Santa Bernadette Soubirous. Dan salah satu tanda yang penuh mukjizat di Lourdes, adalah keluarnya mata air yang diyakini akan dapat memberikan “kesembuhan” — secara jasmani dan rohani kepada umat yang mengimani dengan sungguh-sungguh kemurahan hati Tuhan –. Saya pribadi, sudah 6 (enam) kali berziarah ke “tanah suci” LOURDES ini.

Perjalanan ke Lourdes ini, tidak akan pernah dilupakan oleh ayah saya. Sebab saya “mengerjai” beliau. Di Lourdes, semua umat yang datang ke sana akan menyempatkan diri untuk “mandi” di air suci yang memang dibuatkan khusus menjadi tempat-tempat permandian. Ada yang khusus untuk lelaki dan ada juga yang khusus untuk perempuan.

Suuatu hari saat kami di Lourdes, saya katakan kepada ayah saya, “Pak, didalam ruangan sini nanti, ada pemandangan bagus. Tapi dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Nah sekarang, Bapak masuk ke dalam. Aku tunggu diluar,” kata saya kepada ayah saya waktu itu.

Dan beliau percaya. Masuklah ayah saya di “ruangan” itu — yang ternyata adalah tempat permandian untuk untuk kaum lelaki. Saya sudah tertawa terbahak-bahak karena saya tahu pasti ayah saya akan kedingingan mandi didalam. Sebab, untuk mandi disana harus (maaf) telanjang dan airnya … DINGIN SEKALI. Ketika kami datang, suhu disana minus 2 derajat celcius.

Ketika ayah saya keluar, beliau tidak marah dan malah kami berdua tertawa terbahak-bahak berdua. Beliau tahu dan sadar bahwa sudah dikerjai oleh anak bungsunya. Dan sampai saat ini, jika mengenang peristiwa itu maka ayah saya akan tertawa terbahak-bahak.

Dan sepanjang berapa di Eropa, kami punya kesukaan yang sama yaitu duduk di kafe, sekedar untuk menikmati secangkir cappucino hangat dengan dilengkap “panecake”.

Ayah saya adalah penyayang binatang. Itulah sebabnya, sewaktu saya kecil dulu … kami pernah punya anjing peliharaan sampai 20 ekor. Sebagian diantaranya adalah anjing ras, herder dan doberman. Dan salah satu hobi lainnya dari ayah saya adalah memelihara ikan arwana didalam aquarium. Dan itu yang membuat ayah saya sedih saat terjadi musibah banjir di kawasan Grogol (yang menjadi rumah keluarga besar kami), sebab air banjir setinggi 1.5 meter didalam rumah membuat ikan arwana kesayangan ayah saya “lepas” dan raib sampai saat ini.

Dan itu yang membuat ayah saya tidak ingin memelihara ikan didalam aquariumnya. Saya tahu, beliau tidak ingin “kehilangan” untuk yang kedua kalinya.

Ayah saya, tipikal yang “jahil” juga. Dan semua anak-anaknya pernah jadi sasaran.

Saya ingat, satu waktu saat beliau menjadi Hakim Tinggi di Kupang (Nusa Tenggara Timur), datanglah surat dari kekasih abang saya yang nomor 3. Teodorus Simarmata, sekarang bertugas di Imigrasi. Dari kami berlima, hanya Teo yang ikut ke NTT saat ayah saya bertugas disana. Dan Teo, memutuskan untuk kuliah di NTT mengambil program S-1 nya dulu.

Dulu saat masih kuliah di NTT, abang saya itu pernah berpacaran dengan seorang gadis “Porto” alias Portugis yang tinggal di Dili (sekarang menjadi ibukota Timor Leste). Ia berkirim surat kepada abang saya. Dan ayah saya “keluar” jahilnya. Ia membuka pelan-pelan amplop surat itu, dari berlembar-lembar surat cinta, diambil selembar dan didalam surat itu dimasukkan uang logam (uang recehan). Kemudian amplop itu lem rapi agar tidak ketahuan.

Bisakah anda bayangkan, bagaimana saat abang saya membuka surat cintanya yang sudah “dikerjai” oleh ayah saya. Hehehehe. Pertama-tama saat membaca, abang saya agak kebingungan karena ada yang jalan cerita yang “missing” atau hilang dari surat cinta itu. Dan mengapa ada uang recehan logam … untuk apa ? Tapi lama-kelamaan, abang saya tahu siapa “pelakunya”.

Bagi saya, ayah saya adalah sahabat sangat sempurna dan pendengar yang baik bagi setiap keluh kesah yang menjadi ganjalan di hati anak-anaknya. Kalau sudah ada masalah yang mengguncang hati, saya tahu kepada siapa saya harus berbicara.

Saya pasti menelepon ayah saya. Sering, saya sampai menangis tersedu sedan sampai saat ini jika berkeluh kesah tentang sesuatu yang sangat “mendasar”, kalau memang ada hal-hal yang menyedihkan hati dalam kehidupan saya.

Dan itu juga yang dilakukan oleh kakak perempuan saya, Wendy, dia pasti tahu kepada siapa dia harus “curhat” jika ada masalah atau keluhan yang sangat mengguncang hatinya.

Sebagai jurnalis selama lebih dari 15 tahun, bidang yang menjadi spesialisasi tulisan atau peliputan saya adalah politik, hukum dan keamanan. Khusus di bidang hukum, saya pasti tahu kepada siapa juga saya harus “berdiskusi” atau “bertanya” tentang permasalahan hukum.

Saya pasti menghubungi ayah saya untuk bertanya, walaupun abang saya yang nomor 4 (Edward Simarmata) adalah seorang hakim, satu-satunya yang meneruskan profesi hakim dalam keluarga saya. Saat ini, Edward bertugas sebagai HAKIM Di Pengadilan Negeri Bitung, Gorontalo.

Sama seperti ibu saya, ayah saya menempatkan anak sebagai permata hati yang tak akan putus-putusnya mendapatkan curahan kasih sayang dan pemberian-pemberian yang menyentuh hati.

Sama seperti ibu saya, ayah saya memperlakukan anak sebagai “orang” yang tak boleh disakiti dan justru harus dilimpahi dengan semua kebaikan demi kebaikan. Dari mulai kami lahir, bertumbuh dan berkembang sebagai balita, remaja, dewasa dan saat semua sudah menikah. Tidak ada yang berubah, perlakuan mereka tetap sama kepada anak-anaknya.

Selalu ada cerita yang lucu dan memancing gelak tawa, bila saya bertemu dengan ayah saya. Pasti selalu saja ada yang stok cerita-cerita yang lucu.

Itu sebabnya, sangat ganjil dan begitu “mengerikan” rasanya, jika ada didunia ini kaum lelaki yang memperlakukan anak-anaknya atau anak-anak kecil pada umumnya secara brutal, tidak manusiawi, biadab atau melenceng dari nilai-nilai kepatutan serta kewajaran. Saya dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang menempatkan posisi “anak” sebagai pihak yang harus dikasihani, dihargai dan disayangi.

Bukan cuma anak sendiri, tetapi juga anak-anak orang lain — anak kecil secara keseluruhan.

Apa bedanya dengan binatang, jika cuma anak sendiri yang disayangi tetapi anak orang dihajar, ditindas dan diperlakukan tidak baik ? Binatang yang paling buas, pasti akan sangat menjaga dan menyayangi anaknya sendiri tetapi anak “pihak” lain justru dimangsa.

Saya menghormati dan sungguh mencintai ayah ibu saya, sebab mereka pasangan yang mengagumkan dan menjadi denyut nadi dalam kehidupan saya sebagai anak mereka.

Sudah hampir 5 tahun terakhir, ibu saya menderita sakit permanen pasca operasi di bagian kepala beberapa tahu lalu — yang menyebabkan kondisi fisiknya terbatas dan memori ingatannya berkurang –

Tetapi dengan sangat sabar sekali, ayah saya mengurus ibu saya sampai hal yang sekecil-kecilnya — maaf, memasangkan pakaian dalam, membantu buang air, membantu untuk makan dan minum, terutama minum obat –.

Ayah saya bangga, karena saya sebagai anak bungsunya konsisten dan sungguh menekuni profesi sebagai seorang jurnalis.

Dan diatas semua kebanggaan yang dirasakan oleh ayah (dan ibu saya), saya ingin mereka tahu bahwa justru merekalah yang paling pantas dibanggakan oleh saya, dan ke-empat saudara saya.

Cinta mereka, adalah matahari yang menyinari hidup anak-anak mereka. Cinta mereka, adalah bintang yang menghiasi “langit kehidupan” anak-anak mereka di waktu malam. Cinta mereka, adalah kekayaan yang paling berharga pemberian Tuhan kepada anak-anaknya.

Satu waktu, disaat saya berulang tahun, ayah saya mengirimkan ucapan selamat ulang tahun dengan sebuah harapan yang mengutip doa saya sewaktu kami bersama-sama berkunjung ke Lourdes (Perancis), “Tuhan, tidak perlu kekayaan yang berlimpah diberikan kepada kami, tapi berikanlah apa yang kami butuhkan, terutama kebahagiaan di hati”.

Dan dalam ucapan selamat ulang tahun itu, ayah saya menuliskan pesannya seperti ini, “Ananda Tercinta, Selamat Ulang Tahun Anakku, ingatlah doamu di Lourdes, Tuhan … tidak perlu kekayaan berlimpah yang diberikan kepada kami, tetapi berikanlah saja apa yang kami butuhkan, terutama kebahagiaan di hati”.

Walau di Indonesia ini, tidak populer perayaan “FATHER’S DAY”, saya ingin ikut meramaikannya di komunitas yang merayakannya di belahan dunia manapun karena saya bangga memiliki ayah yang penuh cinta yang tak pernah berkesudahan sepanjang waktu.

Sebuah doa, yang barangkali belum pernah didengar oleh ayah saya selama ini dari mulut dan hati saya sebagai anaknya, juga ada yang sangat khusus. Saya ingin memberitahukan doa saya itu dan dengan sepenuh hati saya ingin Tuhan mengabulkannya.

“Ya Tuhan, berikanlah umur yang panjang kepada ayah dan ibu saya, sepanjang umur NABI MUSA”.

PS : Horas ma Amang, Inang, holong do roha nami tu hamu. Mauliate godang, sahat ma tabe sian hami. (Salam untuk kalian, Bapak dan Ibu, kami sangat menyayangi kalian. Terimakasih banyak, dan kami sampaikan salam hormat dari kami).

Ananda Tercinta,

MS

15/06/2009

Surat Terbuka Kepada KOMNAS HAM, Komisi III DPR, Dewan Pers, PWI & AJI Mengenai Aksi Pengrusakan & Sabotase Yang Patut Dapat Diduga Dilakukan Manusia Liar Bernama GORIES MERE Terhadap KATAKAMI

Filed under: news — katakaminews @ 12:38

anjing
Jakarta, 15 Juni 2009

Kepada Yth.

– PIMPINAN KOMISI NASIONAL HAK AZASI MANUSIA (KOMNAS HAM)
– PIMPINAN KOMISI III DPR-RI
– DEWAN PERS
– PWI
– ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

Dengan Hormat,
Bersama ini saya MEGA SIMARMATA menyampaikan pengaduan resmi untuk yang ke sekian kalinya mengenai aksi pengrusakan yang dialami terus menerus oleh KATAKAMI.COM. Patut dapat diduga, aksi pengrusakan itu secara bergantian dilakukan oknum BADAN INTELIJEN NEGARA (BIN), oknum dari MABES POLRI – terutama dari kubu KOMISARIS JENDERAL GORIES MERE –.

Kami menyayangkan ketidak-mampuan dan ketidak-tegasan dari Saudara Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Irwasum Komjen Jusuf Manggabarani dan Kadiv Propam Irjen Oegroseno dalam mengendalikan dan mengatasi perilaku bawahan / mitra kerja mereka yang patut dapat diduga sudah sangat melebihi batas kepatutan dan kewajaran. Sejak aksi pengrusakan terhadap KATAKAMI dilaporkan ke pihak KEPOLISIAN tanggal 14 Januari 2009, tidak ada langkah nyata yang signifikan karena patut dapat diduga proses penyidikan dilakukan secara basa-basi dan penuh sandiwara sebab justru patut dapat diduga oknum-oknum POLRI yang sangat banyak terlibat akibat menyalah-gunakan kekuasaan dan kewenangan mereka.

Kami mendesak agar PEMERINTAH melakukan tindakan tegas terhadap JAJARAN POLRI, karena komitmen melakukan reformasi birokrasi hanyalah sebatas basa-basi. Belakangan ini, gangguan yang dilakukan sudah bukan sekedar pengrusaka pada huruf, tulisan, format dan yang sejenisnya. Tetapi patut dapat diduga, sudah masuk pada perbuatan melawan hukum yang sangat jauh yaitu SABOTASE sehingga situs dan semua BLOG kami hanya dapat memuat bagian judul saja. Luar biasa sekali, tidak ada rasa malu melakukan semua aksi kotor ini. Dan biasanya, sabotase ini dilakukan sebagai reaksi atas tulisan-tulisan (pemberitaan) di media kami yang menyoroti dugaan pelanggaran mereka.

Sebagai jurnalis kami merasa bahwa sudah tidak ada lagi tempat untuk meminta perlindungan hukum dan keadilan karena patut dapat diduga PERANGKAT KEAMANAN & APARAT PENEGAK HUKUM di Negara ini yaitu BIN dan POLRI, justru bisa seenaknya saja melakukan aksi pelanggaran hukum yang tidak akan pernah bisa disentuh oleh proses hukum itu sendiri bila terdapat perbuatan melawan hukum. Berbulan-bulan, kami menderita kerugian dan menjadi korban dari tindakan sewenang-wenang yang sangat tidak manusiawi. Kami memohon pihak KOMNAS HAM, KOMISI III DPR dan DEWAN memberikan perhatian terhadap nasib kami yang menjadi korban kesewenang-wenangan ini.

Kami memohon agar SAUDARA GORIES MERE segera ditangkap, dipenjarakan dan diadili seluruh pelanggaran hukumnya, terutama karena patut dapat diduga yang bersangkutan adalah BEKING dari Bandar narkoba Liem Piek Kiong (MONAS) dan patut dapat diduga terlibat juga dalam pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

Terimakasih.

13/06/2009

Tuan Kim Jong Il, Apakah Patut Dapat Diduga Saat Ini Anda Adalah Representasi Dari HITLER Karena Memamerkan Kebiadaban Pada 2 Wartawati ?

Filed under: news — Tag:, , — katakaminews @ 19:38

best friend jk - winWallpaper-Mega-Prabowo

Kim Jong Il
DIMUAT DI WWW.KATAKAMI.COM

Jakarta 13/6/209 (KATAKAMI) Kalau saja bisa berkata jujur maka sebenarnya sudah malas untuk mengomentari lakon yang brutal dari Pemimpin Korea Utara KIM JONG IL dan aparat keamanannya dalam memamerkan sikap ugal-ugalan yang sombong tak terhingga. Ada saja berita yang tidak nyaman dan sangat sumbang luar biasa datang dari Korea Utara akhir-akhir ini.

Dari mulai vonis 12 tahun kerja paksa untuk 2 wartawati yang ditawan di Korea Utara, regenerasi dari KIM JONG IL kepada anak bungsunya yang masih bau kencur, lalu ancam mengancam kepada DUNIA INTERNASIONAL — khususnya ancaman kepada PERSERIKATAN BANGSA BANGSA (PBB) — bahwa Korea Utara akan menggelar aksi militer jika PBB mengisolasi Korea Utara terkait aksi peluncuran rudal nuklir.

Waduh, hebat sekali rasanya ada sebuah negara yang perangainya sungguh PONGAH bisa sangat percaya diri mengancam ORGANISASI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA (PBB) dengan selancang itu.

Sangkin hebatnya, kita semua jadi kebingungan. Apakah kehebatan ini, pantas mendapat tepukan tangan atau APLAUS yang meriah ? Atau justru kita soraki ramai-ramai …. HUUUUUUU ! Sama sekali tidakada respek atau itikat baik untuk menjalin kerjasama dengan dunia internasional.

Regenerasi yang terkesan sangat dipaksakan untuk diumumkan kepada dunia, patut dapat diduga adalah sebuah EJEKAN kepada pihak lain bahwa cukup “ANAK DIBAWAH UMUR” yang berdialog dan melakukan negosiasi dengan DUNIA INTERNASIONAL — khususnya PBB dan Amerika Serikat — jika ingin menekan Korea Utara. Ada apa sebenarnya didalam diri KIM JONG IL dan semua aparat keamananya ?

Patutkah dapat diduga, sudah mengidap sakit jiwa atau guncangan mental yang sangat akut ?

Bayangkan, apakah ada di zaman sekarang, vonis hukum yang bentuknya kerja paksa selama 12 tahun untuk sebuah kasus hukum terhadap JURNALIS PEREMPUAN ?

Jurnalis di seluruh dunia tampaknya perlu mendesak kepada KIM JONG IL & PERSERIKATAN BANGSA BANGSA (PBB) agar dilakukan pemeriksaan kepada kedua wartawati AS yang ditawan di Korea Utara yaitu Euna Lee dan Laura Ling. Periksa kondisi kesehatan mereka — jasmani dan rohani –.

Periksa, bagian VAGINA kedua wartawati itu, apakah patut dapat diduga ada tindak pemerkosaan — SEXUAL ABUSE — terhadap kedua wartawati itu !

Periksa, kekerasan seksual apa yang mereka alami sepanjang ditawan di Korea Utara !

KIM JONG IL, jangan mengalihkan perhatian dunia dan sengaja mengulur-ulur waktu agar kedua wartawati ini semakin tenggelam dalam belenggu kesengsaraan yang patut dapat diduga bisa merenggut kehormatan diri mereka sebagai perempuan.

Tidak ada moralitas dari PEMIMPIN DUNIA dan pejabat manapun didunia ini, yang ngotot kesetanan ingin bersetubuh, memperkosa atau merenggut VAGINA atau TUBUH MOLEK jurnalis perempuan manapun didunia ini.

Jika ada pejabat tertentu yang ngotot kesetanan ingin menikmati tubuh JURNALIS PEREMPUAN yang diidam-idamkan maka pejabat yang menginginkan itu adalah BINATANG BUAS yang menyamar sebagai manusia. Pejabat yang seperti itu adalah SETAN yang berwujud sebagai manusia.

Ada satu contoh yaitu patut dapat diduga ada seorang PERWIRA TINGGI POLISI berinisial GM, panik kesetanan dan ngotot seperti orang kesurupan melampiaskan rasa malu, muak dan marah karena TIDAK BERHASIL menyetubuhi seorang JURNALIS PEREMPUAN yang diidam-idamkan selama bertahun-tahun. Semua jenis siksaan, serangan, perangkap, ejekan, hantaman dan terjangan yang mematikan, diarahkan kepada JURNALIS PEREMPUAN itu beserta keluarganya yaitu anak-anak dibawah umur. Akibat merasa ditolak dan gagal mengeluarkan hawa nafsu setannya, semua kemampuan dan perangkat teknologi diberdayakan untuk menghancurkan dan memusnahkan semua aset, harga diri, martabat, rezeki, pekerjaan, relasi dan kehidupan JURNALIS PEREMPUAN yang teguh memegang prinsip kebenaran dan kehormatan dirinya. Kasihan, perilakunya sudah sangat menyerupai binatang buas atau setan yang sangat sesat mengerikan. Mengemis cinta seperti anjing yang tak henti mengeluarkan air liur. Menyiksa secara sadis dan benar-benar sudah diluar batas kepatutan. Megap-megap karena nafsu hewannya terus ingin membalas dendam agar bagaimana caranya, JURNALIS PEREMPUAN yang “penuh pesona” dan kuat berlindung kepada Tuhan itu, bisa menjadi sangat miskin kelaparan dan mati secara hina. Bahkan didalam gereja, memamerkan seluruh tindak kebiadaban untuk mengekor dan terus menghajar JURNALIS PEREMPUAN yang tak gentar sedikitpun melawan semua kezaliman kotor ini — yang sudah dilakukan oleh PERWIRA TINGGI KESURUPAN ini selama hampir 3 tahun berturut-turut –.

Dan kembali kepada permasalahan di Korea Utara, kami ingin berrtanya — atau tepatnya mengecam keras –.

Heh, Tuan KIM JONG IL, kami tidak perduli apa saja senjata atau rudal nuklir yang paling mutkahir, yang ingin anda pamerkan kepada DUNIA INTERNASIONAL, sebab yang kami perduli adalah dimana moralitas anda sebagai PEMIMPIN DUNIA jika dalam upaya penegakan hukum saja, patut dapat diduga anda sudah seperti siluet bayangan HITLER yang hidup kembali karena mengarahkan dan memerintahkan agar kedua wartawati itu divonis sangat hina.

Heh, Tuan KIM JONG IL, anda punya anak dan anak anda disekolahkan di sekolah yang terbaik di SWISS. Hebat sekali kedengarannya ! Tetapi, coba bayangkan, bagaimana perasaan ORANGTUA dari kedua wartawati itu ! Anda punya anak atau tidak ? Kalau anda punya anak, berarti anda bisa memahami dan merasakan bahwa ORANGTUA dan keluarga dari kedua wartawati itu sangat hancur hatinya merindukan dan mengkuatirkan kondisi anak dan anggota keluarga mereka yang ANDA TAWAN !

Dan jika sudah tiba saatnya diadakan pergantian kepemimpinan dalam tubuh organisasi PERSERIKATAN BANGSA BANGSA (PBB), maka topik penting yang harus sangat diingat adalah tidak perlu memperpanjang kepemimpinan BAN KI MOON.

Terbukti dalam berbagai permasalahan penting di dunia internasional, kepemimpinan BAN KI MOON sangat tidak berwibawa dan tidak responsif. Benar-benar mengecewakan. PBB hanya menjadi lembaga tukang gertak yang tidak bergigi. Sebab gertakan dari PBB, tidak pernah ada yang direspon secara positif oleh negara-negara yang mendapatkan gertakan itu !

Hati dan perasaan kami sebagai JURNALIS, sangat tersayat mendengar kabar bahwa kedua wartawati AS itu divonis sebegitu buruk di KOREA UTARA. Itulah vonis yang menggambarkan kebiadaban rezim yang bermoral dan punya hati.

Keterlaluan sekali, menjatuhkan vonis yang sangat hina dan sangat rendah seperti itu kepada dua anak manusia yang memilih jalan hidup mereka sebagai seorang WARTAWATI.

Apakah terlalu sulit untuk memahami bahwa JURNALIS PEREMPUAN manapun di muka bumi ini, bukan PELACUR, bukan LONTE, dan bukan AGEN MATA-MATA. Kami, para jurnalis di seluruh dunia, mengabdikan diri kami pada lorong-lorong kehidupan yang pijakannya adalah kebenaran dan keadilan.

Entah kepada siapa, kedua wartawati itu harus meminta pertolongan pada saat ini !

Pasti, jauh didalam hati mereka, dan bahkan dalam setiap tarikan nafas mereka, isinya adalah jerit tangis kepedihan dan ketakutan yang sangat mencekam. Ada pukulan yang sangat berat pada jiwa mereka sebagai tahanan / tawanan dari rezim yang begitu otoriter dan brutal.

Euna & Laura, maafkam kami, sebab kami tidak bisa berada didekat kalian dalam situasi yang seburuk ini …. ! Tetapi hati, pikiran dan doa yang tulus dari seluruh jurnalis didunia ini, pasti tertuju kepada keselamatan kalian berdua. Cepat atau lambat, kalian pasti bebas dari belenggu kebiadaban ini.

Dan percayalah, kebenaran itu ibarat air yang mengalir. Ia akan tetap mengalir, walau dibendung. Bertahanlah, sebab selama masih ada kehidupan maka disitu ada harapan. Tuhan pasti “TIDAK TIDUR” dan tidak akan mendiamkan kebiadaban ini terus berkelanjutan.

Keep on fighting and always praying deep in your heart, sisters !

(MS)

10/06/2009

Foto-Foto "Dibelakang Layar" Karya Wartawan Senior PETE SOUZA Dari Perjalanan Presiden Barack Hussein Obama Ke Timur Tengah & Erop

Filed under: katakami, news, pete souza, president barack obama, world news — katakaminews @ 15:40
Dimuat juga di WWW.KATAKAMI.COM

P060409PS-0875 by The Official White House Photostream.

Jakarta 10/6/2009 (KATAKAMI) Selalu ada daya tarik tersendiri buat kami, setiap kali mengetahui Presiden ke-44 AS Barack Hussein Obama baru saja menyelesaikan perjalanan atau lawatannya keluar negeri.

Daya tarik itu adalah WHITE HOUSE (Gedung Putih) akan mempublikasikan foto-foto di belakang layar dari seluruh rangkaian perjalanan itu. Dan pilihan kami, pasti akan tertuju pada foto-foto karya WARTAWAN SENIOR “PETE SOUZA” yang dipilih oleh Presiden OBAMA untuk menjadi Fotografer Resmi di WHITE HOUSE.

PETE SOUZA, memiliki insting yang kuat, naluri dan bakat yang sangat penuh talenta sebagai seorang wartawan foto. Ia tahu, dari sisi mana misalnya, Barack Hussein Obama terlihat “lebih menarik”, “lebih manusiawi”, “lebih apa adanya” dan “lebih romantis”, bila diabadikan dari sudut-sudut tertentu atau di negara-negara tertentu.

PETE SOUZA, sepertinya memang menjadi salah seorang yang sangat “beruntung” karena ia bisa masuk kemana saja dan dimana saja — sepanjang disana ada Barack Hussein Obama –.

Dan keistimewaan itu, tidak disia-siakannya.

Dan inilah sejumlah foto yang dihasilkan dari bidikan PETE SOUZA dari perjalanan Presiden OBAMA ke Arab Saudi, Mesir, Jerman & Perancis.

Selamat menikmati foto-foto berikut ini.

Dan jika kami diperbolehkan menyampaikan pendapat, foto mana yang paling menarik. Maka, salah satu yang menyentuh hati adalah foto saat Malia Obama & Sasha Obama, menyalakan lilin di Gereja Katedral Notre Dame di Paris, Perancis — didampingi dan disaksikan oleh kedua orangtua mereka yaitu Barack Hussein Obama & Michelle Obama –.

Kedua anak yang manis ini, memang harus tahu bahwa di seluruh gereja KATOLIK di seluruh dunia — terutama di kawasan Eropa — salah satu ciri yang sangat khas di bagian dalam gereja adalah tempat pemasangan lilin di salah satu pojok gereja yang ada disana. Dan semoga saat kedua anak yang manis ini menyalakan lilin itu, mereka mengetahui bahwa setelah pemasangan lilin ini — jauh lebih baik jika disertai dengan doa sederhana yang penuh ketulusan, misalnya doa untuk kedua orangtuanya dan kepada sesama manusia lainnya di muka bumi ini.

Dan foto lainnya yang juga sama menariknya adalah foto saat Presiden Obama bertolak pinggang dengan kaos polo dan kacamata hitam saat berkunjung ke “Great Sphinx of Giza dan the Pyramid of Khafre” di Mesir. Juga, foto saat Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton mengenakan kerudung.

Foto-foto yang sangat bagus dan pantas diacungi jempol. Pete Souza, terimalah salam dan kekaguman kami yang begitu tinggi kepada anda. Anda memang “luar biasa” dan beruntung bisa bekerja untuk seorang Presiden yang juga “LUAR BIASA”.

Mega Simarmata (KATAKAMI)

P060309PS-0257 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama looks at the King Abdul Aziz Order of Merit presented to him by Saudi King Abdullah bin Abdul Aziz at the start of their bilateral meeting at the Kings Farm in Riyadh, Saudi Arabia, June 3, 2009. The medal is Saudi Arabias highest honor. (Official White House photo by Pete Souza)

P060309PS-0383 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama meets with senior staff during dinner in Riyadh, Saudi Arabia, June 3, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060409PS-0080 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama works on his Cairo speech with speechwriter Ben Rhodes and national security aide Denis McDonough aboard Air Force One on June 4, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060409PS-0084 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama confers about the Cairo speech with Deputy National Security Advisor for Strategic Communications Denis McDonough, right, and speechwriter Ben Rhodes on Air Force One en route to Cairo, Egypt, June 4, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060409PS-0148 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama, Press Secretary Robert Gibbs, and National Security Council Chief of Staff Mark Lippert, background, glance out the window as Air Force One flies into Cairo, June 4, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060409PS-0276 by The Official White House Photostream.

Secretary of State Hillary Clinton recounts a story to President Barack Obama, Senior Advisors David Axelrod and Valerie Jarrett, outside the Sultan Hassan Mosque in Cairo, Egypt, June 4, 2009. (Official White House Photo by Pete Souza)

P060409PS-0722 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama tours the Pyramids of Giza in Egypt on June 4, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060409PS-0752 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama ducks his head to get through an entranceway on a tour of the Pyramids and Sphinx in Egypt, June 4, 2009. At center-right is the hieroglyphic that the President comment on saying it looked like him. (Official White House Photo by Pete Souza)

P060409PS-0875 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama tours the Egypts Great Sphinx of Giza (left) and the Pyramid of Khafre, June 4, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060509PS-0522 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama is interviewed by Tom Brokaw at Zwinger Palace in Dresden, Germany, June 5, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060509PS-0767 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama places a flower in the crematorium at Buchenwald concentration camp, June 5, 2009. (Official White House Photo by Pete Souza)

P060509PS-1209 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama stops to shake hands with military families outside Landstuhl Regional Medical Center in Germany on June 5, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060509PS-1313 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama works with Jon Favreau, director of speechwriting, on the Presidents Normandy speech aboard Air Force One enroute to Paris on June 5, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060509PS-1326 by The Official White House Photostream.

F.decorate(_ge(photo_notes), F._photo_notes).notes_go_go_go(3610760763, http://farm4.static.flickr.com/3323/3610760763_d78eccf973_t.jpg, 3.1444);

President Barack Obama and White House staffers aboard Air Force One to Paris look at Reggie Loves photos of Egypt on June 5, 2009 (Official White House photo by Pete Souza)

P060609PS-0052 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama lifts a baby while meeting the staff of the U.S. Embassy at the U.S. ambassadors residence in Paris, France, June 6, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060609PS-0867 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama gives a humbs-up to a group of World War II veterans sitting behind him on stage following his speech at the 65th anniversary of the D-Day invasion in Normandy, France, June 6, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060609PS-0566 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama speaks with Prince Charles prior to the ceremony in Normandy on the 65th anniversary of the D-Day landings, June 6, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060609PS-1151 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama, First Lady Michelle Obama (l) and Malia Obama watch as Sasha Obama lights a candle in Notre Dame Cathedral in Paris, June 6, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

P060709PS-0023 by The Official White House Photostream.

President Barack Obama points out a landmark to daughter Malia while touring the Pompidou Centre modern art museum in Paris, June 7, 2009. (Official White House photo by Pete Souza)

KARYA WARTAWAN SENIOR / FOTOGRAFER “PETE SOUZA”

https://i0.wp.com/www.nppa.org/news_and_events/news/2005/11/images/pete_souza_web_story.jpg

SELURUH FOTO DIKUTIP DARI SITUS RESMI “WHITE HOUSE”

09/06/2009

Inilah Sebagian Dari Ribuan SMS Kiriman Gories Mere Sejak Tahun 2006-2009 Yang Memang Mengemis-Ngemis Perhatian & Meminta Pertolongan

Filed under: news, perselingkuhan gories mere — katakaminews @ 19:03
TULISAN UTAMA DI WWW.KATAKAMI.COM

Jakarta 9 Mei 2009 (KATAKAMI) Kami muat sebagian dari RIBUAN SMS yang diterima Pemimpin Redaksi KATAKAMI Mega Simarmata dari Komisaris Jenderal GORIES MERE dari periode 2006-2009 (Bagian Pertama).

Sekedar untuk memberikan peringatan bahwa kami tidak akan segan-segan membuka semua dokumentasi data dan rahasia, jika patut dapat diduga Sdr GORIES MERE melakukan teror dan intimidasi secara sangat berlebihan karena ingin agar kami menutupi berbagai dugaan pelanggaran hukumnya.

Terutama dugaan pelanggaran hukum yang patut dapat diduga menjadi beking bandar & mafia narkoba Liem Piek Kiong alias MONAS, serta patut dapat diduga terlibat sepenuhnya sebagai makelar pembunuhan NZ. Jangan korbankan Kombes Wiliardi Wizard. Dan jangan memutar-balikkan fakta. Kami hanya ingin bahwa yang benar dikatakan benar, dan yang salah dikatakan salah.

Gories, janganlah menjadi serigala berbulu domba. Berdamailah dengan diri sendiri dan kasihani diri anda sebab sangatlah hina bila ada seorang manusia yang mengemis-ngemis perhatian serta menghalalkan segala cara agar perhatian itu WAJIB diterima oleh orang yang tak sudi menerima perhatian yang sangat menyimpang dan sangat menjijikkan.

Mega Simarmata, Editor In Chief Of KATAKAMI.COM

Tidak, kami tidak mau dipaksa untuk menutupi kebenaran.

Selamat membaca sebagian kecil dari SMS-SMS yang memang mengemis-ngemis perhatian dan permintaan tolong.

Dan ketika KATAKAMI konsisten untuk tetap menyuarakan dan memihak pada KEBENARAN, patut dapat diduga Perwira Tinggi yang sudah 3 tahun mengemis-ngemis perhatian ini kesetanan melakukan teror, intimidasi, tekanan dan pengrusakan terhadap SITUS KATAKAMI. Kasihan, serangannya beda-beda tipis bak serangan hewan buas yang kelaparan.

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (17 Januari 2007, Pada Pukul 15.46.05)
Just arrive in DC, NON

(Gories Mere berada di Washington DC untuk mendampingi KAPOLRI Jenderal Sutanto yang melakukan kunjungan kerja ke AS, guna meminta akses pemeriksaan terhadap HAMBALI, teroris yang ditahan di Guantanamo Kuba).

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (18 Januari 2007, Pada Pukul 11.00.49)

Non, ini jawaban Brigjen Badrodin Haiti :

“Kapolda mana yang dihubungi Pak ? Sampai sekarang saya tdk pernah dihubungi oleh Ka BIN atau orang BIN masalah hal tsb”.

(Hal ini berkaitan dengan kabar bahwa POLRI telah meminta penambahan pasukan dari TNI untuk mengatasi situasi keamanan di POSO. Gories Mere sedang berada di Amerika Serikat, sementara di Gebang Rejo Poso berkecamuk bentrok fisik yang sangat serius antara POLRI dengan kelompok bersenjata. Atas perintah Gories Mere maka dilakukan penyerangan yang kedua kalinya di Poso tanggal 22 Januari 2007 yang mengakibatkan belasan orang sipil tak bersenjata tewas akibat tembakan POLRI. Saat itu, KOMNAS HAM turun ke lokasi bentrok tersebut dan menyimpulkan bahwa POLRI telah melakukan pelanggaram HAM).

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (22 Januari 2007, Pada Pukul 11.29.38)

Di Gebang Rejo, Poso, pagi ini, seberapa hebat dlm Negara Republik, ada berbagai jenis senjata yang ditembakkan kelompok sipil kriminal thd RAID (operasi penyerangan , Red) Aparat Penegak Hukum

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (22 Januari 2007, Pada Pukul 11.49.39)

3 Polri terluka ditembak kriminal bersenjata api yang tercerai-berai lari ke bukit, sedang dikejar terus NON

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (23 Januari 2007, Pada Pukul 08.32.34)

Eh NON mana your comment soal BOZZ MZ (Ryamizard Ryacudu, red).

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (23 Januari 2007, Pada Pukul 08.37.14)

Dia (Ryamizard Ryacudu, Red) nggak yakin ada JI (Al Jamaah Al Islamyah, red), Your Comment ?

(Sejumlah SMS dari Gories Mere memang berbunyi yang bernada mengejek Jenderal Ryamizard Ryacudu dan semua SMS yang sangat lancang serta tidak santun ini, tidak ditanggapi oleh Mega Simarmata. Sebab, Jenderal Ryamizard Ryacudu tidak pernah samasekali mengeluarkan pernyataan atau pendapat yang menyalahi aturan dalam tugas-tugasnya sebagai KEPALA STAF TNI ANGKATAN DARAT. Sedangkan Gories Mere, memiliki kecenderungan untuk mengejek dan merendahkan TNI, tetapi juga mengejek dan merendahkan INSTITUSI POLRI. Menurut pendapat kami, Gories Mere adalah perwira tinggi POLRI yang sangat tidak kredibel dan menyebarkan benih perpecahan disana sini).

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (24 Januari 2007, Pada Pukul 13.23)

Kalo nggak pedas dan santun gini, bukan NON lagi.

(SMS ini untuk menanggapi teguran dari Pemred KATAKAMI agar ybs tidak mengganggu Mega Simarmata)

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (24 Januari 2007, Pada Pukul 13.46.42)

Non, rupanya untuk mematahkan semangatmu dan membekukan hatimu, sangat sederhana caranya NON

(SMS ini untuk menanggapi teguran dari Pemred KATAKAMI agar ybs tidak mengganggu Mega Simarmata)

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (24 Januari 2007, Pada Pukul 18.33.29)

Mission Oriented ! (SMS untuk Pemberi Semangat untuk Si Pedas dan Pemberani, NON MS.

(SMS ini untuk menanggapi teguran dari Pemred KATAKAMI agar ybs tidak mengganggu Mega Simarmata)

Dari nomor telepon 0811.99.5.999 (28 Januari 2007, Pukul 00.46.10)

Non, kalau misalnya ada yang menyakiti kamu, apakah itu TB 1 (KAPOLRI), P5 (Panglima TNI) atau siapa saja, apalagi si ST (Suryo Tan, red) BABI CACING CAWUK, segera tumpahkan dan curhatkan pada GM, yach. Pokoknya GM siap jadi consultant MS, Ok NON ?

Dari nomor telepon 0811.99.5.999 (29 Januari 2007, Pada Pukul 00.35.52)

I just wake up ‘coz KORINTUS. Kamu itu memang HEBAT meledak-ledak tapi juga penuh KASIH. Saya ingat diri saya tempo dulu. He he. Tapi skr JUGA masih kambuhan sekali2 kalo lagi “battle in d field” (barangkali karena saya born in Green Daugther Hosp, Medan).

Dari nomor telepon 0811.99.5.999 (3 Februari 2007, Pada Pukul 17.41)

Kesulitan hub HP nggak bisa tembus Non Jagoanku dari tadi malam

(Ybs ingin bertemu untuk mengantarkan OLEH-OLEH yang diklaim-nya dibawa dari AMERIKA SERIKAT berupa 7 buah botol PARFUM, tetapi beberapa hari kemudian ada 2 orang JURNALIS di Istana Kepresidenan yang memang memiliki panca indera ke-6 memberitahu Pemred KATAKAMI bahwa tampaknya parfum itu semua ada “isinya” dan tidak baik jika digunakan karena patut dapat diduga terindikasi ada interes pribadi yang menyesatkan dari Ybs ini. Pada periode ini, Gories Mere mengirimkan hadiah HP Nokia 9300 dan keesokan harinya dikembalikan oleh Mega Simarmata karena patut dapat diduga HP tersebut dipasangi alat penyadap. Lalu pada periode ini juga, Gories Mere mengirimkan uang Rp. 2 juta kepada rekening pengusaha mutiara di Lombok NTB untuk mengirimkan sejumlah perhiasan MUTIARA kepada Mega Simarmata).

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (19 Februari 2007, Pada Pukul 01.37.23)

Hey, NON Jagoanku, kami lagi on mission, saya baru keluar dari “our kitchen” sejak kemarin dan sat ini sudah masuk Jakarta. Besok monitor DPR, Selasa masuk lagi ke “our kitchen”. Kalo ada yang bagus, NON yang pertama saya contact yach.

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (14 Mei 2007, Pada Pukul 12.39.37)

Orang-orang benci kepada saya karena :1. Saya pengikut YESUS

2. Saya tampil beda dengan rekan-rekan saya lainnya (ketika semua sudah berbudaya ala birokrat Indonesia yang berpikir mana bagianku, mana korupsi yang kubawa pulang, saya berbudaya yang berpikir dan berbuat apa yang bisa disumbangkan utk orang banyak, rakyat / bangsa & negara)

Dari nomor telepon 0811.99.5999 (8 Mei 2007, Pada Pukul 21.57.54)

I’m still in Madrid Non, Praying, Praying, Praying.

(Sms ini untuk meminta pertolongan terus melalui kemampuan dan karunia doa yang dimiliki Pemred KATAKAMI Mega Simarmata sesuai dengan ajaran agama Katolik. Dan saat berada di Spanyol inilah, GORIES MERE mengadakan pertemuan gelap atau rahasia dengan Pengusaha yang menyediakan alat penyadap dari ISRAEL yang mengeluh banyaknya upeti yang setoran yang harus dikeluarkan jika hendak melakukan investasi ke Indonesia. Tetapi semua ini hanya keterangan sepihak dari GORIES MERE. Pertanyaannya adalah mengapa ia mengadakan pertemuan gelap atau rahasia di luar negeri dengan Pengusaha alat penyadap ?

Dari nomor telepon 0816.999999 (9 Juni 2007, Pada Pukul 14.15.47)

Di Hutan Pantai Selatan Wilayah Gombong, Non.

Dari nomor telepon 0816.999999 (nomor ini atas nama TOMMY WINATA yang digunakan sejak bertahun-tahun lalu oleh GORIES MERE, 13 Juni 2007, Pada Pukul 01.06.28)

We got him. Thank you so much NON, for everything that has been happened & already done.

(Mengucapkan terimakasih karena kemampuan dan karunia doa dari Pemred KATAKAMI Mega Simarmata telah mampu untuk membantu mempercepat penangkapan terhadap teroris)

Dari nomor telepon 0816.999999 (17 Juni 2007, Pada Pukul 08.26.22)

Belum Misa, NON ? Sangat confidential, Only For NON. Ada yang sedang diambil dan sedang dikorek-korek karena masih kunci mulut. Pakai DOA-nya NON lagi, dong …

(Meminta pertolongan lagi dari Pemred KATAKAMI Mega Simarmata yang memang memiliki panca indera ke-6 dan karunia sebagai seorang pendoa).

Dari nomor telepon 0816.999999 (20 Juni 2007, Pada Pukul 23.07.40)

NON, orang-orang nggak tahu yang dibawah permukaan :- ABD (Abu Dujana, Red) bukan Ratu Kecantikan Dunia, Miss World yang untuk touching him dengan big KISSING yang mesra di bibir. Hehehe.- ABD : Military Wing Comannder yang dari analisa IT diketahui- 1. Dalam operasinya ABD selalu membawa senjata api (NORINKHO)- 2. ABD gerakkan Askhary-nya dan kirimkan bahan peledak & persenjataan ke POSO- 3. ABD sdh putuskan utk membalas & menyerang Polri / Satgas Bom yang toghut (setan besar).- ABD sudah perintahkan bawahannya mencari rumah baru untuk pelarian & memindahkan sekolah anak-anaknya. ABD baru 2 hari balik ke rumah dalam rangka segera akan pindah / menghilang.- Kita sudah rencanakan penyerbuan ke rumahnya sore tgl 9 Juni tetapi ketika Petugas kami observasi terakhir lewat jalan belakang sebelum RAID, kaget berpapasan dengan ABD face to face & langsung spontan menyergap sendirian (satu lawan satu).

– Sebenarnya Petugas kami akan melumpuhkan dgn menembak KEPALA ABD. Tapi Ybs berkelit. Menundukkan kepala & pahanya NUNGGING ke ATAS sampai tertembus peluru. Hehehe. Untung dia !

Dari nomor telepon 0816.999999 (29 Juni 2007, Pukul 03.24.36)

Thank you So Much, NON !
We got another target (Still analizing the IT very seriously for hunting in the field). NON, Please always praying …

(SMS ini mengabarkan kembali bahwa target selanjutnya dari Densus 88 Anti Teror telah didapatkan, dan terus meminta pertolongan karunia dan kemampuan Mega Simarmata sebagai seorang pendoa agar lebih membukakan dan memudahkan jalan menangani serta menangkapi kalangan teroris)

Dari nomor telepon 0816.999999 (25 Juni 2007 Pukul 14.03.00)

Im otw to KL transit Cengkareng non. I will send something this afternoon. Could you received it, Please NON ?

(GORIES MERE berusaha memberikan uang suap Rp. 10 juta agar Pemred KATAKAMI bersedia untuk terus mendukungnya tetapi uang tersebut ditolak alias tidak diterima.

Dari nomor telepon 0816.999999 (22 Juni 2007 Pukul 21.40WIB)

Tolong Ben, sekarang juga bahan tadi dikirim melalui fax.

(GORIES MERE mem-forward SMS yang dikirimkannya kepada KOMBES BENNY MAMOTO yang berisi bahan penting karena GORIES MERE meminta pertolongan dengan sangat memelas agar Pemred KATAKAMI Mega Simarmata menolong DENSUS 88 yang terpojok)

Dari nomor telepon 0816.999999 (26 Juni 2007 Pukul 11.13.39 WIB

Semua jurnalist asing beri comment kalo mereka sangat suka cara SD menjawab yg sagat tangkas & smart, tdk kaya PEJABAT INDONESIA yg suka kamuflase & jawaban berpura-purat api tak ada isinya. Santhi saja yg sdh terbiasa sama jawaban klasik HUMAS government yg mutar2 gak ada ujungnya

Dari nomor telepon 0813.988.788.98 (AJUDAN GORIES MERE bernama SANTOS)

Mat pagi Ibu, apa kabar. Maaf ini dengan saya SANTOS, ADC Pak GM, mungkin saya bisa ketemu Ibu dimana, ini ada titipan dari Bapak untuk Ibu, Mohon petunjuk Bisa ketemu Ibu dimana. Balas. SANTOS

Dari nomor telepon 0816.999999 (29 Juni 2007 Pukul 10.39.56)

Thanks berat semua kerja teramat keras dari waktu ke waktu, NON

(Ucapan terimakasih dari GORIES MERE atas pertolongan yang diberikan Mega Simarmata membantu dan menyelamatkan Densus 88 Anti Teror yang semakin terpojok ketika itu pasca penembakan Abu Dujana di hadapan anaknya. Untuk memberi keseimbangan pemberitaan, Mega Simarmata meminta pendapat, pandangan dan tulisan kolom dari Mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi dan sebagainya. Dan dimuat di halaman khusus yang dibayar berdasarkan tarif iklan advetorial berbagai surat kabar sehingga menghabiskan dana hampir Rp. 20 Juta)

Dari nomor telepon 0816.999999 (27 Juni 2007 Pukul 23.10.20)

Barusan saya diinfokan bahwa malam ini RAHMA SARITA dalam acara Metro Realitas barusan membuat kalimat kesimpulan sbb : “Jangan sampai perang melawan teroris justru mengorbankan anak bangsa”. Terus, bagaimana kalau tampilan2 media yang mendukung teroris penuh fitnah kepada kebenaran seperti ini harus dipercaya, NON ?

Dari nomor telepon 0816.999999 (23 April 2008 Pukul 11.11.25)

Beberapa waktu belakangan ini saya sering diluar. Skr sdg di Spore. Benar kedua JI itu termasuk sangat penting dan berarti untuk ungkap jaringan JI. Abu Husna bagian pendidikan rekruit doctrine radical JI dan Dr Agus Ketua Mantiqi Poso.

Kisah Mistik Oknum Polwan VIVICK TJANGKUNG Yang Berkelana Ke Paranornal Untuk Berklenik Mengurus Kekasih Gelapnya "GORIES MERE" Agar Naik Pangkat

Filed under: katakami, news, perselingkuhan gories mere — katakaminews @ 18:53
TULISAN UTAMA DI WWW.KATAKAMI.COM


DOMUMENTASI KATAKAMI (Des 2008)

JAKARTA DESEMBER 2008 (KATAKAMI) Bukan sulap sembarang sulap. Ini memang fakta yang terjadi sebenarnya. Kalau didepan media massa, ada Pejabat Negara yang hobi memamerkan perilaku yang “sok santun” tetapi ternyata dibelakang layar sangat klenik !

Baru-baru ini, seorang Pejabat Negara mengutus “sang isteri” untuk mendatangi seorang Paranormal untuk menjatuhkan sesama Pejabat Negara. Bahkan ke Paranormal yang sama, seorang Polwan datang untuk mengurus hubungannya dengan seseorang yang diduga sebagai kekasih gelapnya. Pasalnya, sang Polwan merasa sejak setahun terakhir sudah tidak dibiayai lagi.

Dibandingkan isteri sang Pejabat Negara, sebenarnya yang lebih dulu datang bertamu ke rumah sang Paranormal itu seorang Polwan. Rumah Sang Paranormal itu di daerah ujung Cinere Jakarta Selatan (lokasi tepatnya, tidak bisa kami sebutkan).

Menggunakan rok, sang Polwan ditemani seorang temannya.

Sebutlah nama Paranormal itu “Matahari” (kami mohon maaf, berdasarkan kesepakatan, inisial nama, nama lengkap, lokasi kediaman dan jenis kelamin Paranormal tidak akan kami muat disini).

Matahari menerima kedua orang tamunya awal Oktober lalu. Sang Polwan membawa foto seorang Perwira Tinggi. Yang pertama dibicarakan adalah soal macetnya pembiayaan dari Perwira Tinggi kepada Sang Polwan.

“Saya ini saudaranya, isteri Bapak ini selingkuh, jadi saya yang mengurus” begitu kata Si Paranormal meniru kata-kata si Polwan yang kuat merokoknya.

Paranormal ini tahu bahwa si Polwan itu menipu.

Sebab, Paranormal itu tahu siapa gerangan Perwira Tinggi yang ada didalam foto, yang dibawa oleh Sang Polwan. Perwira Tinggi itu dikenal sebagai oknum yang sangat tidak terkendali kecenderungannya untuk menyadap secara liar dan ilegal.

“Saya ini sudah belasan tahun dibiayai hidupnya oleh Bapak ini, tetapi sejak setahun terakhir berkurang. Apa ada perempuan lain ? Coba dilihat ! Lalu soal pekerjaan Bapak ini, baru-baru ini gagal jadi Kapolri. Ya, karena Bapak ini berani orangnya. Tapi tolong dibantu biar bisa menjadi … (menyebutkan sebuah jabatan)” lanjut si Polwan.

Foto tersebut ditinggalkan di rumah si Paranormal dengan perjanjian akan kembali lagi untuk mendapatkan hasil “jejampian” yang tokcer.

Sang Polwan tidak mengetahui bahwa foto itu langsung dibakar dan Si Paranormal tidak ingin berurusan dengan Perwira Tinggi tersebut sebab sudah santer terdengar bahwa Si Perwira Tinggi dari Indonesia Timur tersebut sangat kuat penggunaan klenik yang lebih “hitam”.

Sampai dengan hari ini, Paranormal tersebut terus berusaha menghindar dan tidak mau ditemui oleh Sang Polwan tadi. Sebab, Sang Paranormal tahu betapa buruk “bisik-bisik yang berhembus mengenai Perwira Tinggi tadi. Dan Sang Paranormal itupun sudah sangat tahu bahwa antara Sang Polwan dan perwira Tinggi tersebut konon kabarnya memang ada “hubungan gelap”.

Tak disangka-sangka, Si Paranormal juga mendapatkan kunjungan dari seorang isteri Pejabat Tinggi Negara. Untuk menutupi identitasnya, isteri yang “licik” ini menggunakan kursi roda.

Kedatangan pertama adalah hari Minggu 9 November 2008, bertepatan dengan hari eksekusi ketiga terpidana mati kasus Bom Bali I, Amrozi, Imam Samudera dan Ali Ghufron. Kedatangan berikutnya adalah hari Kamis 13 November 2008. Sama dengan kedatangan pertama, kedatangan kedua juga berpura-pura menjadi orang cacat.

Isteri yang mempunyai “sakit khusus” di bagian kepala ini, menyampaikan keluhan sang suami bahwa ada sejumlah Pejabat Tinggi Negara yang selalu menghalangi dan mengganggu pekerjaan sang suami tercinta. Singkat kata, tolong ditutup, diganggu dan dijatuhkan sejumlah nama Pejabat Tinggi Negara.

Pada kedatangan yang pertama, isteri pejabat tadi menggunakan nama samaran. Di salah satu tangannya penuh dengan gelang emas. Ia meminta kepada Sang Paranormal agar cincin suaminya “dibersihkan”.

Dan betapa terkejutnya Sang Paranormal, cincin itu bertahtakan 44 butir berlian !!!

Sesama Pejabat Negara yang diduga mau dijatuhkan itu adalah beberapa Pejabat di sebuah Instansi yang terletak di kawasan Blok M. Instansi ini sempat dihebohkan oleh kasus penangkapan seorang bawahan. Kami sempat terkesima, bayangkan … beberapa hari sebelumnya, kami masih bertemu dengan Pejabat-Pejabat dari Instansi ini dalam sebuah kegiatan yang mereka adakan di Kawasan Setiabudi Jakarta Selatan.

Pejabat berikutnya, diduga yang berkantor tidak jauh dari Instansi pertama yang kami sebutkan. Diseberang Instansi yang satu ini adalah lapangan sepakbola.

Inilah hidup yang serba penuh misteri.

Tidak ada satupun Pejabat Negara yang mau dijatuhkan oleh “suami isteri klenik” ini, yang mengganggu atau menghambat pekerjaan si suami klenik.

Semuanya hanya berdasarkan arogansi yang kebablasan dari si suami yang haus popularitas dan tak sanggup menguasai dirinya saat menerima jabatan yang penuh “kekuasaan”.

Jika memang ia umat yang beragama, untuk apa ke Paranormal dan bermain klenik ?

Kalau saja masyarakat Indonesia tahu, terutama media massa secara keseluruhan, Pejabat Negara yang doyan klenik ini akan malu luar biasa. Selama setahun ini, ia berusaha mendongkrak citra lewat penanganan kasus demi kasus hukum.

Kalau saja masyarakat Indonesia tahu, terutama media massa secara keseluruhan, Pejabat Negara yang sebenarnya pernah berkantor di Instansi yang terletak di kawasan Blok M tadi, pasti akan malu karena isteri yang tidak cacat disuruh pura-pura menjadi orang cacat. Sehingga, saat mendatangi Sang Paranormal digunakanlah kursi roda.

Hebatnya lagi, sebelum sang isteri yang pura-pura cacat tadi datang, sepuluh hari sebelumnya atau sekitar akhir bulan Oktober 2008, Si Pejabat Negara yang liar berklenik tadi mengirimkan seorang dukun ilmu hitam untuk mendatangi rumah Sang Paranormal. Pura-pura membutuhkan tumpangan, sesama Orang Pintar tadi bertemu secara langsung dan akhirnya si dukun ilmu hitam diizinkan menginap.

Namanya ? Mirip nama ikan belut. Yaitu, Mbah …. (kepastiannya tidak bisa kami tuliskan disini).

Kabarnya, kedatangan itu untuk “mengamankan dan membuka jalan” bagi Sang Isteri agar aman bertemu leluasa dengan Si Paranormal. Si Pejabat Negara ketakutan jika bocor ke media massa.

Si isteri klenik ini, sempat membawa buah tangan parsel buah yang masing-masing buah diberi sepasang (dua buah). Bahkan si isteri klenik tadi, menjanjikan untuk memberi hadiah kain songket Kalimantan, sepulangnya dari kunjungan keluar negeri. Ia ingin datang kembali ke rumah Paranormal.

Tapi apa daya, KATAKAMI.COM mendapatkan bocoran mengenai semua itu secara gamblang dan tuntas. Betapa menyedihkan, jika ada umat beragama yang jatuh lebih percaya kepada kekuatan sihir dan ilmu klenik.

Informasi awal mengenai hal ini kami dapatkan dari laporan masyarakat.

Kemudian, dalam beberapa hari terakhir ini kami mengadakan investigasi mendalam dan mendapatkan hasil seperti ini. Sayang, cincin bertahtakan 44 butir berlian tadi sudah terlanjur dikembalikan kepada Si Pejabat Tinggi itu. Kalau tidak, kami sudah bermaksud untuk memotret cincin itu dan memasang gambarnya di layar KATAKAMI.COM.

Sang Paranormal sangat terkejut luar biasa ketika diberitahu oleh KATAKAMI.COM bahwa beberapa nama yang disebutkan isteri Pejabat Tinggi tadi, adalah Pejabat-Pejabat penting yang samasekali tidak bersalah kepada Pejabat klenik tersebut.

Berdasarkan panggilan moral untuk ikut berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara, kami membujuk Si Paranormal untuk mencabut dan memulihkan kembali semua “karya” dirinya selama sebulan ini kepada sejumlah Pejabat Tinggi negara.

Kebetulan, kami mengenal baik setiap nama yang dijadikan target sasaran. Terbayang wajah-wajah Para Pejabat Tinggi Negara itu, mereka sudah begitu tulus, iklas dan sangat berdedikasi untuk mengabdi kepada bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Semua orang tidak akan ada yang menyangka, kelakuan dari suami isteri klenik yang munafik ini. Bayangkan, beberapa orang yang mau dijatuhkan itu adalah “Orang Nomor Satu” di Jajaran mereka. Mohon maaf, untuk detailnya kami tidak bisa memuatnya disini.

Paranormal itu langsung bersedia untuk memulihkan segala sesuatu yang sempat ia buat agar menjadi “kusut dan tertutup”. Yang lebih mengejutkan, bukan cuma satu Paranormal, tetapi masih ada sederet Paranormal lain yang patut diduga dikerahkan oleh pasangan suami isteri klenik tadi untuk dijatuhkan.

Mengapa begitu sulit untuk memberikan penghargaan dan penghormatan kepada sesama Pejabat Tinggi Negara ? Mengapa sangat tak percaya kepada kekuatan Ilahi yang sangat murni dan agung nilainya ?

Dan menutup tulisan ini, pasangan suami isteri klenik tadi, mencantumkan juga dua orang wartawati yang masuk jadi target sasaran mereka. Biarlah cuma kami yang mengetahui kedua identitas wartawati tadi.

Kami pun sadar, betapa besar resiko mengungkapkan fakta dan hasil temuan investigasi kami. Seperti biasa, tindakan pengrusakan terhadap jaringan internet media kami, serta penyadapan liar berupa pencurian SMS-SMS akan semakin gencar dilakukan.

Que sera sera, What ever will be will be.

Biarlah terjadi, apa yang memang harus terjadi. Sebab kami, media yang memang menjunjung tinggi pentingnya faktor kepercayaan dari para PEMBACA. Sehingga, kebenaran akan selalu kami kemukakan.

Kami mempercayai kebenaran dari kalimat bijak ini, “Kebenaran ibarat air sungai yang mengalir, ia akan tetap mengalir walaupun dibendung sekeras apapun”.

Oh ya, kami hampir saja lupa menginformasikan berapa jumlah uang yang diberikan isteri Pejabat Negara tadi. Luar biasa … hanya Rp. 500 ribu.

Kami katakan kepada Sang Paranormal, “Uang Limaratus ribu itu terlalu kecil nilainya, untuk maksud dan tujuan yang sejahat ini. Tolong, jangan jatuhkan para Pejabat tadi. Mereka tidak bersalah. Kasihan, kalau harus diserang dan ditekan dengan beragam ilmu yang macam-macam. Tolong, tolong, tolong”.

Syukurlah, satu Paranormal bisa “kembali ke jalan benar” dan bisa diajak berpikiran waras demi kepentingan bangsa (MS)

07/06/2009

JK Nonton Sama Wartawan, Patut Dapat Diduga Sutanto, BHD, Gories Mere & BIN Justru Makin Kalap Menghajar Wartawan Yang Tak Bersalah

Filed under: bhd, BIN, GORIES MERE, katakami, news, polri, sutanto — katakaminews @ 20:54

poster-capres-2.jpg (418×604)




Jakarta 7/6/2009 (KATAKAMI) Hari Minggu ini, Capres dari Partai Golkar Muhammad Jusuf Kalla mengajak para wartawan untuk menonton film “CAPRES” Atau “Calo Presiden” di Bioskop Plaza EX Jalan Jenderal Sudirman Jakarta.


Bolehlah, ini sebuah langkah yang cantik dari seorang kandidat presiden yang dalam hitungan 30 hari ke depan akan bertarung di panggung Pilpres 2009.

Dan langkah itu sah-sah saja.


Hillary Rodham Clinton, semasa bertarung dengan rival beratnya Barack Hussein Obama, pernah berpura-pura menjadi pramugari dalam penerbangannya hanya untuk melayani para wartawan yang ikut dalam rombongannya.

Politik, memang harus cerdas dan memiliki berbagai inovasi yang mencari dan mengkristalkan dukungan rakyat lewat media massa. Dan itu hanya bisa dicapai bila masing-masing capres mampu mengambil “hati” pada wartawan.

Media massa, adalah mitra kerja dan sekaligus menjadi salah satu pilar demokrasi yang terkuat di negara manapun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dan jika ada yang cenderung menyalahkan media massa, jika ternyata ada capres yang terus menerus memasang iklan (apalagi jika iklannya yang itu-itu saja sehingga mengundang rasa MUAK), ya agak sulit kalau jurus yang mau dilakukan adalah jurus menuding dan menyalahkan secara pihak.

Biar bagaimanapun juga, semua media massa berbasis pada bisnis profesional sehingga capres atau parpol manapun yang memasang iklan secara komersial — dengan mengikuti aturan main yang diberlakukan perusahaan media — maka semua itu tak bisa digugat.

Kini tersisa waktu sekitar 30 hari untuk menyambut datangnya hajatan nasional Pemilu Pilpres 2009. Media massa menjadi salah satu media paling berjasa yang akan menyebar-luaskan seluruh perkembangan perpolitikan di Indonesia.


Hendaklah setiap pasangan Capres – Cawapres menyadari bahwa kerjasama dengan media massa harus dijalin dengan sebaik-baiknya.

Dan ketika semua pihak diharapkan menjalin kerjasama yang sebaik-baiknya dengan media massa, aneh jika ada pihak tertentu yang patut dapat diduga justru sangat ketakutan bila dikritik oleh media massa.

Salah satu bukti nyata misalnya, patut dapat diduga media kami dibungkam oleh tangan-tangan penguasa melalui aparat keamanan yang memiliki akses kepada peralatan teknologi. Dan patut dapat diduga, itu lantas disalah-gunakan dan justru didramatisir oleh oknum-oknum aparat keamanan itu sendiri, berkaitan dengan kepentingan mereka pribadi yang tidak kami akomodir.

Kami berbicara mengenai aksi sabotase yang patut dilakukan secara “berjamaah” oleh sejumlah perwira tinggi POLRI dan patut dapat diduga dilakukan juga oleh BADAN INTELIJEN NEGARA terhadap KATAKAMI.

Bayangkan, sudah hampir sebulan KATAKAMI hanya dibuat dan diizinkan memuat bagian JUDUL saja. Sedangkan, bagian utama TULISAN tidak bisa dimuat karena patut dapat diduga disabotase oleh sistem dan peralatan canggih dari masing-masing oknum pelaku.

Kami mengecam keras aksi sabotase yang sangat brutal, liar dan tidak bermoral ini.

Kampungan sekali dan sangat biadab. Patut dikecam dan dicibir secara hina karena memperlakukan media massa sangat buruk dan seenak jidatnya saja.

Aksi pengrusakan terhadap KATAKAMI telah secara resmi kami laporkan ke POLDA METRO JAYA tanggal 14 Januari 2009 dan tanggal 22 Januari 2009 Pemimpin Redaksi KATAKAMI Mega Simarmata telah menyampaikan keterangan sebagai SAKSI PELAPOR.


Aksi pengrusakan itu terjadi pasca pemuatan tulisan SUCIWATI berjudul, “MUNIR, CAHAYA YANG TAK PERNAH PADAM”.

Sebenarnya, aksi pengrusakan itu telah terjadi sejak awal KATAKAMI didirikan yaitu patut dapat diduga KOMISARIS JENDERAL GORIES MERE yang kalap kesetanan merusak karena merasa berbagai indikasi, data dan rahasia pelanggaran hukumnya dibeberkan di media kami.

Belakangan, patut dapat diduga ada 2 perwira tinggi POLRI berbintang 4 yang ikut euforia menyalah-gunakan kekuasaan atau pengaruh mereka yaitu Jenderal Sutanto dan Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan Jenderal Purnawirawan Sutanto.


Kami mengenal mereka secara baik. Tetapi patut dapat diduga, belakangan ada maksud dan tujuan yang ingin mengarahkan KATAKAMI agar menjadi corong bagi orang per orang yang berseteru dalam internal MABES POLRI.

Kubu Jenderal Sutanto, patut dapat diduga ingin menaikkan Komjen Jusuf Manggabarani dan menyingkirkan Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Kubu Komisaris Jenderal Gories Mere, patut dapat diduga ingin menyingkirkan para pengikut Jenderal Sutanto dan Jenderal Bambang Hendarso Danuri.

3391190_e3ea158fcd_s.jpg (129×180)

Sementara Jenderal Bambang Hendarso Danuri sendiri, patut dapat diduga merasa kesal atas kerasnya kritikan di KATAKAMi — terutama pemberitaan yang patut dapat diduga membeberkan kasus bandar narkoba Liem Piek Kiong alias Monas dan seputar perselingkuhan 2 oknum perwira tinggi yang bertugas di BIN – POLRI.

Selama beberapa bulan, patut dapat diduga kubu Jenderal Sutanto merasa mampu mendukung dan melindungi KATAKAMI tetapi dengan indikasi semua pemberitaan dikendalikan serta disesuaikan dengan kepentingan kelompok mereka sendiri. Waktu, tenaga dan seluruh perhatian kami, habis tersita hanya untuk meladeni agenda-agenda yang tersembunyi.

Seakan-akan, mendirikan situs itu murah dan tak berharga.

Seakan-akan, media massa itu cukup hanya dibayar dengan satu atau duajuta rupiah untuk bisa dikuasai secara total menyeluruh.

Apa yang kami alami dan ketahui selama ini, sudah sangat keterlaluan sekali !

Animated%20-%20Wolf.gif (240×316)3488845_459d3f2078_m.gif (235×248)

Tidak akan ada, media massa manapun di muka bumi ini yang mau dijajah, dikendalikan dan dikuasai sepihak untuk kepentingan oknum orang per orang. Itu juga yang terjadi selama 3 bulan pertama di tahun 2009 ini yaitu saat KOMISARIS JENDERAL GORIES MERE merasa sok bisa melindungi dan mendukung KATAKAMI dari aksi teror dan tekanan oknum lembaga intelijen tertentu yang kalap kesetanan menteror.

Boro-boro dilindungi dan didukung.

Habis-habisan, kami dikendalikan seenak jidat dari perwira tinggi yang patut dapat diduga merupakan pecandu dan pembeking mafia narkoba bersindikat internasional. Ingin dipuji dan dipuja untuk urusan terorisme agar AMERIKA SERIKAT & INDONESIA berbungkuk-bungkuk mengagumi manusia yang patut dapat diduga sangat liar kesetanan ini.

Selama 24 jam sehari, memantau semua gerak, kegiatan dan perjalanan kami. Seperti manusia yang menderita sakit keterbelakangan mental, jika melihat sosok yang patut dapat diduga berperilaku seperti perwira tinggi yang berasal dari Indonesia Timur ini.

Kasihan sekali, tak ada setitikpun rasa hormat yang bisa kami berikan saat ini.

Boro-boro kami hormat atau takut. Tak seujung kuku, kami merasa perlu menghormati atau merasa takut kepada yang bersangkutan. Sebab ka
mi tahu pasti, bagaimana memelas dan mengemis-ngemis perhatian kami selama hampir 3 tahun terakhir ini. Seakan menjadi lelaki yang kesepian dan tidak punya harga diri. Sok hebat tetapi patut dapat diduga disana-sini penuh dengan pelanggaran hukum.

Mau di Indonesia, di Korea Utara atau di Iran, dimanapun juga REZIM yang aparat keamanannya sangat brutal, liar dan kesetanan sangat kotor melakukan teror, tekanan, intimidasi, pelanggaran HAM, pelanggaran hukum & kejahatan kemanusiaan, maka sudah sepantasnya HUKUM bertindak.

Kasihan sekali !

Ada yang patut dapat diduga menjadi gelap mata karena takut kalah dalam pertarungan PILPRES kalau dikritik KATAKAMI. Ada yang mengamuk karena patut dapat diduga merasa bahwa sinyalemen “cintanya yang liar nan kotor bagaikan kotoran binatang”. Ada yang patut dapat diduga kesetanan balas dendam karena diberitakan BERSELINGKUH (padahal memang benar perselingkuhan itu ada karena kami saksi hidupnya). Ada yang merasa kehilangan corong yang murah meriah untuk menyodok pihak lain.

Jahanam yang paling biadab adalah jahanam yang membungkam media massa dengan menyalah-gunakan kekuasaan dan kewenangannya.

Makan tuh kekuasaan !

Semakin banyak orang akan mentertawakan. Anda, berperilaku buas kepada seorang wartawati, hanya karena urusan pribadi yang tak pantas dan tak bermoral.

Malu dong !

Ngaca sedikit.

Media kami bukan milik nenek moyang anda. Makan itu uang sejuta dua juta, dan jangan pikir kami sudi disumpal dengan uang sejuta dua juta untuk menjadi budak jajahan yang dikendalikan seenak jidat anda dan kelompok anda.

ji.jpg (300×200)

Kemarahan kami sudah sangat dalam sekali. Ingat, di tangan kami ada 2 kaset yang berisi rekaman liar presentrasi SAUDARA GORIES MERE yang isinya menuduh MILITER INDONESIA menjadi dalang dari seluruh peledakan bom di Indonesia, menuduh beberapa JENDERAL TNI terlibat dalam organisasi teroris AL JAMAAH AL ISLAMYAH dan mengejek secara sadis bahwa POLISI INDONESIA GOBLOK-GOBLOK.

Jika kami uraikan semua isi kaset rekaman itu, maka patut dapat diduga POLRI akan geger dan menanggung malu yang luar biasa.

Jika kami buka dan bongkar kaset rekaman itu maka patut dapat diduga JENDEARL POLISI SUTANTO & JENDERAL BAMBANG HENDARSO DANURI pantas untuk ditangkap dan dipenjarakan sebab keduanya membiarkan seorang perwira tinggi merekasecara sengaja melakukan penghinaan didepan khalayak umum, terutama menjatuhkan martabat dari INSTANSI lain.

Mengapa ?


Sebab, keduanya telah secara langsung mendapatkan kaset rekaman itu sejak 2 tahun yang lalu tetapi tidak melakukan tindakan apapun juga. Bahkan, Saudara SUTANTO justru menaikkan pangkat dan jabatan dari perwira tinggi yang mulutnya sangat berbahaya dan kotor bagaikan sampah yaitu Saudara GORIES MERE.

Saudara SUTANTO pantas diseret ke muka hukum, jika kaset itu bocor ke tengah masyarakat. Sebagai Kapolri yang saat itu menjabat, harusnya ia memberikan tindakan tegas tetapi patut dapat diduga anggota tim sukses SBY ini justru ketakutan kepada GORIES MERE.

Ada apakah gerangan ?

Benarkah bahwa patut dapat diduga ada REKAMAN VIDEO pribadi dari figur SUTANTO yang ada di tangan GORIES MERE ? Ini yang disampaikan seorang perwira tinggi kepada sejumlah wartawan bahwa patut dapat diduga ada rekaman video pribadi dari Sutanto yang menjadi “kartu truf” di tangan GORIES MERE.

Jangan main-main terhadap kami, ya !

Jangan lupa diri dan jangan sok jago !

Ingat, sekali saja kami kehilangan kesabaran maka POLRI harus bersiap-siap untuk menghadapi guncangan yang sangat berat luar biasa karena akan dihujat semua pihak bila kaset itu dibeberkan.

Apa hak anda melakukan sabotase ? Kambingpun tidak akan ada yang mau, kalau mereka dijajah dan diperlakukan secara tidak pantas.

Apalagi JURNALIS YANG INDEPENDEN !

Keterlaluan, sudah benar-benar keterlaluan anda-anda itu. Sangat tidak bermoral dan memalukan. Ngaca dong ! Ngaca … ! Kami tahu bahwa posisi kami dalam jalur yang kuat dan benar. Sehingga, yang dapat dilakukan untuk menghambat dan “BALAS DENDAM SECARA SESAT” hanyalah dengan cara-cara yang tidak bermartabat dan melanggar hukum seperti ini.

Masak tidak malu, menghadapi seorang wartawati yang kawakan dan memegang sejumlah rahasia penting, terpaksa ramai-ramai pakai “tangan besi” yang serba kotor. Terutama anda, GORIES MERE. Kasihani diri anda, tidak seujung kuku anda pantas dihargai dan dihormati.

Pertanggung-jawabkanlah terlebih dahulu semua pelanggaran hukum dan dosa-dosa anda kepada INDONESIA yang sangat merugikan bangsa, negara dan rakyat INDONESIA. Manusia apa anda itu, karena patut dapat diduga sudah sangat terbiasa MENCARI MAKAN lewat cara yang salah dan kotor penuh kebusukan yang hina.

Setengah tahun, kami menjadi korban kesewenang-wenangan yang sudah tak pantas lagi didiamkan.


(MS)

06/06/2009

Antara Nicolas Sarkozy, Peringatan 65 Tahun D-Day & Kontroversi Musibah Air France 774

Filed under: air france 774, katakami, news, nicolas sarkozy — katakaminews @ 18:09

obama_sarkozy_dday.jpg (225×202)

Jakarta 6/6/2009 (KATAKAMI) Rasanya penasaran juga, apakah Presiden Nicolas Sarkozy akan menyambut tamu kehormatan negaranya yaitu Presiden ke-44 AS Barack Hussein Obama.


Seperti yang dilaporkan Radio Voice Of America (VOA), Presiden Barack Obama telah tiba di Perancis dimana ia akan menghadiri perayaan 65 tahun D Day yakni hari kemenangan tentara sekutu atas Nazi Jerman di Perancis pada Perang Dunia II. Presiden Obama tiba di Paris dari Jerman dimana ia meninjau kamp konsentrasi Buchenwald yang disebutnya sebagai bukti mutlak bagi mereka yang menolak adanya Hollocaust.


Sementara menurut laporan Radio Nederland Belanda, Hari ini di Normandi, Perancis memperingati D-Day yaitu tepat 65 tahun yang lalu atau 6 Juni 1944, pasukan sekutu mendarat di pantai Perancis untuk membebaskan Eropa Barat. Setahun kemudian berakhirlah Perang Dunia Kedua. Upacara peringatan ini dihadiri antara lain oleh Presiden Amerika Barrack Obama, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Perdana Mentri Kanada Stephen Harper, Perdana Mentri Inggris Gordon Brown dan Putra Mahkota, Pangeran Charles. Puluhan veteran juga mengikuti upacara di Pantai Omaha, di mana banyak serdadu Amerika tewas. Sekitar setengah juta orang tewas baik di pihak sekutu maupun Jerman pada D-Day.

Bertepatan dengan peringatan 65 tahun Normandi, laporan Radio Nederland juga menyebutkan bahwa Perancis mengirim kapal selam nuklir ke Samudra Atlantik untuk mencari bangkai pesawat milik Air France yang hilang Senin lalu. Kapal tersebut dilengkapi dengan alat deteksi yang bisa digunakan untuk mencari kotak hitam pesawat. Kotak dengan berbagai data tentang penerbangan itu terus mengirimkan signal selama tiga puluh hari. Sampai saat ini upaya pencarian terhadap sisa-sisa pesawat masih terus dilakukan. Cuaca buruk menyulitkan upaya pencarian. Pengadilan Prancis secara resmi memulai penyelidikan tentang siapa yang bertanggung jawab terhadap kecelakaan yang menewaskan 228 penumpang tersebut. Media Prancis menyatakan kemungkinan pilot melakukan kesalahan. Mereka diduga terbang terlalu rendah dan lambat padahal cuaca sangat buruk.

PH2009060101069.jpg (228×118)

Musibah Air France 774, dapat didpahami merupakan pukulan yang sangat berat bagi dunia penerbangan Perancis, dan bagi Pemerintah serta seluruh rakyat Perancis.

Semua pihak tentu menyambut baik, dikirimkannya armada kapal selam nuklir untuk mencari bangkai pesawat Air France itu. Masih ada waktu sampai 30 hari setelah kecelakaan, dimana sinyal dari kotal hitam dimungkinkan untuk terdeteksi secara akurat.

Perancis, sesungguhnya adalah sebuah negara yang sangat cermat dan selalu mengambil hikmah dibalik musibah apapun yang terjadi di negara lain agar jangan terulang atau terjadi di negara mereka.


Tahun 2002, Pemimpin Redaksi KATAKAMI Mega Simarmata diminta untuk mengkoordinir undangan dari AIR FRANCE kepada sejumlah wartawan senior di Indonesia untuk mengunjungi Bandara Charles De Gaulle. Ada apakah gerangan ?

Pasca serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, maka Pemerintah Perancis memutuskan untuk mengubah secara total sistem pelayanan dan pengamanan di Bandara Internasional Charles De Gaulle. Dari mulai jarak antara pintu masuk ke meja pendaftaran, sistem keamanan di bagasi dan segala sesuatu yang rawan untuk ditembus ancaman terorisme, dieliminir oleh Pemerintah Perancis dari potensi serangan radikalisme yang mematikan.

tour_eiffel_animated.gif (112×200)paris-animated.gif (138×104)

Artinya, Perancis tidak pernah mau untuk kecolongan dan terlihat betul sangat serius untuk melindungi rakyat mereka. Serta, melindungi setiap wisatawan atau pelancong mancanegara yang datang ke Perancis.

Undangan dari Pemerintah Perancis tahun 2002 itu, menjadi sebuah ironi yang ikut membuat hati kami bersedih jika di pertengahan tahun 2009 ini, Perancis justru mendapatkan sebuah cobaan yang cukup berat — dimana maskapai penerbangan mereka bisa terjun bebas tanpa tanda-tanda mencurigakan.

Sialnya, media setempat (Perancis) belum apa-apa sudah latah menyalahkan kapten pilot yang menerbangkan pesawat itu dari Rio De Janeiro (Brazil).

Seakan-akan, media Perancis sudah tak sabar untuk segera menghajar apapun dan siapapun yang layak dijadikan kambing hitam. Ini sebuah keprihatinan yang pantas dikoreksi.

Berikan dulu waktu dan kesempatan kepada semua aparat yang terkait untuk mendalami dan memeriksa seluruh peluang yang dapat memberikan petunjuk awal bagi terungkapnya latar belakang yang sesungguhnya terkait musibah jatuhnya pesawat Air France 774.


Apakah akan sebodoh itu seorang kapten pilot, terbang rendah atau terbang pelan, ditengah badai tropis ? Dan kata siapa, atau apa buktinya, jika pesawat itu terbang rendah atau juga terbang pelan, di tengah badai tropis ? Data apa, dan rekaman apa, yang dapat membuktikan hipotesa bahwa kapten pilot Air France 774 bertindak bodoh, salah dan gegabah dalam menerbangkan pesawat naas itu ?

Jika memang ada data, bukti dan rekaman yang otentik bahwa musibah itu disebabkan human error, maka harusnya dari detik pertama kecelakaan, Pemerintah Brazil dan Perancis telah mengumumkan secara resmi kepada dunia internasional bahwa musibah itu disebabkan karena HUMAN ERROR atau kesalahan manusia.

Animal_pilot.gif (256×157)Air_force_pilot.gif (133×120)

Media barat, khususnya media di Perancis, harus banyak menahan diri dalam melepaskan pemberitaan yang tendensius terkait musibah ini. Tidak manusiawi jika belum apa-apa, sudah menyalahkan dan menghajar habis-habisan kapten pilot yang justru ikut menjadi korban.

Semua pihak tetap mendukung langkah konkrit dari Pemerintah Brazil dan Perancis dalam menangani musibah ini. Negara-negara yang terpandang seperti Brazil dan Perancis, pasti akan menangani musibah ini dengan sebaik-baiknya. Cara mereka memperlakukan keluarga korban dari awal kecelakaan saja, sudah terlihat sangat profesional dan bertanggung jawab.

Sehingga, langkah-langkah selanjutnya hampir dapat dipastikan, akan tetap profesional dan bertanggung-jawab.

France-French-National-Flag-LH.gif (114×101)Brazil%20Flag%20Animated.gif (132×90)

Pemerintah Brazil dan Perancis, diharapkan juga tidak perlu ragu-ragu untuk melibatkan negara lain atau meminta pertolongan secara resmi kepada pihak manapun yang dirasakan sangat berguna untuk dilibatkan dalam upaya pengusutan.

Bukalah semua kemungkinan kerjasama secara internasional.

Bukalah semua kemungkinan mengenai potensi penyebab kecelakaan itu.

Dengan sepenuh hati, disampaikan belasungkawa dan solidaritas yang sangat tulus kepada Perancis dalam menghadapi musibah ini. Anda tidak sendiri dalam menghadapi musibah yang sangat menyedihkan ini.

Perancis, sebagai negara yang terberkati oleh Tuhan, akan senantiasa mendapatkan bimbingan dan perlindungan.

Sabar, sabar dan bersabarlah selalu dalam duka yang sepahit apapun.


(MS)

03/06/2009

Misteri Dibalik Musibah Pesawat Air France 774, Inikah Teror Gaya Baru ?

Filed under: air france 774, barack obama, katakami, news, nicolas sarkozy, world news — katakaminews @ 21:35

DIMUAT DI WWW.KATAKAMINEWS,WORDPRESS.COM dan WWW.BLOGSKATAKAMI.VOX.COM dan WWW.KATAKAMIX.BLOGSPOT.COM

Jakarta 3/6/2008 (KATAKAMI) Dua hari mengikuti perkembangan tentang musibah jatuhnya pesawat JET AIR FRANCE di samudera Atlantik, membuat perasaan kita menjadi ikut tersentuh dan larut dalam kedukaan itu.

Musibah ini mengingatkan pada “nasib” sektor perhubungan Indonesia yang relatif lebih buruk dan apes karena kecelakaan pesawat udara termasuk sering terjadi.

Yang kira-kira sewarna, senasib dan sepenanggungan dengan musibah di samudera Atlantik itu adalah pesawat Adam Air KI 574 jurusan Surabaya – Manado yang “nyungsep” terjun bebas di laut Majene Sulawesi Tengah pada tanggal 1 Januari 2007.

Adam Air yang bernasib naas itu, sebenarnya bertolak dari Jakarta tetapi transit di Surabaya. Sebelum tiba di Manado, Adam Air hilang dalam penerbangan. Black box atau kotak hitam berhasil diketemukan 7 bulan kemudian yaitu tanggal 28 Agustus 2007.

Dan akhirnya, musibah yang menekan korban jiwa 96 orang ini, diumumkan penyebab kecelakaannya oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi.

Patut dapat diduga, hasil temuan KNKT ini sangat tidak manusiawi dan tidak bijaksana sebab dengan enaknya saja menyalahkan kapten pilot Refri A Widodo. Dalam dokumentasi resmi, disebutkan bahwa nama Yoga bertindak sebagai Co-Pilot padahal teknisnya Yoga bukan seorang Co-Pilot. Dan publik di tanah air sempat dikejutkan saat beredarnya rekaman pembicaraan terakhir di kokpit pesawat itu.

Awalnya, pemerintah — khususnya KNKT — sempat membantah dan “sok tahu” bahwa seolah-olah ada pihak tertentu yang mencoba mendeskreditkan. Tetapi gencarnya media massa memberitakan dan mendorong perlunya menyikapi permasalahan ini dengan serius, akhirnya KNKT mengakui bahwa rekaman itu adalah rekaman asli.

Dari rekaman itu bisa didengarkan bahwa TIDAK BENAR kapten pilot Refri A. Widodo gagal mengatasi situasi. Intonasi suara yang terdengar dari pilot senior ini tetap konsentrasi menguasai kokpit dan yang “gelagapan” justru si Co-Pilot gadungan. Bahkan dalam rekaman itu bisa diketahui, bagaimana heroiknya sang kapten pilot menyeimbangkan kemampuan terbaiknya sebagai seorang penerbang untuk memadukan antara kemampuan teknis dengan keberserahan kepada Sang Khalik.

Diantara kata-kata Mayday Mayday (seruan SOS untuk meminta pertolongan), kapten pilot Refri A. Widodo terdengar begitu pasrah berserah dengan mengucapkan “Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar”.

Detik terakhir — sebelum nyemplung ke dasar lautan — ungkapan sangat mengharukan yang mengatakan “Allahu Akbar” dari kapten pilot Refri A. Widodo masih tetap terdengar. Hingga akhirnya, dalam rekaman itu terdengar BLEP.

Lantas, sunyi senyap !


Lalu, jika kita membayangkan musibah di samudera Atlantik dua hari lalu, Pesawat Airbus 330-200 Air France dengan nomor penerbangan (FLIGHT 447) jatuh dan menewaskan seluruh awak pesawat dan penumpangnya yang berjumlah 228 orang.

Bertolak dari Rio De Janeiro hendak menuju Paris, pesawat kehilangan kontak dengan menara kontrol. Data mencatat, pesawat naas ini take-off atau lepas landas pada pukul 19.00 waktu setempat. Dan diperkirakan pada jam dimana mereka hilang, sedang diatas samudera atlantik.

160_ap_plane_search_090602.jpg (160×120)

Beberapa jam kemudian, Angkatan Bersenjata Brazil berhasil menemukan kepingan logam dan sebuah kursi pesawat di titik 650 km sebelah utara dari Pulau Fernando de Noronha diatas Samudera Atlantik.

Brazil memang terlihat sangat “terpukul” atas musibah tetapi begitu sigap dan sangat membanggakan dari sisi kepekaan situasi yang memprihatinkan itu. Angkatan Bersenjata mereka (gabungan Angkatan Udara dan Angkatan Laut) bahu membahu dengan kekuatan penuh untuk mencari.

Walau diyakini bahwa “sangat amat kecil kemungkinan” ada penumpang yang bisa selamat, tetapi Pemerintah Brazil sangat cepat bertindak dan turun ke lokasi dalam hitungan yang tidak harus menunggu hari-hari berikutnya.

(Bandingkan dengan PEMERINTAH INDONESIA saat Kapal Motor tenggelam di Laut Majene pada Sabtu malam, secara resmi atau OFFICIAL pengerahan bantuan TIM SAR dan TNI AU baru diperintahkan turun ke lokasi setelah 4 hari kemudian. Memalukan sekali karena tidak ada rasa iba dan tanggung-jawab atas nasib rakyatnya yang megap-megap di laut lepas, persis di lokasi tempat jatuhnya pesawat ADAM AIR).

amd_obama_portrait.jpg (240×328)


Dan kembali pada musibah jatuhnya Pesawat AIR FRANCE di Samudera Atlantik, ini sebuah tragedi yang pasti sangat memukul perasaan Presiden Nicolas Sarkozy dan seluruh rakyat Perancis. Hanya beberapa hari sebelum peringatan 65 Tahun penyerangan D-Day untuk mengenang pendaratan Normandy.

Presiden AS Barack Hussein Obama dijadwalkan akan ikut menghadiri peringatan yang sangat TERHORMAT itu.

Ada sebagian kecil pihak di Indonesia yang ujug-ujug alias tiba-tiba menjadi lancang mulutnya dengan mengatakan bahwa ini seakan pelajaran untuk pihak “Eropa” yang mencekal Maskapai Penerbangan GARUDA INDONESIA yang dicap sangat amat buruk tingkat keselamatannya (akibat seringnya terjadi musibah kecelakaan).

Sebaiknya, kita semua tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, tidak menjadi manusia-manusia yang berdarah dingin. Ada musibah yang sangat memilukan, sangat tidak masuk diakal kalau kita justru mengejek dengan gaya culas “Rasain Lu !”.

Jangan, kita jangan menjadi manusia yang tidak berakal, tidak berbudi dan tidak berperasaan.

airfrance-rio2parisflight.jpg (200×240)


Pertanyaannya sekarang adalah MISTERI apa yang ada dibalik musibah jatuhnya pesawat JET AIR FRANCE di atas Samudera Atlantik ?

Benarkah hanya semata-mata karena terkena sambaran petir maka pesawat Air France itu terjun bebas menukik tanpa malu-malu ke dasar Samudera Atlantik ?

Oke, jika musibah itu diperkirakan akibat SAMBARAN PETIR, maka yang harus dipertanyakan kemudian adalah … siapa saksi mata yang mendokumentasikan proses SAMBARAN PETIR itu terhadap pesawat AIR FRANCE ?

Oleh karena posisinya sedang mengudara di langit lepas sangat tinggi, dapat dipastikan tidak akan ada SAKSI MATA.

Nah, kalau tidak ada saksi mata, apakah ada Armada Perang Negara Tertentu, Menara Mercu Suar atau Kecanggihan Teknologi apapun yang pada saat itu secara “TIDAK SENGAJA” merekam data sinyal yang masuk. Bahkan kalau bisa, bukti audio lainnya yang bisa menjadi ENTRY POIN untuk menelusuri musibah ini.

Sampai dengan saat ini, semua kesulitan memberikan penjelasan kepada KELUARGA KORBAN dan publik — lewat kalangan media massa yang memonitor langsung penanganan musibah ini –.

Sejak pesawat landas, disebutkan semua dalam keadaan baik dan layak terbang. Pilot juga disebutkan pilot penerbang yang sangat berpengalaman. Dari kontak terakhir, tidak terdengar atau tidak diterima permintaan SOS yang menandakan adanya situasi darurat didalam pesawat.

airplane5.gif (150×125)

Ada apa sebenarnya ?

Penghargaan yang setulus-tulusnya harus disampaikan kepada Pemerintah Brazil dan Pemerintah Perancis. Luar biasa, mereka begitu terbuka dan secara profesional sangat cekatan menampung seluruh keluarga korban. Sebagian besar, diberi pengingapan yang sangat layak di sekitar Bandara Charles De Gaulle. Sambil semua APARAT turun tangan mencari korban dan mengatasi situasi, Pemerintah Perancis bahkan sudah mengajak keluarga korban untuk melakukan hening cipta dan menggelar upacara keagamaan. Presiden Sarkozy ikut hadir dalam upacara keagamaan itu.

Ini sangat menyentuh hati.

Dengan segala hormat yang bisa disampaikan kepada kedua PEMERINTAHAN yang terkait dalam musibah ini yaitu Pemerintah Brazil dan Pemerintah Perancis, ada sebuah masukan yang baik untuk dipertimbangkan.

Musibah yang sangat “tak terduga dan mengejutkan ini” benar-benar sangat berguna untuk menjadi pembelajaran bagi semua negara yang memiliki Maskapai Penerbangan. Sehingga, tanpa bermaksud untuk mencampuri urusan dalam negeri dari kedua PEMERINTAHAN itu maka ada baiknya mereka membuka diri untuk masuknya tim atau utusan dari negara lain yang dianggap kapabel untuk memecahkan misteri ini.

Tidak ada tanda-tanda kerusakan. Tidak ada tanda-tanda terjadinya cuaca buruk. Tidak ada referensi yang lemah atau buruk dari kapten pilot. Tapi mengapa, pesawat itu bisa secara tiba-tiba “nyungsep” terjun bebas seperti burung yang terbang diudara tetapi tiba-tiba terkena tembakan.

Burung saja, kalau misalnya ia sedang terbang tinggi di udara dan sekonyong-konyong ditembak secara misterius. Dari proses penembakan (yang sudah pasti akan berbunyi tarikan pelatuk senapannya), bunyi lain yang dimungkinkan terdengar adalah saat si burung tercampak tubuhnya ke atas tanah.

Selain faktor cuaca dan human error, bukalah semua celah untuk mengantisipasi apakah ada kemungkinan unsur terorisme dalam skup “kecil” — artinya tidak separah serangan 11 September 2001 — tetapi mampu membuat sebuah manuver kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang didalam pesawatnya.

Teroris itu tidak bodoh !

Setelah hampir 8 tahun (pasca serangan 11 September 2001), tidak ada negara-negara di dunia ini yang akan meloloskan benda-benda tajam, sendok dan garpu dari bahan logam, cairan-cairan atau hal-hal sepele yang bisa masuk seenaknya ke dalam pesawat. Semua disterilkan untuk mencegah terulangnya tragedi kemanusiaan yang tidak beradab tahun 2001. Sehingga, yang perlu disadari disini adalah seribu satu macam modus operandi dan beraneka ragam alat teknologi bisa dimodifikasi kalangan teroris untuk melakukan “silent operation”.

Kalau ditanyakan, apa gunanya menjadikan sebuah pesawat terbang Maskapai Perancis sebagai target sasaran ? Atau, ada kepentingan apa dengan Brazil sehingga musibah ini terjadi pada pesawat yang lepas landas dari wilayah yang otoritasnya dibawah Pemerintahan Brazil ?

Patut dapat diduga, bisa saja ini bukan ditujukan kepada Brazil Perancis atau AS misalnya (sebab dari daftat penumpang, warga negara AS hanya 2 orang).


Tetapi, yang namanya teroris, patut dapat diduga memang memilki tabiat yang SOK MILITERISTIS atau “memiliterkan” kelompok mereka yaitu sebelum dilakukan serangan yang sesungguhnya maka mereka memerlukan uji coba atau test case.

Dari analisa yang dikembangkan dengan melebarkan “sayap-sayap pikiran” dalam mencari alternatif hipotesa, maka latar belakangnya bisa bermacam-macam.

Misalnya, bisa saja ada kelompok teroris paling terkenal lagi punya “mainan baru” yang dibeli di pasar gelap internasional yaitu mainan baru teknologi yang mampu mengacak dan merusak sistem navigasi secara tiba-tiba dari jarak dekat. Dan patut dapat diduga, mereka sudah memperhitungkan dan mengetahui bahwa reaksi dari dan pengacakan dan pengrusakan sistem navigasi (radar) itu dalam hitungan detik akan memicu munculnya percikan api di kokpit pesawat.

animated_-_question_mark01.gif (181×222)

Lalu, dalam hitungan sepersekian detik, percikan api itu ampuh membakar secara cepat luar biasa seluruh sistem dalam pesawat. Pada proses inilah, patut dapat diduga bisa menimbulkan guncangan yang sangat hebat. Seolah-olah terkena sambaran petir. Padahal kilatan cahaya yang menerpa seluruh tubuh pesawat justru karena terbakarnya secara cepat sistem yang ada.

Jangan pernah meragukan tingkat radikalisme kelompok teroris manapun.

Mereka pasti sudah tahu, mustahil membawa senjata, bom atau bahan peledak apapun lagi ke Bandar Udara. Apalagi ke dalam pesawat ! Lalu, apa temuan terbaru dan kreativitas yang bisa membuat teroris bisa tetap “EKSIS” ?

Dulu saja, sulit dideteksi serangan-serangan dari kalangan teroris ini.

Apalagi sekarang, setelah 8 tahun kejadian serangan 11 September ! Apalagi sekarang, teroris akan mencari cara-cara paling canggih untuk menggiring aksi terorisme itu ke tingkat keberhasilan yang gemilang yaitu tidak bakal ketahuan.

Oleh sebab itu, bukalah mata dan telinga.

Dengarkan, amati dan analisa semua hal yang akan mengarahkan langkah-langkah investigasi kepada titik terang yang diharapkan. Pemerintah Brazil dan Pemerintah Perancis, tidak perlu ragu atau sungkan membeberkan kepada DUNIA jika seandainya memang terdeteksi ada indikasi serangan terorisme.

Terorisme, bukan lagi didominasi dengan serangan-serangan bom. Gaya-gaya lama pasti sudah mereka tinggalkan. Nah, yang harus diantisipasi adalah gaya-gaya baru kalangan terorisme ini dalam melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM Berat.

Tidak tertutup kemungkinan bahwa patut dapat diduga kelompok tetroris AL QAEDA terkait dibelakang kecelakaan pesawat Air France ini.

Melihat cara-cara Al Qaeda melakukan serangan teroris diseluruh dunia selama 8-10 tahun terakhir ini, mereka bisa lakukan tindakan tak terduga yang sadis luar biasa.

candle1ani.gif (300×300)

Seraya mengirimkan “doa” untuk kebahagiaan seluruh arwah yang menjadi korban dalam musibah ini, semua pihak diharapkan lebih waspada dan tidak lengah terhadap ancaman terorisme.

Sebab, otak dari para teroris sepertinya patut dapat diduga memang mengalami guncangan atau keretakan sehingga untuk membunuh orang lain … rasanya kok semudah membalikkan telapak tangan.

Jadi, waspadalah, waspadalah, waspadalah !!!

Dan jangan pernah ragu untuk tetap menjalin kerjasama dalam memerangi semua tindakan yang membahayakan kehidupan dan semua sisi kemanusiaan.

Hand in hand together !

(MS)


31/05/2009

"FROM MOMMY WITH LOVE AND KISS"

Filed under: news — katakaminews @ 11:37

PUISI KIRIMAN PEMBACA KATAKAMI

For You Vier, UNFORGETTABLE !

Filed under: news — katakaminews @ 11:34

Older Posts »

Blog di WordPress.com.